Published On: 27 July 2023Categories: Berita, Headline

SRONDOL KULON, BBPMP JATENG – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Penyelarasan Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi Komunitas Belajar dari unsur KKKS jenjang SD dari Kab. Kudus, Kab. Klaten, Kab. Magelang, Kab. Pati, Kab. Wonosobo, dan Kota Semarang Angkatan 6 selama 4 hari pada tanggal 25-28 Juli 2023 di BBPMP Jateng.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah diikuti peserta 216 orang yang terdiri dari unsur KKKS Jenjang SD dari 35 Kab/Kota Provinsi Jawa Tengah.

Pembukaan dan sambutan pengarahan dalam kegiatan ini disampaikan oleh Kabag Umum Mohammad Adi Hartono, SE, M.M, serta didampingi ketua Pokja 2 Dr. Alif Noor Hidayati, M.Pd, dan PIC Drs. Sri Suyanto. Dalam sambutannya Mohammad Adi Hartono menyampaikan materi tentang transformasi pendidikan meliputi :  Satuan pendidikan yang berpihak pada tumbuh kembang anak, Satuan Pendidikan yang menjalin kemitraan dengan orang tua, Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan, inklusi, Satuan Pendidikan yang mengembangkan budaya Reflesksi Berbasis Data serta Peningkatan hasil belajar murid khususnya literasi, numerasi dan karakter, Jelasnya!

Tujuan kegiatan  “Penyelarasan Implementasi Kurikulum Merdeka bagi Komunitas Belajar Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah’’ adalah peserta mampu memahami dan menguasai materipenyelarasan Implementasi Kurikulum Merdekayang terdiri atas : 1. Kebijakan Kemendikbudristek dalam Bidang Pendidikan; 2. Konsep Implementasi Kurikulum Merdeka; Implementasi literasi dan numerasi, terdiri dari lingkungan fisik dan sosial-afektif, pembelajaran yang mengembangkan keterampilan literasi dan numerasi; 4. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi, terdiri dari konsep pembelajaran berdiferensiasi, pemetaan kebutuhan belajar murid, dan modul ajar; 5. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, terdiri dari analisis kebutuhan pengembangan dimensi Profil Pelajar Pancasila,modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan penilaian projek; 6. Pengembangan Komunitas Belajar; 7. Digitalisasi Sekolah; serta 8. Rencana tindak lanjut.

Dikutib dari penjelasan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, menggarisbawahi prinsip gotong royong sebagai nilai yang dipegang teguh bangsa Indonesia. Nilai gotong royong diyakininya dapat menginspirasi dan menjadi kunci bagi para delegasi untuk berkolaborasi menuju masa depan pendidikan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan dengan adanya pendidikan berkualitas untuk semua.

“Saya sangat percaya bahwa gotong royong adalah kunci transformasi guna menciptakan pendidikan berkualitas untuk semua dan transformasi menuju masa depan yang lebih baik, lebih berkelanjutan,” tegasnya.

Ekosistem pendidikan Indonesia, disampaikan Mendikbudristek, secara bergotong royong telah melakukan akselerasi transformasi sebagai solusi krisis pembelajaran yang sudah menahun dan diperparah oleh pandemi. Melalui berbagai terobosan Merdeka Belajar, pemulihan pembelajaran dilakukan antara lain dengan menghadirkan Kurikulum Merdeka, Asesmen Nasional, dan Program Guru Penggerak. “Literasi dan numerasi itu terdiri dari lingkungan fisik dan sosial efektif. Selain itu konsep ini juga menerangkan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan literasi dan numerasi,”  kata Alif.

Lebih lanjut dikatakan Alif, hal yang sama juga perlu dipahami oleh peserta tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi yag terdiri dari konsep pembelajaran berdiferensiasi dan pemetaan kebutuhan belajar murid serta modul bahan ajar. “Semuanya ini bermuara pada tercapai projek penguatan profil pelajar pancasila,” imbuh Alif.

 Narasumber dalam kegiatan ini adalah Widyaprada BBPMP Provinsi Jawa Tengah serta Fasilitator dari Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah yang berasal Dinas Pendidikan Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah seperti  Kiswati, S.Pd,SD, M.Pd Kepala Sekolah  SDN Harjowinangun 2 Kec Dempet Kab Demak menyampaikan materi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari materi Penyelarasan Analisis Kebutuhan Pengembangan Dimensi Profil Pelajar Pancasila, Penyelarasan Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila serta Penyelarasan Penilaian Projek.

Menurut Kiswati salah satu narasumber kegiatan ini menyampaikan bahwa banyak sekali dampaknya seperti penyelarasan dan info-info terbaru yang harus disampaikan oleh peserta setelah selesai mengikuti kegiaatan ini untuk berdampak, berimbas ke komunitas belajar di satuan pendidikan di wilayah masing-masing, dan menambah wawasan bagi bapak/ibu kepala sekolah yang kebetulan sebagai K3S dan pengurusnya yang harapannya bisa bedampak kepada bapak/ibu guru di satuan pendidikan atau lingkungan sekolahnya sehingga semua akan memahami tentang pelaksanaan kurikulum merdeka, kemudian dengan hadirnya K3S sebagai pembuat kebijakan yang bisa mengimbaskan kegiatan ini karena K3S punya kewenangan untuk membuat kegiatan atau desiminasi di daerah masing-masing, imbuhnya. (srj)

Narasumber memberikan materi terkait penyelarasan IKM setelah pembukaan kegiatan berakhir

Narasumber BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Dr. Alif Noor Hidayati, M.Pd.