Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti,. M.Si saat bertukar cinderamata dengan Kepala BPMP Provinsi Kepulauan Riau, Warsita, S.S., M.Pd. pada hari Jumat (20/1/23) di ruang WBBM.
Semarang – – Pengembangan organisasi merupakan kegiatan untuk meningkatkan kapasitas SDM sehingga bisa memberikan dampak kinerja baik di dalam maupun di luar BBPMP. Salah satu dampak kinerja adalah diraihnya predikat WBBM oleh BBPMP Jawa Tengah. Raihan ini memberikan inspirasi kepada lembaga lain untuk meraih predikat serupa.
Hari ini Jumat, 20 Januari 20223, tim BPMP Provinsi Kepulauan Riau mengadakan study patok ke BBPMP Provinsi Jateng untuk mendiskusikan berbagai hal persiapan dalam mewujudkan organisasi bermutu menuju WBBM. Rombongan dari BPMP Kepri yang langsung dipimpin oleh Kepala diterima oleh Kepala BPMP Provinsi Jawa Tengah di ruang WBBM.
Warsita, Kepala BPMP Kepri dalam sambutan singkatnya menyampaikan tujuan kunjungan ke BBPMP Jateng adalah untuk studi adaptif, ekosistem kerja, pengembangan SDM, kemajuan organisasi yang terkait WBBM, untuk mengetahui lebih lanjut terkait persiapan yang harus dilakukan dalam meraih WBBM.
“Kami rombongan dari BPMP Kepri berharap studi patok untuk belajar manajemen perubahan, tatalaksana, perubahan SDM, akuntabilitas dan inovasi yang harus dilakukan dalam pengembangan organisasi. Ujarnya yang disampaikan dalam bentuk pantun melayu.
Ahmad Mudlofir yang memandu acara menyampaikan bahwa BBPMP adalah lembaga negara yang salah satu penerima WBK dan WBBM sejak awal . Jadi kami menjadi lembaga yang sekarang tempat study patok dari lembaga lain untuk meraih WBBK dan WBBM serta inovasi lainnya.
Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti menyampaikan bahwa manajemen perubahan adalah salah satu kunci meraih WBK dan WBBM. Manajemen kinerja yang menjadi ukuran dari lembaga dan adanya inovasi yang dikembangkan berdampak langsung pada kinerja organisasi dan juga berdampak bagi lembaga yang berkaitan.
“Jadi pastikan inovasi yang dikembangkan harus berhubungan langsung dan berdampak dengan organisasi, misalnya inovasi yang kami lakukan adalah aplikasi penjaminan mutu pendidikan yang dikembangkan BBPMP dan data LAKIP bisa diambil dari aplikasi itu”. Tambahnya.
Nugraheni menambahkan bahwa Indikator kinerja yang diimplementasikan dengan cepat dan harus disusun di LAKIP maka BBPMP menggunakan Google form untuk disebarluaskan ke sekolah untuk mendapat data dari sekolah.
“Kinerja akuntabilitas pelayanan publik yang disajikan ke LAKIP oleh BBPMP ini menjadi inovasi yang menjadi perhitungan saat paparan WBBM berdasarkan kinerja inovasi terjadi peningkatan yang signifikan sampai 93% dan hasilnya itu ternyata melampaui target dan bisa dikonfirmasi dengan alat ukur lain”. Tambahnya lagi.
Putut Joko Wibowo, menyampaikan bahwa efisiensi anggaran, kinerja meningkat, efektif, inovasi ini bisa diadopsi oleh Satker sejenis dan bisa diterapkan dengan mudah.
“Paparan bisa dikonfirmasi oleh penilai, dan dokumen data pendukung harus sudah disiapkan, efisiensi juga harus ada ukuran terstandart, dan dokumen inovasi yang diadopsi, digunakan dan membantu Satker lain harus ditunjukkan by name persatuan pendidikan, foto kegiatan, surat undangan menjadi dokumen penting sampai pada dokumen efisiensi anggaran sesuai TUSI BBPMP”. Tambahnya lagi.
Putut menambahkan bahwa area layanan dan kinerja menjadi point penting pada layanan publik dan pengungkit ini harus ada standar pelayanan, maklumat pelayanan, dan pengawasan pada inovasi di internal serta pengendalian “real time” yang bisa dipantau “melalui pengawasan dalam meraih WBBM di BBPMP Jateng dan itu bisa meningkatkan pengungkit 1-6 di lembaga agar sesuai kebutuhan dalam penilaian KemenpanRB”. Tambahnya lagi.
Ahmad Mudlofir menyampaikan bahwa Reformasi kinerja organisasi di BBPMP ketika meraih WBBM sangat struktur dan bisa dilihat langsung dampak perubahan prilaku di dalam organisasi sehingga mempermudah SDM untuk mengikuti pola perubahan dan kemajuan organisasi.
“Menyadarkan SDM membutuhkan strategi yang tepat agar tidak ada permasalahan ketika perubahan organisasi dijalankan dalam membangun kemajuan. Penyadaran ini menjadi kunci utama dan didukung oleh sistem standar operasional prosedur dan administrasi pelaporan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi”. Terangnya.
Warsito berharap studi patok ini dapat memberikan gambaran utuh kepada tim BPMP Provinsi Kepri karena bisa melihat langsung apa yang sudah dilakukan oleh BBPMP Provinsi Jawa Tengah dalam peningkatan manajemen organisasi dan pengembangan SDM.
“Kami ucapkan terimaksih kepada BBPMP Provinsi Jawa Tengah yang memberikan kesempatan kepada kami untuk studi patok dan kami berharap silaturahmi ini memberikan manfaat kepada kita semua dalam memberdayakan SDM dan organisasi”. Tutupnya.