Published On: 28 April 2022Categories: Artikel Populer

Sebenarnya proses menerbitkan buku boleh dibilang sangat sederhana, hanya saja banyak penulis pemula yang sudah keder duluan ketika berhadapan dengan dunia perbukuan. Mereka berfikir bahwa menerbitkan buku merupakan suatu hal yang sangat sulit, rumit, dan mustahil.Ketika sudah mempunyai niat untuk menerbitkan buku, maka mau tidak mau anda harus mengenal dunia perbukuan. Anda harus sering main-main ke toko buku atau perpustakaan.

Anda harus rajin-rajin mengamati buku-buku yang dipajang di sana. Anda juga harus sering mengamati iklan penerbit atau buku yang dimuat di media cetak. Tak ada salahnya juga anda rajin membaca rubrik resensi buku di sejumlah koran (biasanya edisi minggu), majalah atau tabloid. Dengan kata lain, penulis buku haruslah cinta buku dan menjadi pengamat setia dunia perbukuan.

 

Jurus Jitu Menembus Penerbit:

1. Ingatlah Penerbit Bukanlah “Monster Jahat”

Pengalaman saya bertahun-tahun di dunia perbukuan sering bertemu dengan para penulis pemula yang sering salah memandang “sosok penerbit”. Mereka beranggapan bahwa penerbit tak ubahnya monster jahat ketika memandang penulis-penulis pemula. Mereka sudah membayangkan senyum sinis dari para editor penerbit ketika hendak menyodorkan naskah ke penerbit dan berbagai pertanyaan yang menyakitkan. “Sebaiknya anda ngaca dulu deh, sebelum mengirim naskah ke sini?”

Faktanya, pengalaman saya bertahun-tahun berteman dengan para editor penerbit ( Grasindo Jakarta, Citra Aji Parama Jogja, Intan Pariwara dan Pakar Raya Klaten, Tiga Serangkai  Solo), mereka adalah orang-orang yang ramah, profesional di bidangnya dan bahkan mereka sosok-sosok yang baik hati karena mereka kemudian setuju memberi “DP Royalty” ketika saya pulang.

2. Pelajari Karakter Penerbit

Sebelum anda mengirimkan naskah ke penerbit pastikan bahwa anda telah “mempelajari karakter penerbit” karena setiap penerbit tentu mempunyai karakter yang berbeda-beda, bahkan visi dan misinya juga berbeda. Sebagai seorang penulis, sangat penting bagi kita untuk mengetahui karakter penerbit ini.

Seringkali terjadi sebuah naskah ditolak bukan karena kualitasnya yang jelek, tetapi karena dikirim ke penerbit yang tidak tepat, bahkan ketika para editornya belum membaca isinya. Mengapa bisa terjadi? Hal ini karena berkaitan dengan karakter penerbitya.

Sebagai contoh anda memiliki naskah buku komputer yang hebat, namun penerbit Gramedia yang biasa menerbitkan novel-novel metropolis dan terjemahan bisa dipastikan tak akan melirik naskah anda. Namun ketika naskah anda dibawa ke penerbit Andi yang memang spesialis di buku-buku komputer, maka naskah anda tentulah akan diterima dengan antusias. Demikian pula ketika anda memiliki naskah buku politik yang hebat, namun akan langsung ditolak oleh sebuah penerbit spesialis buku-buku pertanian, bahkan sebelum para editornya membukanya.

3. Penerbit Melihat Potensi Pasar Bukan Nama Tenar

Tahun 2001 saat saya baru merintis jalan sebagai seorang penulis, berbagai pertanyaan pun berkecamuk di benak saya. Apakah mungkin penerbit mau menerima naskah saya? Bukankah mereka lebih suka menerbitkan buku dari para penulis terkenal?

Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang mendasar bagi para penulis pemula. Namun kini setelah saya terjun sebagai praktisi penerbitan, saya dapat mengatakan bahwa setidaknya ada beberapa faktor kebijakan penerbit untuk meloloskan sebuah naskah buku layak diterbitkan atau tidak, dan “faktor reputasi penulis terkenal atau tidak” ternyata hanya 10% saja dapat mempengaruhi layak tidaknya sebuah naskah untuk diterima penerbit. Faktor terbesar (50 %) adalah peluang potensi pasar.

Jadi keseimpulannya, walaupun anda seorang penulis pemula, kalau dirasa oleh penerbit bahwa tulisan anda sangat “menjual”, maka naskah anda akan dapat diterbitkan.     

4. Cari Info Penerbit di Pameran Buku

Untuk memburu alamat penerbit, ada cara yang lebih mudah dan praktis, yaitu “memburu data penerbit” di ajang pameran buku. Pertama, datangilah meja resepsionis. Mereka biasanya memiliki daftar nama dan alamat penerbit yang dikeluarkan oleh IKAPI setempat, dan anda bisa mendapatkannya secara gratis.

Kedua, datangilah setiap stan penerbit dan mintalah kartu nama mereka. Kartu nama inilah yang akan menjadi pintu masuk pertama bagi anda ke penerbit.Selanjutnya mintalah “Katalog Buku Penerbit”. Dari Katalog inilah kita akan bisa mempelajari jenis buku apa saja yang diterbitkan oleh penerbit yang bersangkutan dan kita juga akan bisa mengenali karakter penerbit tersebut. Selanjutnya, berjuanglah juga untuk mendapatkan “Brosur tentang syarat dan ketentuan penerimaan Naskah”. Bahkan kini dengan adanya internet ita menjadi sangat mudah untuk mengakses ke berbagai macam penerbit.

5. Segera Kirim Naskah Anda

Di jaman informasi serba canggih ini kita dimudahkan untuk mengirimkan naskah, mau kita kirim via email maupun via pos, semua tergantung kepada kebijakan setiap penerbit atau medianya masing-masing. Ada penerbit yang lebih suka bila menerima naskah dikirim via email, namun banyak juga yang menghendaki dikirim via pos.

Namun berdasarkan pengalaman saya, bila naskah anda sangat tebal, sebaiknya diantar langsung atau dikirim via pos. Hal ini disebabkan editor akan merasa kurang nyaman jika harus membaca naskah yang sangat panjang melalui monitor.

6. Jaga Tanggal Terbitnya

Setelah naskah kita kirim, proses berikutnya adalah menunggu. Banyak penulis yang mengira proses penerbitan buku sangat cepat. Hari ini dikirim, satu minggu atau satu bulan sudah terbit. Namun yang sebenarnya tidaklah seperti itu. Proses produksi buku –sejak naskah kita diterima oleh penerbit sampai terbit dan tersedia di pasaran rata-rata membutuhkan waktu sekitar enam bulan- (kadang bisa lebih cepat dan kadang lebih lama dari waktu itu, semua sangat relatif). Pertanyaannya kenapa begitu lama?

Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia penerbitan dan perbukuan, saya bisa berbagi jawaban kepada anda. Pertama, naskah anda bukan satu-satunya naskah yang masuk ke meja penerbit, jadi naskah anda akan masuk daftar antrian.Kedua, naskah buku biasanya terdiri atas ratusan halaman, jadi membutuhkan waktu untuk membaca dan mempelajarinya.Ketiga, ssetiap penerbit biasanya memiliki tim penyeleksi yang terdiri atas tiga sampai lima orang.MEREKA HARUS MEMBACA BUKU ANDA SECARA BERGILIRAN.

***

 

Daniel Agus Maryanto

(Alumnus Arkeologi UGM)

Jurnalis, Penulis, & Praktisi Penerbitan

D/A Perum Griya Karya Sonorejo Blok G1-G3

 Sonorejo, Sukoharjo

Email: otnielmaryanto@gmail.com

No rek BCA 8265050707

(atas nama Daniel Agus Maryanto)