Published On: 7 February 2018Categories: Artikel

 

Sekolah sebagai taman yang menyenangkan. Itulah konsep yang sekarang ini ingin dicapai dalam system pendidikan di Indonesia. Sebenarnya konsep ini sudah lama dirilis oleh Ki Hajar Dewantoro. Konsep tersebut merupakan konsep yang luar biasa dan perlu diterapkan di Indonesia. Sebab konsep tersebut ternyata sudah diterapkan lama oleh salah satu negara di Eropa yang mana negara tersebut merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, yaitu Finlandia.

Oleh: Dedy Iswanto, S.Pd., 

SMK Diponegoro Lebaksiu, Kab. Tegal

Sistem pendidikan di negara tersebut jauh berbeda dengan sistem yang diterapkan di Indonesia, seperti pendidikan gratis, usia masuk SD minimal 7 tahun, tidak adanya sistem kompetisi/ranking bagi siswa, mengurangi kegiatan tes dan tidak adanya UN, semua siswa naik kelas, hari efektif belajar hanya empat sampai lima hari per minggu, dan sebagainya, sehingga siswa tidak merasa tertekan dan jenuh untuk mengikuti pembelajaran di sekolah. Konsep itulah yang dapat menjadikan sekolah sebagai taman yang menyenangkan.

Salah satu faktor utama terwujudnya sistem pendidikan terbaik di Finlandia yaitu dengan peningkatan kualitas guru. Syarat menjadi guru di Finlandia memang dilakukan sangat ketat ketika calon guru masuk ke perguruan tinggi. Disamping itu, kualifikasi guru di Finlandia adalah minimal S2, yang mana pemerintah memberikan beasiswa S2 gratis bagi guru. Untuk itu, tidak salah jika pemerintah Finlandia berani memberikan fasilitas dan kesejahteraan yang terbaik bagi guru.

Guru merupakan penentu utama akan tinggi rendahnya kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran di sekolah. Dimana peran utama  guru dalam menentukan keberhasilan mutu pendidikan dinilai dari cara mengelola pembelajaran di sekolah agar menjadi bermutu. Lalu bagaimana peran guru dalam mewujudkan pembelajaran yang bermutu?.

Pendidikan berkaitan erat dengan jasa. Mutu pendidikan sangat khas karena pendidikan merupakan proses yang menghasilkan layanan. Mutu pendidikan dinilai dari pembelajaran yang dihasilkan agar menjadi bermutu. Dimana pembelajaran yang bermutu merupakan proses pembelajaran yang dapat menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam mengembangkan kreativitas dan kemampuan sesuai dengan minat, bakat, perkembangan, dan psikologisiswa.

Hal ini senada dengan apa yang tertuang pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab IV Pasal 19 Ayat 1 yangmenerangkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologi peserta didik.

Mutu pembelajaran dapat dikatakan sebagai gambaran baik buruknya hasil yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya sistem tergantung pada proses pembelajaran yang berlangsung hingga menghasilkan output (siswa) yang bermutu, baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut M. Gaffar G (1992:2), inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran bagi siswa. Proses pembelajaran yang mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar yang membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur utama tersebut adalah tujuan pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manajemen, dan administrasi.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermutu dalam rangka menghasilkan output (siswa) yang bermutu, tentunya terlebih dahulu harus mengutamakan sistem yang bermutu pula yaitu melalui pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu unsure utama untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan adalah peran guru. Menurut saya, ada 3 peran guru dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang bermutu, yaitu guru sebagai The Profcreinins (professional, creator and  innovator, serta inspirator).

Professional

Seorang guru dituntut untuk menjadi insan yang profesional dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru yang professional disamping dapat melaksanakan tugas utama sebagai pendidik, guru juga harus menguasai 4 kompetensi, yaitu pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Jika seorang guru tidak menguasai kompetensi tersebut, tentunya akan berdampak pada rendahnya mutu pembelajaran. Dimana suasana pembelajaran kurang menyenangkan karena kurang menguasai ilmu tentang pengajaran (pedagogik), materi yang disampaikan kurang terarah karena guru kurang mengusai materi (profesional), guru kurang dipercaya oleh siswa karena sikap guru yang kurang mencerminkan teladan bagi siswa (kepribadian), serta siswa menjadi pasif karena guru kurang berinteraksi dengan siswa (sosial).

Innovator

Seorang guru dituntut untuk selalu berinovasi dalam menciptakan atau mengembangkan pendekatan/model/metodepembelajaran yang menarik dan media pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan TIK agar terciptanya pembelajaran berbasis PAIKEM (Pembelajaran yang aktif, kreatif, inovasif, efektif dan menyenangkan). Kreatif dalam arti guru dapat menciptakan suasana pembelajaran baru yang lebih menarik dan inovatif dalam arti guru dapat melakukan pembaharuan atau mengembangkan suasana pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih menarik. Dengan kemampuan guru yang inovatif, pastinya akan dapat mewujudkan pembelajaran bermutu agar siswa menjadi aktif dan kreatif, dan tentunya menjadikan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan.

Inspirator

Seorang guru dituntut agar dapat menginspirasi bagi siswa. Guru dapat dikenang akan karya-karya terbaiknya sehingga guru akan menjadi inspirasi bagi siswa. Dengan guru yang selalu menginspirasi bagi siswa, pastinya akan dapat mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Sebab, siswa akan lebih tertarik dengan apa yang diajarkan/disampaikan oleh guru. Bahkan setelah siswa lulus pun akan selalu mengenang akan karya-karya terbaiknya karena dapat menginspirasi hingga siswa menjadi sukses dan berhasil.

Hal ini senada dengan apa yang dikutip oleh Anies Baswedan (2015) dalam buku yang berjudul “Arief Rachman Guru Berdasarkan Catatan Ukim Komarudin” menyatakan bahwa salah satu kunci terpenting dalam pendidikan untuk memajukan bangsa adalah guru. Seorang guru yang sebenarnya hadir bukan sekedar untuk mengajar dan bukan sekedar untuk mendidik. Tetapi guru hadir untuk menginspirasi dan menggerakan.

 

Untuk itu, peran guru dinilai sangat penting.dalam mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Dengan peran guru secara professional dalam arti menguasai 4 kompetensi yang dimiliki yang diintegrasikan dengan peran guru sebagai innovator dalam arti selalu b
erinovasi dalam pembelajaran, pastinya akan mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan. Selanjutnya dengan peran guru sebagai inspirator dalam arti dapat menginspirasiakan karya-karya terbaiknya bagi siswa, tentunya akan dapat
memotivasi dan membawa output (siswa) lebih bermutu yang siap dipakai dalam kehidupan di masyarakat. *Oleh: Dedy Iswanto, Guru SMK Diponegoro Lebaksiu, Kab. Tegal