Puisi : Orang-Orang yang Berhati Mati
*) Tirta Nursari
dia ada di tubuhnya
tapi dia lupa nuraninya
dia pandai bicara
tapi dia tak tahu apa isinya
dia merasa paling sok iya
tapi dia bedebah adanya
dia jual ayat-ayat Tuhannya
tapi dia lupakan keimanannya
dia tunjuk satu jari ke muka lawannya
tapi dia lupa pula, empat jari menunjuk ke tubuhnya
orang-orang yang berhati mati
dia tak malu untuk mencuri
meski dia tahu yang dicurinya orang-orang melarat
yang untuk makan pun dia sekarat
orang-orang yang berhati mati
dialah yang mencuri uang rakyat
dengan dalih kepentingan umat
orang-orang yang berhati mati
dia yang merasa paling perkasa dan berkuasa
tak ada hal yang tak bisa diaturnya
bahkan saat suara paraunya menyeru
“Tembak dia, dan rusak CCTVnya”
lalu dia atur seribu drama
Orang-orang yang berhati mati
tak peduli berapa orang yang kan jadi korban saat dia beraksi
orang-orang yang berhati mati
mungkinkah dia dihukum kebiri
(atas hak-haknya)
atau harus menunggu eksekusi?
Ken Saras, 16 Februari 2023
Puisi : Sesal
*)Tirta Nursari
Gelap malam bukan bisu saat setan-setan atas nama kepongahan dan keangkuhan menari di kepala dan segala dendam kesumat mendapat sorga
Mata memerah, hilanglah marwah.
Hati busuk membuncah rutuk
Rangkaian kata lepas kendali
Tak peduli jemari di ujung jeruji
Oooo… kala amarah menjerat diri,
nafas berbau sampah menguar bersama sumpah serapah
hilang akal hilang kendali,
Oooo, derana ….ke mana pergi?
dan sesal-sesal mendamba ampun
Terhela maaf, saat semua telah terlambat
Oooo, bunga tak akan melayu saat tersiram tirta dalam bius dealova
Ranting tak akan patah membiru, bila tak terinjak kaki beralas duri
hati pun tak akan beku, bila tak teriris sembilu
Oooo ….andai semua jiwa saling menjura
menghindar dari sawala
berserah saja pada-Nya
buhulkan hati dalam ikhlasnya
silang sengketa tak kan jadi prahara
Wapas, 20 Februari 2023