Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Published On: 7 April 2020Categories: Artikel, Headline

Memberi tugas pembelajaran yang dilakukan secara daring itu gampang-gampang susah. Mengapa? Karena guru tidak melihat bagaimana ekspresi dari orang tua ataupun siswa yang diberi tugas. Juga pemberian tugas tersebut belum tentu bisa dibaca oleh siswa dengan cepat. Sering orang tua atau siswa mengeluh tentang tugas daring antara lain; pemborosan pulsa, tidak mempunyai sarana yang memadai dan materi pelajaran yang terasa semakin berat. Dan hal ini, akan semakin memberatkan jika waktu pembelajaran tatap muka sangat terbatas. Dan pada akhirnya pembelajaran daring menjadi musibah karena beban tugas yang diberikan oleh guru dirasa terlalu berat bagi siswa dan wali siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan saat belajar dari rumah yang dilaksanakan oleh seluruh sekolah secara masal, terdapat beberapa penyebab.  Beberapa penyebab tersebut antara lain adalah: guru belum terbiasa melakukan pembelajaran daring, guru belum terbiasa memberi tugas daring tanpa tatap muka, saat di rumah siswa belum siap belajar secara mandiri, siswa belum siap menyelesaikan tugas tanpa didampingi guru secara langsung, materi yang disampaikan masih belum terdapat perbedaan cara menuliskan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring dan tugas yang diberikan kepada siswa belum berbeda dengan tugas yang diberikan secara daring.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas tentang Teknik memberikan tugas kepada siswa pada proses pembelajaran daring. Harapannya adalah dapat membantu guru dalam menyiapkan tugas bagi siswa saat melakukan pembelajaran daring. Berikut disajikan beberapa langkah yang sebaiknya diikuti oleh guru, sebelum memberikan tugas secara daring.

  1. Materi Yang Menarik

Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa merupakan hal yang biasa. Tidak ada istimewanya sama sekali. NKRI setiap sepuluh tahun selalu merevisi kurikulum, tetapi materi pelajaran, tidak pernah dirubah.
Keistimewaan perubahan kurikulum adalah pada strategi. Tiap kurikulum memiliki strategi yang berbeda-beda. Itulah sebabnya mengapa setiap perubahan kurikulum selalu ramai di perbincangan, seminar dan diskusi diskusi. Padahal pada penerapannya seperti tidak ada yang baru. Dalam hal ini guru yang tidak melihat perbedaan tiap kurikulum berarti belum jeli atau telaten untuk mengubah strategi mengajarnya. Ya!!! strategi mengajar. Begitu juga pada pembelajaran daring. Kekuatan utama pembelajaran daring adalah pada strategi membelajarkan siswa. Berarti cara menyampaikan materi ke siswa dan cara memberi tugas ke siswa juga berbeda dengan pembelajaran langsung.

Gambar 1. Contoh materi yang menarik

  1. Bentuk Tugas Yang Semoga Oke

Tugas yang diberikan secara daring dan proses pembelajaran juga secara daring, sebaiknya dihindarkan untuk memberikan tugas berupa soal latihan. Seringnya guru ketika memberikan penugasan, bentuknya selalu mengacu pada soal soal ujian, baik itu ujian nasional, ujian kenaikan kelas ataupun soal semester. Mari kita rubah bentuk tugas bagi siswa. Tugas yang dapat dikerjakan oleh siswa di rumah melalui daring antara lain adalah melakukan eksplorasi, membuat proyek kerja dan juga dapat juga suatu bentuk investigasi.
Selain itu, perlu diperhatikan juga apakah sarana prasarana dapat dijangkau oleh siswa dan wali siswa. Sering muncul keluhan dari wali siswa bahwa pembelajaran atau pemberian daring kepada siswa itu malah merepotkan wali siswa, misal berbagi HP, menyedot pulsa banyak, anak dipinjami HP malah lebih digunakan untuk bermain game online, sementara tugas sekolah menjadi terbengkalai.
Perlu juga guru untuk mengukur bobot tugas yang diberikan, missal berapa hari tugas tersebut selesai, berapa banyak hyperlink yang akan digunakan siswa sebagai sumber belajar, apa saja kebutuhan siswa yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas. Dengan keterukuran beban belajar siswa ini, berakibat terkontorlnya beban biaya yang akan ditanggung oleh wali siswa. Selain itu hasil belajar siswa dapat lebih jelas.
Hal yang harus dihindari lagi adalah mencetak tugas. Lebih baik tugas dikumpulkan dalam bentuk file. Atau kalau tugas dalam bentuk proyek, maka tugas yang dikumpulkan adalah foto atau video. Sebelum memberikan penugasan yang hasilnya dikumpulkan dalam bentuk video, coba di cek kemampuan wali siswa. Betapapun tugas yang baik belum tentu disetujui oleh wali siswa kalau memang memberatkan. Kalau tugasnya dikerjakan dalam bentuk tulisan tangan, maka bolehlah tugasnya itu difoto.
Dan satu hal yang sebaiknya diketahui oleh guru adalah trend atau peminatan siswa. Perlu kita ingat, bahwa siswa di rumah adalah siswa yang siap berlibur, bukan siap belajar. Maka cara memanipulasi siswa supaya mau bekerja dengan asyik adalah memberi tugas yang di dekatkan dengan kegemaran siswa secara umum,  atau apa yang lagi trend saat tugas diberikan.
Ada satu hal lagi yang sebaiknya dilakukan oleh guru, yaitu berkoordinasi dengan sesama guru, sehingga tidak memberikan tugas yang produknya mirip. Ada baiknya pemberian tugas secara daring dikendalikan oleh wali kelas, sehingga pengelolaan kelas tetap rapi.

Gambar 2 b. Contoh penugasan daring

Gambar 2 c. Contoh penugasan daring

Gambar 2 d. Contoh penugasan daring

Gambar 2e. Contoh penugasan daring

  1. Sarana dan Prasarana

Sarana yang digunakan pada pembelajaran daring tentu saja alat yang bisa digunakan untuk selalu dalam jaringan internet, yaitu computer PC, Laptop dan HP Android serta HP IOS. Adapun aplikasi  atau portal yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran daring. Aplikasi tersebut dari yang paling sederhana antara lain adalah: a) SMS;  b) WA; c) gogle.com; d) yahoo.com; e)web sekolah; f)rumah belajar; g) ruangguru.com; h) quipper; dan lain lain. Banyak sekali tersedia aplikasi yang memberi ruang bagi sekolah untuk melakukan proses pembelajaran secara maya. Bahkan ada juga aplikasi yang dikembangkan khusus untuk melakukan pembelajaran daring. Aplikasi yang dikembangkan khusus tersebut dinamakan sebagai LMS (Learning Management System).
Terkait penggunaan aplikasi, pernah ada edaran dari salah satu kepala dinas Pendidikan Provinsi bagi guru, yaitu mohon menggunakan aplikasi yang paling murah. Hal ini terkait dengan beban belanja tambahan yang harus dikeluarkan oleh wali siswa.

Gambar 3. Contoh portal yang sering digunakan

  1. Siswa Mengerjakan Tugas Dengan Asyik

Guru, jika keempat hal diatas sudah dilaksanakan dengan baik, maka siswa dapat belajar dengan nyaman. Prinsip siswa dapat belajar asyik, jika tugas yang dilakukan di rumah tidak bertentangan dengan prinsip bermain. Siswa di rumah siap bermain, maka tugas yang di rumah juga harus mengandung unsur bermain pula. So apalagi yang menjadi masalah, tugas guru oke pula bukan. Tidak adalagi siswa dan wali siswa tkajub dan berkata “ tetiba mengerjakan soal”.
Selamat bekerja dengan oke..guru

Gambar 4. Siswa Asyik dan siap membuat bangunan di rumah

Daftar Rujukan :
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Sobron, A. N., & Bayu, R. (2019). PERSEPSI SISWA DALAM STUDI PENGARUH DARING LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR IPA. SCAFFOLDING: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme, 1(2), 30-38.
Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020). Pembelajaran daring masa pandemik Covid-19 pada calon guru: hambatan, solusi dan proyeksi. LP2M
Firman, F., & Rahayu, S. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81-89.
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido Offset
Penulis: Lulud Prijambodo Ario Nugroho, PTP LPMP Jawa Tengah
Pengelola Laman: Hesty