Published On: 16 September 2022Categories: Berita, Headline

Dr. Tartib Supriyadi,M.Pd Saat Pelepasan Tanda Peserta workshop Pemanfaatan TIK untuk Pelatihan Kurikulum Merdeka secara Mandiri Melalui PMM Bagi Komunitas Belajar Angkatan 4 di BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Kamis (15/9/222) di Aula Soekarno.

Semarang – – Komunitas Belajar yang berasal dari MGMP PAI (Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam) dari seluruh Kabupaten/Kota juga sudah diberi pelatihan di BBPMP Provinsi Jawa Tengah yang sampai saat ini sudah masuk angkatan 4.

Moh. Abrori dari MGMP PAI SMP Negeri 4 Blado Kabupaten Batang salah seorang peserta yang mengikuti workshop Pemanfaatan TIK untuk Pelatihan Kurikulum Merdeka secara Mandiri Melalui PMM Bagi Komunitas Belajar Angkatan 4  menyampaikan bahwa pelatihan ini benar-benar membuat pemahaman saya tentang kurikulum merdeka menjadi lebih luas dan mendalam.

“Sebelum mengikuti pelatihan ini, menurut saya kurikulum merdeka adalah kurikulum baru yang hanya berbeda nama saja dengan kurikulum sebelumnya. esensinya masih sama. hal itu karena kurangnya pemahaman dan praktik yang terjadi di sekolah juga sama”. Katanya dengan penuh semangat.

Abrori juga menyampaikan, kadang berfikir kenapa pemerintah mengubah kurikulum, toh praktiknya masih sama. akan tetapi pemahaman itu ternyata salah dan setelah mengikuti pelatihan ini saya benar-benar setuju dan paham apa yang diharapkan oleh pemerintah melalui kurikulum merdeka.

“Pada zaman sekarang ini sudah tidak lagi saatnya mengajarkan siswa dengan sistem yang jadul, atau konvensional. perlu adanya konsep baru yang bisa mengimbangi perkembangan zaman, menyesuaikan yang dibutuhkan oleh anak-anak sekarang”. Katanya lagi.

Semua itu akan terjawab ketika kita bisa mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan tepat dan cermat. Dan salah satu faktor yang membuat pemahaman tentang kurikulum merdeka kurang adalah karena kurang maksimal dalam pemanfaatan aplikasi PMM.

“Sebagai pengurus Komunitas Belajar MGMP PAI sebelum  mengikuti pelatihan, saya hanya diajarkan untuk belajar mandiri melalui aplikasi. karena keterbatasan pemahaman, maka pada belajarnya tidak maksimal”. Tambahnya lagi.

Seperti video yang tidak di tonton dan post tes yang ketika mengerjakan tinggal nyontek. hal itu lah yang membuat esensi dari kurikulum merdeka tidak tersampaikan.

“Setelah mengikuti pelatihan ini, saya begitu paham dan sadar diri bahwa cara yang saya pakai selama ini salah. kita sebagai guru harus memanfaatkan aplikasi PMM dengan benar, tonton video dan kerjakan pemahaman serta post tes dengan benar, tidak nyontek jawaban yang ada sehingga esensi yang diharapkan oleh pemerintah melalui PMM akan tersampaikan kepada semua guru di indonesia”. Tandasnya lagi.

Pengurus MGMP PAI ini menyampaikan terimakasih kepada BBPMP Provinsi Jawa Tengah  atas kesempatan yang disediakan dalam workshop ini. sungguh merubah pemahaman dalam implementasi kurikulum merdeka menjadi lebih mendalam.

“Kami semua pengurus Komunitas Belajar MGMP PAI Se-Provinsi Jawa Tengah akan mengimbaskan  kepada guru-guru di kabupaten masing-masing agar para guru PAI  juga memiliki pemahaman  dalam mengajar  memanfaatkan teknologi dalam membuat bahan ajar Pelajaran Agama Islam”. Pungkas  Moh. Abrori.