AFAGOSIS
lapar, adalah kata-kata kehilangan ingatan
menelusup di perut-perut puisi
hingga berkali-kali aksara terjaring
di meja jamuan sajak
dan takwilkan kerinduan diksi dari sehimpun cemas
mungkin esok morfem menjadi porak poranda
sebab peradaban tidak mampu lagi bicara tentang afagosis
Malang, 2022
OPUS
langit, semesta suara
menghunjam tatapan, sampaikan syair
di kelebat musim, menanti gubahan
di kelebat musim, menanti gubahan lagu
sebab larik puisi berlari menuju pemakaman angin
menghimpun sunyi
di antara karya komponis
dan bangku-bangku kafe, menunggu irama baru
apakah kata-kata menjelma dari rahim zaman samar
ataukah kata-kata teramat sulit menerka makna
hanya duduk menjadi opus
selain memerankan ketelanjangannya pada simphoni klasik
yang tak lagi berkhayal tentang garpu tala?
mungkin irama lagu berganti rupa
di paras digital, bersenggama liar dengan teknologi
Malang, 2022
DIATOPIK
sajak-sajak, bergegas diri
menelisik ruang dari penggalan kisah
jarak timur dan barat
hanyalah ringkih waktu yang menjejali kedangkalan mata
sesungguhnya kita alpa, bahwa bahasa bagai dimensi
yang terlahir dari tajamnya mata
mengiris dimensi ruang
untuk menuju kesempurnaannya
Malang, 2022
*)Vito Prasetyo