Published On: 10 February 2023Categories: Berita, Berita Daerah

Rabu, 8 Februari 2023-Purworejo. Mengalami fluktuasi dalam peringkat Adoption Rate atau tingkat adopsi penggunaan Platform Merdeka Mengajar (PMM) oleh para guru di Purworejo membuat tim Project Management Office (PMO) kabupaten itu harus bekerja keras mencari jalan keluar. Apalagi seiring dengan perjalanan waktu, justru posisi peringkat terus bergeser menuju runner up dari posisi juru kunci alias melorot sampai rangking 34 dari 35 Kabupaten kota.

Kondisi ini bagi siapapun tentu membuat ada rasa kurang nyaman karena selama ini sudah berusaha sebisanya namun posisi seperti jauh tertinggal. Alasan apapun boleh dikemukakan, namun jujur sebenarnya itu hanyalah dalih untuk menghibur diri bahwa ada masalah yang sedang terjadi dan belum tuntas tertangani.

Rapat PMO bulanan kali ini jatuh pada hari Rabu, 8 Februari 2023. Para anggota tim PMO Disdik Kabupaten Purworejo sepakat untuk mengambil langkah-langkah strategis agar nantinya posisi Adobtion Rate penuntasan topik Pelatihan Mandiri pada PMM yang semula berada di tataran bawah segera melonjak naik sampai ke posisi yang jauh lebih menggembirakan.

Rapat yang dimulai dari pukul 08.00 dan berakhir pukul 13.00 WIB tersebut dihadiri oleh tim dari BBPMP Jawa Tengah , Google educator wilayah Jateng DIY, Co-Captain dan komunitas Google master trainer , Kepala sekolah, pengawas dan penilik, serta tentu saja para pejabat dinas. Agenda rapat meliputi empat hal, yakni Program Sekolah Penggerak, Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), perencanaan daerah, dan optimalisasi penggunaan Chromebook dalam pembelajaran.

Dalam sambutannya, Khusnaeni, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo akan berusaha keras untuk meningkatkan taraf pendidikan di kabupaten Purworejo terutama dalam menyukseskan IKM. Namun, posisi Purworejo masih belum menggembirakan. Untuk itu, Khusnaeni, meminta rapat PMO gabungan beberapa unsur itu bisa menemukan solusi-solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan pendidikan di kabupaten Purworejo, khususnya agar penyelenggaraan IKM berlangsung lebih efektif.

Pimpinan Rapat PMO selanjutnya di serahkan kepada Mampuono, widyaprada BBPMP Jateng yang sekaligus sebagai koordinator wali wilayah Kabupaten Purworejo. Mampuono didampingi oleh Suhardi sebagai IT Assistant dan Nendya sebagai meeting documenter.

Mampuono menyampaikan bahwa status download Rapor Pendidikan kabupaten Purworejo yang menempati peringkat 10 dan download Lembar Rekomendasi yang menempati peringkat 14 dari 35 Kab/Kota se-Jateng bisa menjadi pijakan awal yang bagus untuk memberi motivasi agar semua komponen bergerak lebih aktif. Adapun adaption rate pada PMM yang masih agak tertinggal dari kabupaten/kota yang lain adalah sebuah dinamika yang wajar. Itu artinya kabupaten kota yang lain bergerak cukup intensif untuk penuntasan topik-topik di dalam PMM.

Yang perlu disikapi adalah penumbuhan kesadaran internal para guru bahwa belajar, berkarya, dan berbagi melalui PMM adalah sesuatu yang seharusnya menjadi kebutuhan mereka. PMM dengan segala fasilitas dan konten yang ada di dalamnya adalah harta karun yang sangat berharga dan penting untuk bekal menjadi guru yang profesional dan menginspirasi. PMM dengan fitur-fiturnya yang user friendly adalah sangat dekat dan pengoperasiannya sangat mudah dilakukan, tinggal guru mau atau tidak untuk belajar lagi.

Untuk menumbuhkan kesadaran internal agar para guru mau belajar lagi sebagaimana dikehendaki UUGD, bahwa guru adalah pembelajar sepanjang hayat, segala sesuatunya perlu dikondisikan. Hal ini terkait dengan penumbuhan budaya belajar di kalangan mereka dan ini diperlukan strategi serta proses inkubasi.

Govinda, salah seorang guru SD yang menjadi Google master trainer menyampaikan praktik baik di SD di mana dia mengajar bahwa untuk menumbuhkan budaya belajar di sekolahnya diperlukan pembiasaan kepada para murid. Dari pembiasaan nantinya akan menjadi budaya. Sementara para pengawas dan pemilik menyampaikan adanya ketidaksinkronan antara data yang diupload di Dapodik dengan kenyataan dilapangan. Dan ini bisa menjadi bias yang seringkali menurunkan motivasi guru dalam menggunakan platform. Ditambah lagi dengan sulitnya guru memperoleh sertifikat ketuntasan unggah aksi nyata karena karya mereka tidak tervalidasi.

Tentang menciptakan budaya belajar Mampuono mengusulkan penggunaan teori mendidik dari Dr. Abdullah Nashih Ulwan, pengarang buku Tarbiyatul ‘aulad fil Islami. Terdapat lima langkah yang efektif dalam mendidik agar berhasil menumbuhkan budaya belajar berdasarkan riset ulama tersebut. Langkah-langkah itu meliputi pemberian contoh, pembiasaan, penghargaan, nasihat, dan disiplin positif.

Dalam praktiknya, agar muncul budaya belajar melalui PMM para peserta rapat PMO setuju bahwa teladan dari kepala sekolah diperlukan sebagai langkah awal.
Langkah itu dilanjutkan dengan pembiasaan belajar menggunakan PMM. Ini bisa dilakukan bersamaan dengan gerakan siswa membaca buku 15 menit sebelum pembelajaran atau diwaktu-waktu lain yang memungkinkan. Jadi pada saat yang sama siswa belajar, guru juga belajar.

Bagi para guru yang memiliki capaian bagus dalamenuntaskan topik-topik PMM sebaiknya disediakan berbagai reward yang semakin memotivasi mereka. Reward tidak harus berupa barang berharga namun bentuk perhatian akan capaian tersebut yang justru lebih penting, seperti penyebutan prestasi di laman resmi Disdik dan sekolah, pemberian kesempatan berbagi praktik baik, sampai pada penganugerahan gelar tertentu yang memotivasi.

Jika ternyata di tiga langkah awal masih ada yang ketinggalan atau tidak mengalami imbas positif yang signifikan maka perlu ditempuh langkah keempat, yaitu pembinaan. Harapannya cukup sampai di langkah keempat budaya belajar dengan menggunakan PMM dapat tumbuh subur di Kabupaten Purworejo. Namun, tidak tertutup kemungkinan ada pihak pihak yang masih saja tidak tergerak dengan empat langkah tersebut. Oleh karenanya dengan sangat terpaksa perlu ditempuh langkah kelima yang terkait dengan penerapan disiplin positif ataupun memberikan sanksi. Ini agak sensitif dan hanya jika terpaksa sekali saja diimplementasikan. Misalnya, membuat aturan yang sedikit “memaksa” guru keluar dari zona nyaman dengan mengaitkan capaian PMM dengan TPG.

Sementara itu, menjawab tentang ketidaksinkronan data Dapodik, Paryono, Kabid SMP Disdikbud Kabupaten Purworejo mengatakan bahwa Pusdatin sebenarnya cukup responsif terhadap laporan tentang data dapodik. Yang diperlukan adalah laporan lengkap yang bisa disampaikan ke Pusdatin melalui pihak dinas. Paryono bahkan menyanggupi mengantarkan pihak sekolah ke kantor Pusdatin di Jakarta jika ada permasalahan data yang tidak segera bisa diselesaikan.

Selain itu, menjawab tentang sulitnya perolehan validasi terhadap unggah aksi nyata, Mampuono menyampaikan bahwa ada fakta miris tentang maraknya plagiasi di kalangan guru. Fakta ini diperoleh dari Statemen petinggi Balai Besar Guru Penggerak Jateng bahwa dari 10.000 karya yang diunggah, 8.000 di antaranya adalah mengambil dari karya orang lain. Ini tentu sangat memprihatinkan dan menjadi tugas semua pihak untuk mengikis budaya instan yang kurang pas seperti itu. Sebaliknya, walaupun unggah aksi nyata belum divalidasi, sebaiknya guru tetap melangkah maju menyelesaikan topik-topik berikutnya. Akan lebih optimal lagi jika apa yang sudah dipelajari juga diimplementasikan di kelas-kelas mereka.

Terkait dengan optimalisasi penggunaan Chromebook yang sudah disebarkan ke sekolah-sekolah penerima, Jalu yang mewakili pihak Google menawarkan pemberian pendampingan agar alat tersebut bermanfaat lebih optimal. Ini sejalan dengan rencana strategis pemerintah Kabupaten Purworejo yang akan lebih menggalakkan digitalisasi bidang pendidikan.

Rapat PMO kali ini sepakat untuk membuat strategi peningkatan Adoption Rate PMM Kabupaten Purworejo dengan cara memecah target 16 topik Pelatihan Mandiri di PMM agar tuntas dalam 8 sampai 10 bulan. Dimulai dari bulan Maret sampai Desember 2023 per bulannya diharapkan satu sampai dua topik tuntas, menyesuaikan kondisi seperti bulan puasa dan Idul Fitri ataupun Agustusan dan lain-lain. Ini sesuai dengan rancangan waktu pengembang PMM bahwa satu topik bisa dituntaskan antara 12-24 hari.

Tentang penumbuhan budaya belajar melalui PMM, Surat
Edaran akan segera diterbitkan dengan instruksi resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo, Wasit Diono. Agar target tercapai sesuai perencanaan, implementasinya akan dikawal oleh para pengawas dan penilik dengan melakukan pengendalian melalui pelaporan rutin dan monev kepada kepala satuan pendidikan yang menjadi binaannya.

Target bertahap dari Tim PMO Kabupaten Purworejo adalah siap meningkatan Adoption Rate Pelatihan Mandiri PMM Kabupaten tersebut masuk 10 Besar se-Jateng dalam tiga bulan mendatang. Rapat PMO selanjutnya ditutup dengan ramah tamah dan makan siang serta kunjungan ke SMPN 2 Purworejo dan SMAN 4 Purworejo sebagai calon sekolah rujukan Google. (Mampuono-Menemu Baling)