Ketua Tim Kerja p1, Dr. AlifNoor Hidayati,M.Pd saat memberikan Sosialisasi Sekolah Inti, Sekolah Pelaksana Kebijakan Merdeka Belajar Secara Utuh dan Terpadu, pada Apel Segar, Senin (4/3/2024) di Aula Hata.
Semarang – – Apel Segar (Apel Senin Berbagi dan Belajar) BBPMP Jateng yaang dilaksnakan secara rutin untuk membahas berbagai isu terkini dan mempersiapkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan pada minggu mendatang.
Apel Segar yang dilaksankan pada hari Senin ini (4/3/2024) dilaksanakan materi sosialisasi Memahami Sekolah Inti BBPMP Jateng yang disampaikan oleh Ketua Tim Kerja 01, Dr. Alif Noor Hidayati, M.Pd, dan di ikuti oleh seluruh Waliwilayah BBPMP Jateng.
Alif mengatakan gagasan sekolah inti oleh BBPMP Jateng ini adalah program pendidikan yang mengusung konsep pembelajaran merujuk pada standart tata kelola pendidikan yang efektif dan efisien secara utuh sesuai topik-topik di Kebijakan Merdeka Belajar (KMB) Kemendikbudristek.
“KMB di impelemntasikan di sekolah inti dalam memberikan kesetaraaan kesempatan untuk siswa-siswa dan guru untuk maju bersama, di semua sekolah terpilih oleh Dinas Pendidikan yang diperkuat dengan pendampingan khusus oleh Waliwilayah BBPPMP Jateng dan didukung oleh Pebgawas Dinas Pendidikan dalam impelemntasinya”. Ungkapnya.
Alif juga menjelaskan tentang Implementasi kebijakan Merdeka Belajar (KMB) secara utuh dan terpadu di satuan pendidikan menjadi landasan utama bagi pelaksanaan program Sekolah Inti.
“Dengan memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan sekolah, Merdeka Belajar menciptakan ruang bagi Sekolah Inti untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas pendidikan”. Jelasnya.
Sekolah Inti, kata Alif, bukan hanya sekedar sebuah konsep, tetapi juga menjadi wujud nyata dari implementasi kebijakan Merdeka Belajar yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan melalui pendekatan yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
“Melalui kemitraan antara BBPMP Jateng, pemerintah daerah, sekolah, komunitas belajar, Mitra pembangunan dan media masa , Sekolah Inti diharapkan dapat menjadi motor perubahan yang membawa pendidikan menuju arah yang lebih baik”. Ungkapnya lagi.
Alif menambahkan, dengan terbatasnya jumlah sekolah penggerak dan guru penggerak di setiap kecamatan, “kehadiran Sekolah Inti yang dipilih bukan dari sekolah penggerak, di setiap kecamatan memiliki potensi besar untuk mempercepat transformasi pendidikan di Jawa Tengah”. Tambahnya.
Alif juga menambahkan, dengan menjadi pusat pengembangan pendidikan, Sekolah Inti dapat menjadi motor perubahan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai wilayah. Dengan fokus pada pendampingan, fasilitasi, dan supervisi yang intensif.
“Sekolah Inti dapat menginspirasi dan memotivasi sekolah-sekolah lain di sekitarnya untuk meningkatkan standar pendidikan sesuai KMB secara utuh dan terpadu”. Tambahnya lagi.
Pelibatan collaborative governance, kata Alif, terutama melalui Dinas Pendidikan, memiliki peran yang krusial dalam mensukseskan program Sekolah Inti. Dinas Pendidikan berkoordinasi dan pengelolaan program pendidikan di tingkat daerah dengan menugaskan pengawas sekolah yang sudah dilatih oleh BBPMP Jateng, termasuk implementasi Sekolah Inti.
“Dengan adanya koordinasi yang baik antara Dinas Pendidikan dengan sekolah-sekolah yang menjadi bagian dari program Sekolah Inti, proses pelaksanaan program dapat berjalan dengan lancar”. Harapnya
Pelibatan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP), Balai Besar Guru Penggerak (BBGP), Dinas Pendidikan, mitra pembangunan, media massa, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mensukseskan program Sekolah Inti.
“Kolaborasi antara berbagai pihak ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan program dan memastikan bahwa semua aspek terkait terpenuhi dengan baik”. Pungkas Alif.