Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Oleh sebab itu peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam mencapai keberhasilan belajar. Selanjutnya agar lebih optimal lagi dalam memotivasi belajar siswa, maka seorang guru dapat menerapkan teknik-tenik memotivasi: pemberian pujian yang pantas, memperhatikan kebutuhan siswa, sekali-sekali menciptakan suasana santai, memperhatikan harga diri, menempatkan siswa pada posisi yang tepat, memberikan kesempatan untuk berkreativitas, memperhatikan perasaan aman, mengajak siswa untuk berpartisifasi dan memberikan fasilitas kemudahan dalam belajar. Beberapa permasalahan yang kemungkinan terjadi dalam masalah motivasi belajar siswa dan cara mengatasi yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut.
Permasalahan pertama berhubungan dengan masih adanya siswa yang menunjukkan sikap kurang menaruh minat dan perhatian terhadap mata pelajaran tertentu, misalnya Matematika dan Bahasa Inggris. Mereka seperti takut untuk mengikuti pelajaran tersebut dengan anggapan bahwa Matematika dan Bahasa Inggris merupakan pelajaran yang sukar dan membuat pusing. Oleh karena itu tidak heran apabila nilai untuk kedua mata pelajaran tersebut pada umumnya para siswa memperoleh angka yang jelek. Selain itu menurut siswa bahwa guru yang mengajarkan Mata Pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris memiliki kesan yang menakutkan, sehingga otomatis siswa takut untuk mengikuti pelajaran tersebut. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam tahap pertama memberikan kesan yang ramah dan menyenangkan. Guru memberikan penjelasan dan pemahaman bahwa mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang menyenangkan, mudah dipelajari, unik, namun memerlukan ketekunan dan ketelitian, sehingga apabila dipelajari menumbulkan daya tarik tersendiri.
Permasalahan kedua berhubungan dengan masih adanya siswa yang datang terlambat untuk mengikuti pelajaran. Keterlambatan ini dapat disebabkan oleh tindakan sengaja yang dilakukan siswa dan ada pula yang tidak disengaja. Kesengajaan tersebut antara lain: siswa sengaja lambat bangun pagi karena semalaman banyak nonton televisi, lebih suka kumpul-kumpul dengan teman sebelum berangkat ke sekolah tanpa mengindahkan jam masuk sekolah dan sengaja menghindar dari jam mata pelajaran tertentu karena takut akibat belum mengerjakan PR, sedangkan yang tidak disengaja dikarenakan angkutan yang selalu penuh dan jarak sekolah dengan rumah yang cukup jauh. Untuk mengatasi upaya tersebut, maka sikap guru terlebih dahulu dimulai dari dari dalam dirinya untuk selalu datang ke kelas tepat waktu bahkan kalau bisa sebelum bel pelajaran dimulai (disiplin pribadi). Langkah selanjutnya yang dilakukan guru adalah memberikan teguran kepada siswa yang terlambat dengan terlebih dahulu meminta penjelasan alasan keterlambatan tersebut.
Permasalahan ketiga berhubungan dengan masih adanya siswa yang absen tanpa alasan yang jelas. Permasalahan ini menyangkut rendahnya motivasi belajar siswa untuk belajar secara keseluruhan dan sudah merupakan penyakit yang harus segera disembuhkan. Upaya penyembuhan terhadap permasalahan ini tidak hanya dapat dilakukan melalui peran guru saja, tetapi juga peran orang tua siswa. Guru dan orang tua harus saling ada komunikasi (alat pengontrol) terhadap siswa yang bolos sekolah. Mengingat tidak sedikit siswa yang dari rumah berangkat ke sekolah, tetapi kenyataannya di sekolah tidak ada. Untuk mengatasi hal tersebut selain koordinasi dengan orang tua siswa guru juga dapat melakukan upaya-upaya antara lain : memberikan sanksi kepada siswa tersebut yang dapat membuat jera, memberikan pujian/hadiah terhadap siswa yang rajin dijadikan contoh yang lainnya dan menyelidiki permasalahan yang sebenarnya sedang dialami siswa tersebut, sehingga guru dapat memberikan bantuan pemecahannya.
Permasalahan keempat berhubungan dengan sikap siswa yang loyo (tidak agresif) ketika pembelajaran berlangsung. Sikap siswa yang loyo tersebut dapat disebabkan oleh materi pelajaran yang tidak dipahami, sikap guru yang membosankan, suasana kelas yang kurang mendukung, daya tahan siswa yang lemah atau faktor lainnya baik bersifat internal maupun eksternal. Untuk mengatasi hal tersebut jelas menuntut peran dari guru selaku pengelola kelas. Oleh karena itu sebisa mungkin guru harus menciptakan suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui: proses belajar mengajar yang penuh dengan daya kretif dan inovatif, memperhatikan penuh terhadap seluruh gerak-gerik siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan, menyelipkan rasa homor dalam memberikan materi pelajaran dan membina sikap yang lebih komunikatif dengan para siswa.
Guru sebagai kunci utama keberhasilan proses pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat kompleks, termasuk dalam perannya sebagai motivator bagi peserta didik. Sikap yang dimiliki guru dalam memberikan motivasi dapat berbentuk otoriter, previmisme dan riil. Permasalahan-permasalahan perlunya guru meningkatkan motivasi belajar siswa berhubungan dengan masih adanya siswa yang menunjukkan sikap kurang menaruh minat dan perhatian terhadap mata pelajaran tertentu, masih adanya siswa yang datang terlambat untuk mengikuti pelajaran, adanya siswa yang absen tanpa alasan yang jelas dan sikap siswa yang loyo (tidak agresif) ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut menuntut sikap dan peran guru untuk mencarikan solusinya, sehingga seluruh siswa termotivasi untuk belajar secara lebih baik.
*) Yuli Haryanto, Kepala Seksi Supervisi Mutu Pendidikan LPMP Jawa Tengah.
Ilustrasi gambar: https://sepedaku.org/kata-kata-motivasi/amp/