SRAGEN, LPMP Jateng- Dinas pendidikan Kabupaten Sragen dengan menggandeng LPMP Jawa Tengah dan LPPKS menyelenggarakan seleksi substansi calon kepala sekolah pada level TK dan SD tahun 2019.
Seleksi calon kepala sekolah ini diikuti oleh 95 peserta yang terdiri 7 orang guru TK dan 88 orang guru Sekolah Dasar. Pembiayaan kegiatan dibebankan pada APBD kabupaten Sragen tahun 2019. Sasaran peserta sesuai dengan perencanaan kebutuhan kepala sekolah yang telah direncanakan. Peserta seleksi yang lolos akan mengikuti pendidikan dan Pelatihan pada tahap selanjutnya.
Para peserta seleksi adalah para guru yang telah memenuhi persyaratan administrasi sebagai calon kepala sekolah. Bertempat di KPRI kabupaten Sragen seleksi dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, 20 dan 21 Maret 2019, dari pukul 07.30 sampai dengan selesai. Hari pertama digunakan untuk seleksi tertulis dan hari kedua untuk wawancara.
Seleksi ini melibatkan 10 orang asesor bersertifikat nasional. Mereka terdiri dari para widyaiswara LPMP Jawa Tengah dan LPPKS serta para pengawas dari berbagai dinas pendidikan di Jawa Tengah.
“Seleksi ini dimaksudkan untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang memiliki potensi kepemimpinan yang baik. Di samping itu, mereka juga harus memiliki pengetahuan, wawasan, dan karakter kepemimpinan dan pengalaman kepemimpinan yang memadai,” kata ketua panitia, Sunarin, M.Pd., Kabid Pendidikan dinas pendidikan kabupaten Sragen.
Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Sragen, Suwardi, M.Pd., dalam sambutannya mengatakan bahwa menjadi kepala sekolah yang memiliki kompetensi kuat untuk memimpin adalah sebuah keharusan. Jika sudah saatnya, seorang guru harus merelakan dirinya untuk turut memimpin sebagai kepala sekolah. Itu adalah bentuk darma bakti terbaik kepada bangsa dan negara.
“Semua guru Sragen harus berpikir yang terbaik untuk pendidikan negara ini, khususnya di Sragen. Dan itu bisa dimulai dari melakukan yang terbaik agar lulus seleksi calon kepala sekolah ini. Jadi di waktu yang akan datang diharapkan tidak akan ada lagi calon peserta yang menelpon dan meminta supaya tidak diloloskan,” imbuh Kadinas dalam sambutan pembukaan.
Rekruitmen kepala sekolah SD di Sragen memang sedikit diwarnai dengan motivasi para guru untuk menjadi kepala sekolah yang perlu ditingkatkan. Gejala ini mirip antara satu daerah dengan daerah yang lain. Para guru cenderung menganggap menjadi kepala sekolah sebagai beban.
Senada dengan Kadisdik Sragen, Kabid PSMP Dr. Sri Widarti M.Pd, yang mewakili kepala LPMP Jawa Tengah mengatakan bahwa menjadi seorang pemimpin adalah panggilan jiwa. Maka para calon kepala sekolah yang hadir diminta untuk bersungguh-sungguh dengan pilihannya. Rasa empati terhadap kemajuan negeri harus dipertinggi jika kita ingin bangsa ini survive di kancah global.
“Panggilan jiwa untuk selalu memperbaiki lembaga supaya ke depan bisa melayani lebih baik selalu kami gaungkan di LPMP. Jadi wajar jika LPMP Jawa Tengah bisa mendapatkan posisi sebagai LPMP terbaik di Indonesia,” katanya.
Gelar WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) memang sudah disematkan kepada LPMP Jawa Tengah sejak dua tahun lalu. Di antara sekian banyak unit kerja di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia, yang bisa meraih gelar tersebut memang sangat sedikit. Saat ini LPMP Jawa Tengah juga sedang menuju ke level yang paling tinggi yaitu WBBK atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani. Semua warga LPMP bersedia melakukan hal yang terbaik untuk lembaga karena panggilan jiwa.
Harapannya para peserta seleksi yang nantinya akan menjadi kepala sekolah bisa terilhami dengan apa yang diraih oleh LPMP Jawa Tengah. Mereka akan terpanggil jiwanya untuk menjadi kepala kepala sekolah yang paling kompeten untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sragen. Ini karena LPMP akan selalu berkolaborasi dengan para kepala sekolah di sekolah masing-masing dalam rangka penjaminan mutu pendidikan.
_________
Mampuono, Sragen, 20 Maret 2019 09.30 WIB. Ditulis dengan metode menemu baling