Published On: 10 August 2023Categories: Berita, Headline

Direktur SD Kemendikbudristek Muhammad Hasbi bersama Kepala BBPMP Jawa Tengah Nugraheni Triastuti didampingi Kabag Umum BBPMP Jawa Tengah Mohammad Adi Hartono serta perwakilan LLDIKTI Wilayah VI mengikuti secara daring peluncuran Program Kampus Mengajar Angkatan-6 oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim secara resmi melepas 21.409 mahasiswa sebagai peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 6. Mahasiswa ini akan ditempatkan di lebih dari 4000 sekolah sasaran di 34 provinsi sebagai mitra guru dalam upaya mendorong peningkatan literasi, numerasi dan adaptasi teknologi di sekolah sasaran.

Pelepasan peserta Kampus Mengajar Angkatan 6 ini dilakukan secara hibrida, luring dan daring (online). Para mahasiswa ditempatkan di Balai Besar/Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BB/BPMP) disetiap provinsi bersama para dosen pendamping lapangan.

Dalam sambutan pembukanya, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengucapkan selamat kepada para mahasiswa terpilih menjadi peserta Kampus Mengajar. Kampus Mengajar sebagai salah satu program unggulan MBKM telah berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran di jenjang SD dan SMP.

Berbagai tantangan dihadapi dalam menjalankan program Kampus Mengajar dengan jaminan SKS ini. Nadiem menyebutkan mengubah kebisaan lama memang sulit. Namun menurutnya tantangan transformasi ini akan membawa dampak positif bagi mahasiswa dan universitas.

“Sekarang kita sudah lihat sendiri hasilnya, lebih dari 470 ribu mahasiswa diseluruh Indonesia mendapatkan pengalaman belajar yang jauh lebih relevan dan menyenangkan,” kata Nadiem secara daring, Kamis (10/8/2023).

Lebih lanjut dikatakan Nadiem, Kampus Mengajar sebagai salah satu program unggulan MBKM telah berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran di jenjang SD dan SMP. Selama masa penugasan mahasiswa akan berkolaborasi secara aktif bersama guru dan tenaga kependidikan dalam menyusun strategi pembelajaran literasi dan numerasi, serta mengakselerasi adaptasi teknologi yang akan membantu proses belajar mengajar.

“Perjalanan panjang MBKM telah membuktikan bahwa dalam menghadirkan kemerdekaan dalam belajar, mahasiswa tergerak untuk berkreasi dan berinovasi sebagai persiapan mengarungi lautan luas setelah lulus dari perguruan tinggi. Dan juga untuk memberikan kontribusi bagi sesama,” imbuh Nadiem.

Nadiem menyampaikan harapannya agar para mahasiswa memiliki semangat yang jauh lebih besar untuk memanfaatkan kesempatan yang berharga ini dengan sebaik mungkin. Nadiem juga meminta agar peserta Program Kampus Mengajar dapat mengambil pelajaran dari para guru dan kepala sekolah yang sudah berpengalaman.

“Jangan ragu untuk berbagi pengetahuan yang adik-adik miliki kepada pelajar di sekolah sasaran masing-masing sebab transfer ilmu dan pengalaman adalah kunci dari keberlanjutan Merdeka Belajar. Selamat berjuang, jadilah garda depan yang memimpin gerakan merdeka belajar,” pungkas Nadiem.

Menurut Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril, sejak diluncurkan pertama kali oleh Kemendikbudristek pada tahun 2020, program ini memegang peranan penting dalam membantu pemerintah melaksanakan upaya pemulihan dan transformasi pembelajaran pascapandemi, khususnya di satuan pendidikan dasar yang menjadi sekolah sasaran.

Dikatakan Iwan, dampak nyata dari kehadiran mahasiswa di sekolah sasaran telah mengakselerasi peningkatan literasi dan numerasi peserta didik. Berdasarakan analisis yang dilakukan pihaknya, 11 minggu penugasan efektif, mahasiswa mampu memberi dampak setara dengan pembelajaran 4,6 bulan untuk literasi di SD dan 4,2 bulan di SMP.

“Sementara untuk aspek peningkatan numerasi, penugasan selama 11 minggu setara dengan 5 bulan pembelajaran numerasi di SD dan 3,2 bulan pembelajaran numerasi di SMP,” imbuh Syahril.

Capaian ini lanjut Syahril juga tidak lepas dari dukungan BB/BPMP dan dinas pendidikan di seluruh Indonesia yang menerima dan membimbing para mahasiswa selama program berjalan. Atas dukungan tersebut, Iwan mengucapkan terima kasih dan apresiasi setingginya kepada seluruh pihak yang telah mendukung program Kampus Mengajar.

Sementara itu Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani, mengapresiasi para guru, kepala sekolah serta tenaga kependidikan yang telah mendukung program Kampus Mengajar yang telah berlangsung 5 angkatan sebelumnya. Program ini dikatakan Nunuk merupakan cerminan komitmen dan semangat bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

“Kepala sekolah bekerja sama dan berkolaborasi luar biasa dengan semua pihak, ini capaian yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Peran mahasiswa melalui program ini telah berhasil memainkan peran kunci dalam mendukung proses pembelajaran di satuan pendidikan dasar yang membutuhkan asistensi sejak masa pandemi,” ungkap Nunuk.

Senada dengan ini, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam mengatakan mahasiwa mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga secara langsung berinteraksi di sekolah dari guru dan kepala sekolah.

“Semoga interaksi antara mahasiswa dan guru saling belajar, saling asah asih dan asuh, bisa memperkuat kemajuan pendidikan di seluruh sekolah sasaran dan berimbas kepada sekolah yang lain,” tandas Nizam.

Pembukaan (kick-off) pelepasan peserta Program Kampus Mengajar di Jawa Tengah dipusatkan di BBPMP Provinsi Jawa Tengah. Hadir secara langsung Direktur SD Kemendikbudristek sekaligus Supervisor PMO-PDM 10 Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran, Muhammad Hasbi.

Sebanyak 50 mahasiswa peserta Kampus Mengajar mewakili kampus di Jawa Tengah hadir di Aula Kartini BBPMP Provinsi Jawa Tengah. Perwakilan LLDIKTI serta kepala sekolah sasaran Kampus Mengajar juga turut hadir dalam pembukaan.

Dalam sambutannya Muhammad Hasbi menyebutkan dalam rangka melakukan penyadaran dan perubahan perilaku dari berbagai pihak yang terlibat dalam pemulihan dan transformasi pembelajaran jenjang SD yang memiliki level asesmen 1 dan 2 diperlukan gerakan yang masif dan konstruktif untuk meningkatkan capaian literasi pada asesmen 2023.

Salah satu intervensi yang dilakukan PMO-PDM 10 Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran lanjut Hasbi, yakni dengan menggandeng program Kampus Mengajar dalam menguatkan literasi siswa melalui pendampingan oleh mahasiswa di sekolah sasaran. Pada angkatan 6 ini Kampus Mengajar telah berhasil menarik minat lebih dari 21 ribu mahasiwa untuk menjadi peserta program Kampus Mengajar.

“Dengan angka yang masif ini kami menitipkan harapan yang besar kepada mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar untuk dapat mendukung upaya kita secara bersama-sama dalam membantu upaya pemulihan dan transformasi pembelajaran di satuan pendidikan,” ungkap Hasbi.

Diakhir kegiatan, Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah Nugraheni Triastuti mengajak para mahasiwa peserta Program Kampus Mengajar untuk tidak sungkan menggali informasi dan berkolaborasi dalam program Merdeka Belajar khususnya di Jawa Tengah. Ada banyak program Merdeka Belajar di BBPMP yang dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai bekal saat pendampingan di sekolah sasaran.

“Kami BBPMP Jawa Tengah merupakan kepanjangan tangan dari Kemendikbudristek yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Pegawainya telah dibagi ke 35 kab/kota. Sehingga nanti ketika ditugaskan di antara kab/kota di Jawa Tengah, pasti ada pegawai BBPMP yang melayani yang disebut wali wilayah,” kata Heni sapaan Kepala BBPMP Jawa Tengah ini.

Ditambahkannya, dengan adanya wali wilayah ini, para mahasiswa nanti bisa berdiskusi dan berkolaborasi terkait kebijakan Kemendikbudristek yang saat ini banyak bersinggungan dengan teknologi. Mahasiswa yang akrab dan dekat teknologi dalam mengimbaskan pengetahuan dan pengalamannya ke satuan pendidikan sasaran Kampus Mengajar.

“Kami berharap banyak dari kampus mengajar ini rapor pendidikan yang ada di setiap sekolah meningkat, ukurannya yakni literasi dan numerasi serta karakter. Isi dan contohnya sudah banyak. Kita bahu membahu bersama menyukseskan kebijakan Merdeka Belajar ini,” pungkas Heni. (LUB)