Peningkatan Mutu Pendidikan di Jawa Tengah: Indikator Kinerja dan Kolaborasi Pentahelix
Kota Semarang – – Apel Segar adalah kegiatan rutinan yang digunakan sebagai wahana tempat berbagi dan belajar Waliwilayah BBPMP Jateng. Kepala BBPMP Jateng, Dr. Nugraheni Triastuti, SE, M.Si., pada Senin (22/7/2024) memberikan pengarahan dan penguatan mengenai peningkatan mutu pendidikan di Jawa Tengah terkait peningkatan signifikan dalam mutu pembelajaran di jenjang PAUD-DIKMAS serta peningkatan rapor pendidikan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Dr. Nugraheni menekankan pentingnya pengukuran mutu pendidikan berdasarkan indikator kinerja yang jelas dan terukur.
“Ukuran mutu bisa tercapai bila terjadi peningkatan mutu pembelajaran dan penilaian yang inovatif serta transformasional yang berpihak pada peserta didik,” ujarnya.
Peningkatan ini tidak hanya terlihat dari aspek akademis, tetapi juga dari dukungan yang semakin kuat dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya. Strategi komunikasi yang efektif diterapkan untuk meminimalkan potensi masalah dan memaksimalkan nuansa positif di antara pemangku kepentingan.
“Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diterapkan mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak terkait”. Ungkapnya.
Dalam pengarahannya, Dr. Nugraheni menjelaskan beberapa indikator kinerja utama yang menjadi fokus peningkatan mutu pendidikan:
Pertama, peningkatan pemahaman dan dukungan pemerintah daerah terhadap kebijakan pendidikan menjadi salah satu kunci keberhasilan. Strategi komunikasi yang efektif perlu diterapkan untuk meminimalkan potensi masalah dan memaksimalkan nuansa positif di antara pemangku kepentingan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diterapkan mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak terkait.
Kedua, terjalinnya hubungan baik dan berkelanjutan dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya juga menjadi fokus utama. Kerjasama yang solid antara berbagai pihak akan menciptakan ekosistem pendidikan yang berdaya dan berpihak pada peserta didik. Dalam hal ini, peran serta masyarakat, dunia usaha, akademisi, media, dan pemerintah (pentahelix) sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
Ketiga, peningkatan penggunaan data hasil belajar peserta didik sebagai bahan monitoring dan evaluasi proses pendidikan di masing-masing daerah. Data ini juga digunakan untuk perencanaan berbasis data, yang akan membantu dalam membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif. Penggunaan data yang tepat akan memastikan bahwa setiap intervensi pendidikan dapat diukur dan dievaluasi dengan baik.
Keempat, peningkatan tatakelola satuan pendidikan yang mendukung terciptanya lingkungan belajar yang aman, nyaman, menyenangkan, dan inklusif. Hal ini mencakup perbaikan fasilitas, pengembangan kapasitas tenaga pendidik, dan peningkatan partisipasi orang tua dalam proses pendidikan.
Dr. Nugraheni juga menyampaikan pentingnya pendekatan pentahelix dalam mencapai indikator-indikator tersebut. Pentahelix melibatkan lima unsur utama: pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat.
“Kolaborasi antara kelima unsur ini dianggap sangat efektif dalam mendukung pencapaian mutu pendidikan yang lebih baik”. Ungkapnya.
Pemerintah menyediakan kebijakan dan dukungan, akademisi memberikan penelitian dan pengembangan, dunia usaha berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Media membantu dalam sosialisasi dan edukasi, sementara masyarakat berperan aktif dalam pelaksanaan program pendidikan”. Jelasnya.
Dalam penguatan pesannya, Dr. Nugraheni mengajak seluruh Waliwilayah untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah menggunakan pendekatan pentahelix ini.
“Kolaborasi yang erat dengan semua pemangku kepentingan akan memastikan bahwa mutu pendidikan di Jawa Tengah terus meningkat dan memberikan dampak positif bagi peserta didik serta peningkatan capaian rapor pendidikan di Pemerintah Daerah,” tutupnya.