Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Oleh:
Alif Noor Hidayati
Dua tahun terakhir ini kita begitu disibukkan dengan urusan seputar pandemi Covid-19. Pandemi yang datang tiba-tiba dan memiliki dampak signifikan atas kehidupan manusia. Pandemi yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2 ini menyebabkan perubahan pola hidup manusia karena daya infeksi virus yang menyebabkan sakit, baik ringan sampai berat bahkan hingga kematian. Apalagi covid-19 masuk ke tubuh manusia melalui organ vital yaitu saluran pernafasan. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir muncul varian virus tersebut yang memiliki data tular lebih tinggi dan menginfeksi lebih kuat. Seperti apa virus Covid -19 ini, struktur dan pola kerjanya, mutasinya, akan kita bahas berikut ini.
Virus Covid-19 sebagaimana virus pada umumnya memiliki ukuran yang sangat kecil dengan struktur yang sederhana. Lebih kecil dari bakteri, virus hanya berukuran sekitar 20 nm-300 nm (1 nm = 1×10-9 m). Makhluk ini bahkan tidak memiliki organela sel. Virus dibentuk oleh sebuah partikel yang disibut virion yang mengandung DNA atau RNA saja tetapi tidak keduanya. Terbungkus dalam kapsid yaitu lapisan pelindung terdiri atas protein, lipid, glikoprotein atau kombinasi ketiganya.
Virus merupakan parasite obligat intraseluler, dapat hidup dan memperbanyak diri di dalam sel organisme yang lain yaitu nukleus, situplasma atau di dalam keduanya. Tidak mengadakan kegiatan metabolisme jika berada di luar sel hidup. Setelah memasuki sel atau jaringan tubuh makhluk hidup, proses hidupnya akan mengganggu metabolisme atau bahkan merusak sel atau jaringan inangnya hingga menyebabkan penyakit. Virus dapat dikristalkan, namun masih memiliki sifat patogen bila menginfeksi ke organisme hidup. Makhluk hidup yang dapat menjadi inang virus bisa berupa tumbuhan, hewan, dan juga manusia.
Bentuk-bentuk Virus
Ada berbagai jenis virus, antara lain berbentuk T, batang, polyhedral, oval, dan bulat seperti matahari. Virus berbentuk T dikenal sebagai bakteriofage atau fage. Jenis ini hidup dan berkembangbiak pada bakteri Escherichia coli.
Ada juga bentuk batang kumparan, seperti Tobacco Mozaic virus (TMV) hidup dan berkembang biak pada tanaman tembakau. Virus yang berbentuk polyhedral, seperti adeno virus menyebabkan demam. Virus berbentuk oval menyebabkan penyakit rabies. Bentuk bulat/corona dimiliki oleh virus penyebab influenza, HIV, Ebola dan Covid-19.
Struktur Virus
Meskipun amat kecil, virus juga memiliki struktur tubuh yang khas, berupa:
1) Pembungkus atau selubung (kapsid). Fungsi dari kapsid adalah melindungi materi inti yang berupa asam nukleat; 2) Bahan inti pada virus adalah asam nukleat , yang dapat berupa DNA atau RNA. Asam nukleat ini berfungsi mengendalikan aktivitas replikasi; 3) Kepala, yang tersusun dari nukleokapsid dan berbentuk polyhedral, di sebelah dalam terdapat asam nukleat dan di luar tersusun dari kapsid; 4) beberapa jenis virus memiliki bagian lain, seperti selubung virus ( envelope) atau membrane yang menyelubungi kapsid yang berasal dari membrane sel inang. Envelope berfungsi membatu infeksi sel inang dan membawa beberapa molekul enzim.
Karakteristik Virus SARS COV 19
Virus Corona memiliki ciri sebagaimana virus yang lainnya. Beberapa jenis virus Corona bersifat pleomorfik dengan kecenderungan bulat. Memiliki diameter rata-rata partikel 125 nm dengan struktur yang khas berupa amplop dan tonjolan seperti paku. Amplop pada struktur virus Corona adalah lapisan lipid ganda yang terdiri atas protein penyusun membrane (M), envelope (E) dan spike (S). Protein E dan M sangat penting dalam membentuk selubung dan mempertahankan struktur virus Corona.
Struktur virus Corona rata-rata memiliki 74 S di permukaanya. Dalam amplop tersimpan protein nukleokapsid (N) yang melindungi informasi genetik RNA virus. Amplop, M dan N melindungi virus Corona saat berada di luar inang.
Klasifikasi Virus Corona
Saat ini ada empat subkelompok utama virus Corona di lingkungan yaitu alfa, beta, gamma, dan delta. Selain itu, ada tujuh tipe virus corona yang dapat menginfeksi manusia, yaitu 1) 229E (alpha corona virus); 2) NL63 (alpha coronavirus); 3) OC43 (beta coronavirus); 4) HKU1 (beta coronavirus); 5) MERS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan MERS); 6) SARS –CoV (beta coronavirus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut parah (SARS); 7) SARS-CoV-2 (Covid-19) yang menyebabkan pandemic global sejak tahun 2019 hingga sekarang
Varian Covid-19
Virus SARS CoV-2 atau yang lebih kita kenal sebagai Covid-19 muncul sejak tahun 2019 di Wuhan China. Virus tersebut berkembang biak pada manusia dan seiring berjalannya waktu telah menunjukkan munculnya berbagai varian. Berbagai varian Covid-19 yang dikonfirmasi WHO untuk diwaspadai adalah:
- Varian Alpha (B117)
Kasus varian Alpha pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020. Varian ini diketahui lebih cepat menular, menyebar dan lebih mampu menembus sistem kekebalan tubuh manusia. Berbagai laporan menunjukkan pasien Covid-19 yang terinfeksi virus ini menunjukkan gejala lebih parah. Pada orang yang telah mendapat vaksin Covid-19, gejala infeksi virus ini terlihat lebih ringan.
- Varian Beta (B. 1.351)
Kasus varian Beta pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada bulan Mei 2020. Varian ini juga diketahui lebih menular antar manusia, dan memiliki gejala mirip dengan gejala Covid-19 secara umum. Meski keparahan infeksi secara umum lebih berat, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi orang yang telah mendapatkan vaksin covid-19, menunjukkan gejalanya lebih ringan
- Varian Gamma (P.1)
Kasus varian Gamma pertama kali ditemukan di Brazil pada bulan November 2020 dan di Jepang. Meski jenis mutasinya berbeda dengan varian lainnya, virus Corona varian Gamma diketahui dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan varian lain seperti varian Beta.
Hingga saat ini efektifitas vaksin Covid-19 terhadap varian Gamma ini masih belum jelas diketahui dan masih terus diteliti.
- Varian Delta (B. 1617.2)
Pertama kali kasus terinfeksi Corona virus varian delta (B1617.2) muncul di India pada bulan Oktober 2020. Virus ini disinyalir sebagai salah satu penyebab gelombang tsunami Covid 19 yang meluas dan lebih parah. Dengan kemampuan menular lebih cepat menyebabkan laju jumlah penderita meninggi dalam waktu relatif singkat. WHO menetapkan varian Delta dalam kelompok VoC pada 11 mei 2021. Memiliki tingkat penularan 30-100% lebih mudah menular dari varian Alpha. Tingkat keparahah infeksi menunjukkan potensi peningkatan risiko dibutuhkan rawat inap hamper dua kali lipat dari varian Alfa. Setidaknya sudah 74 negara telah terinfeksi varian Delta sejak awal ditemukan kasus ini hingga Juni 2021. Beberapa penelitian menunjukkan kemampuan varian Delta menyebar lebih cepat karena lebih cepat berkembang biak, lebih mudah memasuki dan kjuat melawan sel tubuh manusia.
Penelitian juga menunjukkan bahwa vaksi Covid-19 dinilai mampu memberikan perlindungan hingga sekitar 60-79% terhadap varian Delta dengan dosis pemberian penuh sebanyak dua dosis.
- Varian Delta Plus
Virus Corona varian delta telah bermutasi menjadi varian Delta plus ( AY.1/B1617.2.1). mutasi ini diakui cukup mengejutkan para ahli karena munculnya lebih cepat dari perkiraan. Badan pengurutan genom Covid 19 pemerintah India menyatakan bahwa varian Delta plus ini menunjukkan sifat yang mengkhawatirkan seperti peningkatan penularan, pengikatan yang lebih kuat pada reseptor sel paru-paru dan potensi pengurangan respon antibodi. Varian ini sudah mulai menyebar dan terdeteksi di 11 negara
- Varian Kappa (B1617.1)
Virus Corona varian Kappa merupakan varian dalam galur yang sama dengan varian Delta. Masih belum banyak bukti terkait kemampuan penularan, respon terhadap antibody, dan keparahan yang ditimbulkan.
- Varian Lambda
Varian Lambda (C37) adalah virus Corona varian terbaru yang diselidiki oleh WHO. Varian ini pertama kali teridentifikasi di Peru dan diyakini sudah menyebar ke 29 negara.
Menurut Public Health England (PHE), hingga saat ini belum ada bukti varian Lambda dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Gejalanya pun serupa dengan virus Corona penyebab COVID-19 lainnya, seperti demam tinggi, batuk secara terus-menerus, dan kehilangan indra penciuman atau perasa.
Ternyata virus pembawa wabah Covid-19 memiliki kehidupan yang spesifik dan perlu diwaspadai. Kemampuannya bersarang di tubuh inang dan menjadi parasit obligat sekaligus bermutasi menjadi lebih struggle cenderung merugikan manusia. Seiring dengan kemampuan mutasi virus ini, seiring pula manusia untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan menanggulanginya.
*) dirujuk dari berbagai sumber