Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Lulud Prijambodo Ario Nugroho *)
Banyak faktor yang berpengaruh pada proses belajar mengajar, antara lain kualitas masukan, kualitas guru, kualitas pembelajaran, kurikulum, sarana, prasarana, biaya, dan sebagainya. Sebaik apapun kurikulum, selengkap apapun prasarana dan sarana, sebanyak apapun dana, dan sebagainya, core business-nya adalah kualitas proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Kualitas proses belajar mengajar ini sangat ditentukan oleh guru. Guru merupakan aktor utama dan agen pembaharu. Walaupun kurikulumnya bagus, jika kualitas gurunya kurang bagus tetap saja kualitas proses belajar mengajar yang berlangsung rendah, yang akhirnya berakibat pada rendahnya kualitas hasil belajar peserta didik.
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan ini adalah dengan mengembangkan kegiatan lesson study. Kegiatan lesson study pada prinsipnya merupakan kegiatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan prinsip kolegalitas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Kanada. Pada dewasa ini kegiatan lesson study sudah dilakukan secara massal di Indonesia. Salah satu pengembangan Lesson Study dilakukan melalui program BERMUTU, yang pelaksanaan kegiatannya dikembangkan pada kelompok kerja guru baik di tingkat propinsi, kabupaten sampai tingkat kecamatan. Lesson Study mempunyai manfaat secara efektif untuk meningkatkan keprofesionalan guru peserta program Bermutu. Bagaimana Lesson Study meningkatkan keprosefionalan guru?
Pembahasan
Pada masa awal pengenalan lesson study, tidak sedikit para guru yang memiliki pandangan keliru atau sempit terhadap makna lesson study. Pandangan tersebut digambarkan melalui diagram pada gambar 1.
[caption id="attachment_5088" align="aligncenter" width="571"] Gambar 1. Miskonsepsi tentang Lesson Study diadaptasi dari Lewis, Perry, dan Hurd (2004)[/caption]Berdasarkan gambar 1 dapat disimpulkan bahwa guru-guru pada awalnya memahami lesson study sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan model pembelajaran. Adapun pengembangan model pembelajaran dilakukan secara kolaboratif meliputi penyusunan rancangan pembelajaran, implementasi rencana pembelajaran oleh salah seorang guru, observasi proses pembelajaran, dan melakukan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi atau masukan-masukan yang diperoleh pada diskusi pasca pembelajaran. Beberapa hal yang sering terjadi pada proses ini antara lain: 1) penyusunan rancangan pembelajaran sering dilakukan hanya oleh satu guru, dan guru tersebut berperan sebagai guru model; 2) sering terjadinya proses penghakiman kesalahan mengajar guru model yang tidak berdasarkan kesesuaian antara proses pembelajaran dengan rencana pembelajaran; 3) banyaknya peserta yang lupa bahwa kegiatan Lesson Study merupakan kegiatan bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan; 4) Kegiatan Lesson Study merupakan kegiatan rutinitas saja dan cenderung membosankan.
Saat ini, persepsi guru tentang lesson study mulai berkembang sebagaimana pemahaman yang digambarkan oleh Lewis, Perry, dan Hurd (2004) melalui diagram pada Gambar 2.
[caption id="attachment_5089" align="aligncenter" width="605"] Gambar 2. Gambaran Umum tentang Lesson Study[/caption]Berdasarkan gambar 2, diperoleh gambaran bahwa kegiatan lesson study ternyata dapat mendatangkan banyak manfaat yaitu meliputi meningkatnya pengetahuan guru tentang materi ajar dan pembelajarannya, meningkatnya pengetahuan guru tentang cara mengobservasi aktivitas belajar peserta didik, menguatnya hubungan kolegalitas baik antar guru maupun dengan observer selain guru, menguatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan pembelajaran jangka panjang, meningkatnya motivasi guru untuk senantiasa berkembang, dan meningkatnya kualitas rencana pembelajaran (termasuk komponen-komponennya seperti bahan ajar, teaching materials (hands on), dan strategi pembelajaran).
Bagaimana cara menggeser pandangan guru tersebut? Kunci bergesernya pandangan guru tertumpu pada proses interaksi. Interaksi yang dikembangkan pada kegiatan diskusi dapat secara konstruktif menunjang proses berkembangnya pengetahuan pada diri seseorang.
Lesson Study merupakan kegiatan mampu menciptakan proses interaksi antar guru secara konstruktif. Melalui interaksi terjadi berbagai tahap kegiatan diskusi, sehingga proses terjadinya sharing pengetahuan dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap pembelajaran. Dengan berkembangnya pengetahuan secara konstruktif, maka selain masing-masing fihak yang terkait memperoleh input dan umpan balik, sebagai tindak lanjutnya tidak mustahil memunculkan berbagai inovasi pembelajaran.
-
Peserta Lesson Study
Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama guru. Siapa yang melakukan kegiatan tersebut sangatlah tergantung pada tipe lesson study yang dikembangkan. Jika lesson study yang dikembangkan berbasis sekolah, maka orang-orang yang melakukannya adalah semua guru dari berbagai bidang studi di sekolah tersebut serta Kepala Sekolah. Walaupun lesson study tipe ini secara umum hanya melibatkan warga sekolah yang bersangkutan, dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk melibatkan fihak luar, misalnya para ahli dari universitas atau undangan yang diperlukan karena kedudukannya.
Lesson study juga bisa dilaksanakan dengan berbasis pada bidang studi. Sebagai contoh, sekelompok guru IPA di suatu wilayah bersepakat untuk melakukan lesson study guna meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar IPA di wilayah tersebut. Karena kelompok guru IPA tersebut berasal dari beberapa sekolah, maka pelaksanaannya dapat dilakukan secara bergiliran dari satu sekolah ke sekolah lain. Lesson study tipe ini, anggota komunitasnya bisa mencakup satu wilayah (misalnya satu wilayah KKG/MGMP), satu kabupaten, atau lebih luas lagi.
-
Pelaksanaan Lesson Study
Pelaksanaan lesson study pada dasarnya meliputi tiga bagian kegiatan yakni perencanaan, implementasi, dan refleksi. Karena kegiatan lesson study meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi, maka setiap guru terlibat secara aktif dalam ketiga kegiatan tersebut. Pada setiap tahap kegiatan lesson study, setiap guru mendapat kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif model pembelajaran yang dipilih, melaksanakan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal penting yang terjadi selama aktivitas belajar peserta didik di kelas, melakukan refleksi secara bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil pelajaran berharga dari setiap proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran lainnya.
Langkah kegiatan lesson study yang sangat penting adalah melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran. Perencanaan kegiatan pembelajaran melibatkan banyak fihak misalnya kelompok guru sebidang atau kelompok guru lintas bidang. Diharapkan rencana kegiatan pembelajaran yang disusun bersama kualitasnya menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara individual. Keterlibatan berbagai unsur proses perencanaan kegiatan pembelajaran, memungkinkan terjadinya sharing pendapat, pengalaman, dan pengetahuan secara konstruktif sehingga produk akhir yang diperoleh menjadi lebih baik.
Pada tahap perencanaan kegiatan pembelajaran, kegiatan dimulai dengan melakukan identifikasi masalah pembelajaran; identifikasi masalah pembelajaran tersebut meliputi materi ajar, teaching material, serta alternatif strategi pembelajaran yang mungkin diterapkan, dan penyusunan rencana pembelajaran. Analisis mendalam tentang materi ajar dan hands on dilakukan secara kolaboratif. Guru perlu mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan cara mengatasi kelemahan atau masalah yang ada, memilih alternatif terbaik yang akan diujicobakan, menyiapkan bahan ajar dan teaching material, serta menyusun alternatif strategi pembelajaran untuk topik yang dipilih, sehingga dapat diperoleh alternatif terbaik untuk mendorong proses belajar peserta didik secara optimal. Kegiatan memberi kesempatan pada setiap guru atau fihak lain yang terlibat dalam diskusi untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuan serta pengalamannya masing-masing. Dengan demikian, sharing pengalaman dan pengetahuan dapat terjadi secara konstruktif sehingga wawasan masing-masing fihak menjadi semakin berkembang.
Tahap kedua pelaksanaan Lesson Study adalah tahap implementasi. Meningkatnya pengetahuan tentang materi ajar dan proses pembelajaran juga bisa diperoleh melalui kegiatan implementasi. Pada tahap ini terdapat dua tindakan umum, yaitu mengimplementasikan rancangan kegiatan pembelajaran dan melakukan observasi. Pada tahap ini salah satu guru melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan dan proses pembelajaran diamati oleh observer. Melalui kegiatan ini setiap observer dapat melakukan pengamatan secara mendalam tentang respons serta perilaku belajar peserta didik terhadap rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan secara bersama-sama.
Pemahaman tentang perilaku peserta didik dalam proses belajar merupakan hal yang sangat penting terutama bagi guru. Jika seorang guru melalui observasinya mampu mengidentifikasi dengan baik tingkat pemahaman yang berhasil dicapai peserta didik, kesulitan yang mereka hadapi, serta potensi individual atau kelompok yang ditunjukkan selama proses belajar terjadi, maka guru tersebut kemungkinan besar akan mampu mengembangkan intervensi yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan serta tingkat kemampuan berpikir peserta didik.
Kegiatan observasi selama proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kompetensi pengamatan perilaku peserta didik. Pada saat menjadi pengajar, mungkin seorang guru tidak sempat mengamati perilaku belajar peserta didik secara mendalam. Akan tetapi ketika menjadi observer, seorang guru dapat mengamati secara teliti tentang bagaimana seorang peserta didik mengalami kesulitan untuk memulai tugas yang diberikan? bagaimana seorang peserta didik mengalami kesulitan untuk mengemukakan idenya? bagaimana terjadinya interaksi dalam kelompok? bagaimana peran seorang peserta didik dalam diskusi kelompok? dan masih banyak lagi perilaku lainnya yang dapat diungkap melalui kegiatan observasi.
Sebagai contoh, pada sebuah pembelajaran tentang kecepatan kalor merambat melalui berbagai logam setiap kelompok peserta didik dituntut untuk menemukan kecepatan kalor merambat melalui berbagai logam dengan menggunakan pendekatan penggorengan telor dadar. Dari hasil pengamatan diperoleh gambaran bahwa setiap kelompok ternyata menggunakan cara menggoreng yang berbeda-beda. Dengan demikian, guru-guru yang menjadi observer pada saat itu dapat memperoleh pengetahuan baru dari hasil pekerjaan peserta didik.
Kegiatan eksploratif yang dilakukan peserta didik sebenarnya sangatlah potensial untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik maupun guru. Dengan melakukan kegiatan seperti itu, peserta didik terkondisikan untuk terlibat pada proses berpikir tingkat tinggi sehingga, dapat memunculkan gagasan inovatif yang mendorong terjadinya konflik kognitif lebih lanjut. Hal ini seringkali memerlukan jawaban ilmiah tidak sederhana. Tantangan seperti ini pada gilirannya akan mampu menjadi dorongan atau pemicu bagi guru untuk terus meningkatkan pengetahuannya sehingga proses pembelajaran berikutnya diharapkan bisa lebih meningkat kualitasnya.
Kompetensi mengidentifikasi serta memahami perilaku belajar peserta didik yang diperoleh melalui pengalaman kegiatan observasi pada gilirannya akan berkontribusi pada kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran secara lebih baik. Dengan demikian, peningkatan kemampuan mengajar melalui lesson study tidak hanya terjadi pada guru yang menjadi model, akan tetapi juga bagi guru lain yang menjadi observer.
Bervariasinya latar belakang pengetahuan observer yang hadir pada kegiatan lesson study merupakan kelebihan tersendiri, karena fokus perhatian serta pemahaman tentang proses yang terjadi bagi masing-masing observer juga akan sangat beragam. Keberagaman ini dapat memperkaya pengetahuan masing-masing fihak terutama pada saat terjadinya proses refleksi.
Tahap ketiga kegiatan lesson study adalah kegiatan refleksi. Pada tahap kegiatan refleksi, setiap fihak dapat mengajukan temuan hasil pengamatan, pendapat atau pandangan, dan saran-saran konstruktif yang sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan masing-masing observer. Hadirnya observer dari berbagai kalangan memungkinkan diperolehnya informasi tentang pembelajaran atau aktivitas belajar peserta didik di kelas yang beraneka ragam baik ditinjau dari substansi yang diamati maupun dari kedalaman atau ketelitiannya. Informasi hasil pengamatan tersebut, diungkap pada kegiatan refleksi. Pendapat-pendapat hasil implementasi akan terakumulasi sehingga masing-masing fihak akan mampu memperoleh informasi yang lebih komprehensif.
Kegiatan lesson study dilaksanakan dengan melibatkan sekelompok guru untuk melakukan perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran secara bersama-sama sehingga terbentuk suatu komunitas belajar yang secara sinergis. Kerjasama yang dilakukan para guru saat mengembangkan perencanaan, implementasi pembelajaran, dan refleksi dapat meningkatkan proses interaksi konstruktif yang sangat potensial untuk keningkatkan keprofesionalan guru. Interaksi yang terjadi antar guru serta fihak lain yang terkait, termasuk dosen dari Perguruan Tinggi, jika dilakukan secara berkelanjutan dapat membangun suatu ikatan kesejawatan dalam bentuk sebuah komunitas belajar. Pelaksanaan kegiatan diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru dalam menciptakan pembelajaran inovatif. Dengan cara seperti ini, maka setiap anggota komunitas yang terlibat sangat potensial untuk mampu melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota komunitas belajar lainnya.
Melalui aktivitas-aktivitas yang berkembang pada lesson study meliputi proses plan, do, dan see, diharapkan setiap anggota komunitas dapat saling memberi dan menerima sehingga masing-masing fihak memperoleh keuntungan yang menunjang peningkatan pengetahuan yang antara lain meliputi materi ajar, alat bantu belajar dalam bentuk hands on, serta strategi pembelajaran.
C. Penutup
Kegiatan lesson study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang mampu mendorong terbentuknya proses interaksi secara maksimal bagi guru. Hal ini dapat dibuktikan dengan terbentuknya komunitas belajar (learning community). Komunitas belajar tersebut diharapkan secara konsisten melakukan continuous improvement baik pada level individu, kelompok, maupun pada sistem yang lebih umum. Pengetahuan yang dibangun melalui lesson study dapat menjadi modal sangat berharga untuk meningkatkan kualitas kinerja masing-masing fihak yang terlibat.
Daftar Pustaka
Baba,T. and Kojima, M. (2003). Lesson Study, In Japan International Cooperation Agency (Ed.) Japanese Eductional Experiences. Tokyo: Japan International Cooperation Agency.
Fernandez, C., and Yoshida, M. (2004). Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
Hendayana, Sumar.2005. Lesson Study Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Bandung: UPI Press.
Lewis, C., Perry, R., and Hurd, J. (2004). A Deeper Look at Lesson Study. Educational Leadership.
Stevenson., H.W., and Stigler, J.W. (1999). The Learning Gap. New York: Touchstone.
Nonaka (2005). Knowledge Creation. Makalah Presentasi pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Universitas Indonesia.
Stigler, J.W., and Hiebert, J. (1999). The Teaching Gap: Best Ideas from the World’s Teachers for Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press.
Saito, E., Sumar, H., Harun, I., Ibrohim, Kuboki, I., and Tachibana, H. (2006). Development of School-Based In-Service Training Under an Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving School. 9 (1): 47-59.