Published On: 15 April 2021Categories: Artikel Populer, Headline

 Oleh: Heri Dwiyanto*

 

Pemerintah mengambil kebijakan meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk semua jenjang pendidikan di Indonesia. Selanjutnya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan Asesmen Nasional (AN) yang merupakan evaluasi pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan dan upaya pemerintah dalam memetakan mutu satuan pendidikan (sekolah).

AN yang akan dilaksanakan tahun 2021 ini merupakan pemetaan dasar mutu pendidikan. Pemetaan ini dilakukan dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimal (AKM), Survey Karakter, dan Survey Lingkungan Belajar.

AKM merupakan penilaian kompetensi mendasar yang harus dimiliki semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur dalam AKM yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).

Survey Karakter dilakukan untuk mengukur pencapaian siswa dari hasil belajar sosial dan emosional dalam rangka mencetak profil Pelajar Pancasila. Survei Karakter akan dinilai melalui 6 indikator utama, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, kebhinekaan global, kemandirian, gotong royong, bernalar kritis, dan kreativitas. Sedangkan Survei Lingkungan Belajar dilakukan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah (PG Dikdas Kemdikbud, 2020).

Dalam pelaksanaan AKM ini menggunakan sistem Ujian Berbasis Komputer Daring (UBKD). Pelaksanaan UBKD tahun 2021 dilakukan dengan Multi State Adaptif Test (MSAT)  yaitu sebuah tes yang dapat beradaptasi dengan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tes. Ini berbeda dengan UN yang menggunakan tes berbasis komputer atau CBT (Ariya, 2021). Perbedaan antara UN dan AKM selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbedaan Soal UN dan AKM (Sumber: Kemdikbud)

Agar pelaksanaan AKM melalui UBKD ini dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal perlu adanya peran serta aktif kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Kepala sekolah menentukan moda pelaksanaan UBKD apakah menggunakan daring atau semi daring.  Kepala sekolah juga memfasilitasi kebutuhan sumber daya termasuk infrastruktur pembelajaran.

Guru menyiapkan bahan atau materi terkait literasi dan numerasi, menentukan Learning Management System (LMS) yang akan digunakan, dan mengupload/membuat link materi di LMS.  Siswa menyiapkan perangkat (HP/Laptop), mempelajari materi melalui LMS, dan mengerjakan tugas. Sedangkan orang tua memberikan dukungan moral, dana, sarana dan prasarana yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran.

Mengingat karakteristik soal yang diberikan bersifat kompleks dan semua soal diberikan  konteks (personal, sosial budaya, dan  sains) maka sangat diperlukan pemikiran komprehensif siswa terhadap suatu permasalahan. Keterampilan abad ke-21 yang dimiliki siswa menjadi faktor keberhasilan dalam menghadapi AKM.  Dengan keterampilan abad ke-21  siswa akan menguasai literasi dasar, kompetensi abad 21, dan berkarakter seperti terlihat dalam Gambar 2.

Gambar 2. Keterampilan Abad Ke-21 (Sumber: https://rumahinspirasi.com/)

Penerapan pembelajaran blended learning (pembelajaran paduan online dan tatap muka yang diterapkan di masa pandemi) dengan model Problem Based Learning atau Project Based Leaning juga perlu dilakukan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang menggunakan salah satu model ini akan mendorong siswa untuk berpikir komprehensif, kritis, dan sistematis. Siswa juga akan terbiasa melakukan kolaborasi dan berkomunikasi secara efektif dengan sesama teman maupun guru. Memanfaatkan hypermedia sebagai media pembelajaran blended learning juga penting untuk dilakukan.

Hypermedia adalah perpanjangan dari hypertext dan multimedia yaitu suatu media di mana informasi itu tidak hanya jenis teks, tetapi juga dari jenis gambar, suara, video, atau multimedia. Konsep hypermedia dapat diilustrasikan seperti Gambar 3. Sebuah hypermedia dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang interaktif serta dapat berhubungan dengan banyak media yang lebih luas (Anonimous, 2013).

Gambar 3. Hypermedia (Sumber: http://siarief.blogspot.com/)

Hypermedia akan membantu dalam mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan siswa menjadi mudah dan efisien. Dengan menggunakan berbagai web terkait UBKD dan AN sangat membantu kepala sekolah, guru, dan siswa dalam menghadapi AKM. Sumber informasi yang mendukung UBKD-AKM telah disiapkan baik oleh pemerintah maupun lembaga non pemerintah.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan beberapa portal resmi yang menyediakan bahan yang diperlukan siswa dalam menghadapi UBKD-AKM. Pusat Asesmen dan Pembelajaran (Pusmenjar) menyediakan informasi terkait AN, AKM, UBKD dan latihan soal AKM dengan mengakses laman yang disiapkan yaitu https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/  dan  https://ubk.kemdikbud.go.id/.

Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) juga  telah menyiapkan portal Rumah Belajar yang dapat diakses melalui https://belajar.kemdikbud.go.id/. Rumah Belajar dapat digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan siswa baik literasi maupun numerasi terkait materi pelajaran untuk semua jenjang pendidikan.

Dalam Rumah Belajar terdapat berbagai fitur utama yaitu sumber belajar, laboratorium maya, kelas maya, dan bank soal. Disamping itu ada juga fitur pendukung yaitu peta budaya, buku elektronik sekolah (BSE), wahana jelajah angkasa, karya bahasa dan sastra, dan edugame.

Gambar 4. Portal Rumah Belajar (Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id/)

Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan (BPMPK) juga menyediakan m-Edukasi yang bisa diakses pada https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/ yang berisi berbagai konten pembelajaran dan literasi. Konten ini dapat dimanfaatkan baik oleh siswa maupun guru untuk menunjang proses pembelajaran.

Khusus untuk literasi Kemdikbud menyediakan web resmi Gerakan Literasi Nasional (GLN) dengan alamat https://gln.kemdikbud.go.id/  yang menyediakan buku-buku sumber bacaan bagi siswa dan informasi lainnya yang berhubungan dengan literasi.

Lembaga non pemerintah juga menyediakan banyak sekali bahan literasi. Peningkatan literasi siswa dapat dilakukan dengan memanfaatkan https://literasidigital.id yang memuat berbagai macam buku digital yang dapat digunakan sebagai bahan bacaan siswa. Laman ini juga berisi video, artikel, dan infografis literasi. Membaca infografis juga penting untuk dikuasai siswa karena menjadi salah satu model soal AKM.

Di samping itu juga terdapat media pemberitaan online yang dapat dijadikan sumber informasi aktual untuk melatih literasi siswa, seperti www.kompas.com, www.cnnindonesia.com, www.kawalcovid19.id, dan masih banyak yang lainnya. Berbagai sumber informasi inilah yang harus kita upayakan agar siswa membiasakan diri untuk berkunjung dan membaca konten di dalamnya.

Lalu bagaimana upaya yang harus dilakukan sekolah agar berbagai macam sumber informasi ini dapat dengan mudah diakses oleh guru, siswa, dan orang tua?

Yang harus dilakukan sekolah adalah mempublikasikan berbagai macam sumber informasi tersebut dalam sebuah hypermedia yang familier digunakan seperti web sekolah, LMS yang digunakan dalam pembelajaran, dan sosial media. Ketiga media ini paling tepat digunakan karena merupakan media interaksi virtual antara sekolah, guru, siswa, dan orang tua.

Pada web sekolah sebaiknya perlu ditambahkan menu atau fitur UBKD-AKM yang berisi semua informasi terkait UBKD-AKM tersebut. Menu ini akan mempermudah dalam pengorganisasian informasi atau materi yang dibutuhkan. Pengguna web tidak akan mengalami kesulitan manakala ingin mencari informasi UBKD-AKM.

LMS yang digunakan dalam pembelajaran daring seperti Google Classroom atau Edmodo, juga dapat dijadikan sebagai sarana publikasi UBKD-AKM ini. Materi terkait literasi dan numerasi dapat diunggah ke dalam LMS untuk dibaca dan dipelajari siswa. LMS ini juga dapat dijadikan tempat untuk berdiskusi dan evaluasi secara virtual.

Media sosial seperti WhatsApp (WA), Facebook, Telegram, Tweeter, dan sebagainya juga dapat digunakan sebagai wahana publikasi sumber informasi UBKD-AKM. Diantara media sosial tersebut yang paling familier digunakan baik oleh guru, siswa, maupun orang tua adalah WA. Bahkan sebagian besar pembelajaran daring yang dilakukan pada masa pandemi ini menggunakan WA. Sumber informasi UBKD-AKM ini dapat diunggah dalam grup kelas yang berisi siswa dan guru maupun grup orang tua.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi UBKD-AKM ini siswa dengan dukungan sekolah, guru, dan orang tua perlu untuk mempersiapkan diri dengan meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi. Pemerintah maupun lembaga non pemerintah telah menyediakan bahan literasi dan numerasi yang dibutuhkan siswa. Web sekolah, LMS, maupun media sosial dapat dijadikan sarana publikasi terkait UBKD-AKM tersebut. Selamat mencoba.

 
 

Sumber Pustaka

Anonimous. (2013, Novenver 9). Pengertian Hypermedia. Diambil kembali dari siarief.blogspot.com: http://siarief.blogspot.com/2013/11/pengertian-hypermedia-part-1.html

Ariya, W. (2021). Wajib Baca Jenis Soal AKM Dan Contohnya Untuk UBKD 2021, Asesmen Pengganti UNBK. Diambil kembali dari glozaria.com: https://www.glozaria.com/2020/11/wajib-baca-jenis-soal-akm-dan-contohnya-untuk-ubkd-2021-asesmen-pengganti-unbk.html#comments

PG Dikdas Kemdikbud. (2020, Oktober 8). Asesmen Nasional Mulai 2021, Mendikbud: TIdak Perlu Cemas, Mari Bersama Dukung Pelaksanaannya. Diambil kembali dari pgdikdas.kemdikbud.go.id: http://pgdikdas.kemdikbud.go.id/read-news/asesmen-nasional-mulai-2021-mendikbud-tidak-perlu-cemas-mari-bersama-dukung-pelaksanaannya

 
 

*) Penulis merupakan Pengembang Teknologi Pembelajaran di LPMP Provinsi Jawa Tengah