Foto: Penanggungjawab Kegiatan Heru Djoko Walujo, S. Pd. saat memberikan sambutan panitia Bimbingan Teknis Pemanfaatan Platform SDS Kepada Dinas Pendidikan dan Komunitas Belajar Pengawas Kegiatan berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 5 sd 7 September2023 di BBPMP Prov.Jateng.
Semarang – – Kepala BBPMP Prov. Jateng, Nugraheni, Triastuti, SE, M. Si membuka kegiatan Bimbingan Teknis Pemanfaatan Platform SDS Kepada Dinas Pendidikan dan Komunitas Belajar Pengawas, dengan didampingi Kapokja IV Tata Kelola Satuan Pendidikan Ahmad Mudlofir, MT, dan Penanggungjawab Kegiatan Heru Djoko Walujo, S. Pd. Kegiatan berlangsung selama 3 hari, mulai tanggal 5 sd 7 September2023 di BBPMP Prov.Jateng.
Dalam sambutannya Nugraheni menyinggung tentang Visi Pendidikan Indonesia yaitu Mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Diharapkan proses pembelajaran meningkat dari waktu ke waktu dan satuan pendidikanlah yang menjadi ujung tombaknya.
Heni menambahkan bahwa Kecenderungan yang terjadi sebelumnya pada satuan pendidikan dalam menyusun perencanaan selalu berulang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. . Untuk itu dibutuhkan perencanaan yang berbasis pada data, karena perencanaan tanpa data maka tidak akan bisa menggambarkan peta jalan, sehingga penggunaan anggaran juga tidak berbeda, berkutat disitu saja dan tidak progresif, jauh dari Visi yang akan dituju, terangnya.
Terkait dana BOS Heni menjelaskan bahwa dana tersebut merupakan dana transfer daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang dialokasikan untuk keperluan sekolah.
Ketika memanfaatkan dana BOS kata Heni, pemerintah punya kewajiban untuk mengetahui anggaran yang diterima digunakan untuk apa saja, sehingga perlu laporan pertanggungjawaban.
Selanjutnya Heni juga menerangkan bahwa Dana BOS yang merupakan transfer daerah perlu dikelola, kemudian juga di audit sehingga membutuhkan data yang valid. Pemerintah melalui Kemendikbudristek, Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan berkepentingan pula untuk memudahkan pengawasan dana yang dikelola oleh sekolah dengan menyediakan Platform yang bisa secara otomatis bisa dilihat oleh pemerintah pusat tanpa harus meminta data ke daerah dan otomatis terekam secara digital. Maka diciptakanlah tools seperti ARKAS, MARKAS, SIPLah sehingga memudahkan untuk satuan pendidikan mencapai Visi dan memudahkan Dinas Pendidikan untuk melakukan pengawasan terhadap tata kelola anggaran perencanaan, penatausahaan, serta pelaporan dana BOS, tegasnya.
Persoalannya adalah aplikasi yang disediakan Kemendikbudristek tersebut apakah sudah dikuasai oleh para kepala sekolah, barangkali masih ada yang merasakan khawatir atau takut kalau datanya hilang, kemudian caranya yang ribet. Oleh karena itu bimtek ini sangat penting, dengan harapan sekolah akan terbantu untuk lebih transparan, akuntabel, demikian jelas Heni.
Diakhir sambutannya Nugraheni mengajak kepada para peserta untuk menguasai teknologi agar memudahkan dalam membuat perencanaan dan meminta untuk mengimbaskan di daerahnya masing masing agar memudahkan bagi satuan pendidikan dalam membuat perencanaan dalam mencapai Visi Pendidikan Indonesia, demikian pungkasnya.
Heru Djoko Walujo sebagai penanggungjawab kegiatan menyampaikan laporanya terkait latar belakang, tujuan, sasaran dan hasil yang diharapkan.
Latar belakang diselenggarakannya kegiatan ini, kata Heru adalah sebagai upaya mentransformasikan Pendidikan Indonesia berbasis digital. Heru mengatakan bahwa Kemendikbudristek melakukan intervensi digitalisasi sekolah dalam penggunaan berbagai platform digital yang diyakini mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi dan menambah inspirasi. Salah satu platform adalah Sumber Daya Sekolah. Platform ini ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi satuan pendidikan dalam melakukan manajemen sekolah dalam berbasis data dengan menggunakan platform ARKAS, SIPLah BOSP sehingga perencanaan dan penganggaran serta penggunaan dan pemanfaatan dana BOS dapat lebih transparan.
Selanjutnya Heru menginformasikan Sasaran dari kegiatan ini terdiri dari
Pengurus/Anggota Penilik PAUD, KKPS SD, MKPS SMP, MKPS SMA, Operator BOS dan Operator BOP 35 Kabupaten/Kota dan 13 Cabang Dinas Dindikbud Prov. Jateng dengan jumlah smuanya 202 peserta, demikaian pungkasnya.
Penulis: Tartib Supriyadi/Editor: Yeni E