Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Published On: 17 April 2020Categories: Artikel, Headline

Tri Mulyani, Widyaiswara LPMP Jawa Tengah
Pembelajaran jarak jauh dalam rangka pandemi covid-19 telah menuntut  kebutuhan  untuk menjaga jarak dalam interaksi sosial (social distancing)  sehingga setiap individu terhindar dari virus. Hal ini menuntut pemerintah membuat kebijakan-kebijakan di berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali pada dunia pendidikan.  Ketika sekolah tutup dan semakin banyak orang tinggal di rumah, pembelajaran online tampaknya tumbuh secara eksponensial. Sebagian orangtua mengeluhkan Belajar Dari Rumah (BDR), sebagai kegiatan memindahkan aktivitas kelas dari sekolah ke rumah dengan beban/tugas yang bahkan lebih banyak. Selain itu, beberapa sekolah juga tetap melakukan kegiatan penilaian untuk kepentingan rapor kenaikan kelas pada kelas-kelas rendah. Adapun siswa pada kelas akhir tetap dibayangi dengan ujian kelulusan/UNBK. Siswa dihadapkan pada kecemasan yang berganda; wabah covid-19 dan tugas-tugas/ sekolah maupun UNBK. Penyebaran pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Berikut ini adalah panduan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran selama di rumah.
Pembelajaran jarak jauh diawali dengan mengumpulkan data dan  informasi mengenai kesiapan orang tua dalam mendampingi siswa pada pembelajaran. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah  akses orang tua terhadap teknologi,  pola kerja orang tua dan tingkat pendidikan orang tua.  Guru berdiskusi ( bisa melalui whatsapp) dengan orang tua dan siswa untuk mendapatkan gambaran kondisi dan  kendala yang mereka alami . Guru perlu mendorong kepercayaan diri siswa dan orangtua unruk berpartisipasi dalam pembelajaran.  Hal lain, dalam memberikan tugas, durasi pengerjaan tugas dipertimbangkan. Hindari memaksakan tugas dengan kriteria dan durasi kecepatan yang sama untuk semua siswa.  Guru sebaiknya  menyiapkan aktivitas dan tugas belajar yang mengintegrasikan tujuan kurikulum dan isu yang sedang hangat dibicarakan.
Pembelajaran yang diberikan memandu siswa menguasai konsep-konsep yang dapat diterapkan. Sebaiknya guru menjelaskan kepada orang tua terlebih dahulu tentang tujuan dan proses belajar jarak jauh dan penggunaan aplikasi atau situs melalui video tutorial atau infografis. Guru sebaiknya merancang tugas atau kegiatan belajar yang bisa mencakup dua atau tiga pelajaran. Usahakan tugas yang diberikan  terkait dengan lingkungan rumah dan persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Penugasan sebaiknya berupa pertanyaan terbuka mengekspresikan pendapat siswa. Contohnya : “Apa yang kamu sukai dari tugas hari ini?,  Apa kaitan antara konsep yang kamu pelajari hari ini dengan persoalan masyarakat saat ini?”. Hindari memberikan tugas sekedar untuk latihan soal atau pengerjaan LKS tanpa disertai diskusi dan refleksi atau hanya memindahkan materi dari buku teks ke lembar tugas.
Membangun praktik pembelajaran yang keberlanjutan melalui pemberian umpan balik dan berbagi praktik baik.  Guru perlu  membuat panduan tugas yang rinci namun tidak mendikte. Pastikan orangtua atau siswa memahami instruksi namun tidak tertekan dalam belajar. Umpan balik pada setiap penugasan yang diberikan kepada siswa juga diperlukan, bisa  berupa kalimat penyemangat atau bagian tugas yang perlu diperbaiki. Perbanyak penilian formatif untuk membantu siswa memahami kemampuan awalnya dan kebutuhan belajar berikutnya. Penilaian ini bisa berupa pertanyaan yang dapat dijawab dengan gambar atau ekspresi siswa  atau pilihan ganda singkat tiga sampai lima butir soal dan hasilnya bisa langsung diketahui. Guru juga sebaiknya melakukan refleksi berkala untuk memeriksa kemajuan pengerjaan tugas.
Praktik pembelajaran yang membimbing siswa untuk menguasai keahlian dari proses berjenjang dengan tantangan bermakna. Guru menunjukkan beberapa aktivitas dari sumber berbeda, kemudian memberikan tugas yang mengkombinasikan aktivitas fisik secara beragam yang mengaitkan lingkungan atau kehidupan sekitar, serta memberikan pilihan jam belajar. Hindari memberikan tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit. Siswa memilih tugas yang disepakati dengan orangtua. Pengerjaan tugas dapat menyesuaikan jam aktivitas orang tua. Anjuran ini semakin penting bagi siswa berkebutuhan khusus.
Melibatkan sumber daya dan peluang di komunitas sebagai sumber belajar sekaligus peluang berkontribusi terhadap perubahan. Guru memberi tugas yang membuat siswa bisa menerapkan kemampuannya pada hal baru atau tugas sehari-hari dirumah.  Tugas ini mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi siswa yang berbeda.  Satu kegiatan belajar yang bisa mencakup dua atau tiga pelajaran.  Bagi siswa yang tidak memiliki gawai,  guru bisa membentuk kelompok dengan teman yang tinggal berdekatan. Namun apabila siswa yang tidak mempunyai gawai  tersebut rumahnya jauh dari teman satu sekolah,  guru sebaiknya mendatangi rumah siswa tersebut untuk memberikan tugas yang bisa disesuaikan dengan sekitar rumah yang bisa dikerjakan bersama orang tua. Hindari memberi tugas yang mendorong siswa berinteraksi dengan banyak orang di tengah situasi wabah korona.
Dalam pembelajaran BDR sekarang ini, seharusnya pembelajaran akan lebih difokuskan pada penguatan literasi dan karakter. Materi yang diajarkantidak hanya unruk  mengembangkan pengetahuan namun juga digunakan sebagai media perantara dalam menumbuhkan dan memperkuat kemampuan literasi dan karakter.
 
Referensi
https://mediaindonesia.com/read/detail/298260-belajar-di-masa-pandemi
https://www.iste.org/explore/9-tips-organizing-virtual-learning-environment
https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/
https://www.ecampusnews.com/2020/04/01/5-ways-to-focus-on-student-success-in-a-pandemic/?all