Published On: 6 May 2020Categories: Artikel, Headline

Lulud Prijambodo Ario Nugroho

PTP Ahli Muda LPMP Jawa Tengah

Beberapa pekan ini telah berkembang beberapa pembelajaran tertentu dengan menggunakan pole tertentu. Perkembangan ini tentu saja dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi saat ini, yaitu pandemic covid-19. Pembelajaran di sekolah merupakan salah bentuk kegiatan yang terdampak karena merebaknya pandemic covid-19.  Akibat dari pandemic covid-19 adalah sekolah harus berpindah ke rumah. Akhirnya tentu saja siswa harus belajar mandiri. Bagi siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, tentu saja proses belajar mandiri tidak akan terjadi tanpa didampingi oleh orangtua masing masing. Sementara itu guru berperan sebagai tutor yang memantau proses belajar mandiri ini tanpa ketemu langsung dengan orangtua ataupun siswa. salah satu pola belajar yang berlangsung dengan kondisi ini adalah pembelajaran daring. Hal ini tentu saja mengusik penulis, untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran daring tersebut.

Salah satu cara yang diambil oleh penulis untuk mengetahui hal ini, maka penulis membuat beberapa butir pertanyaan yang di jawab oleh guru dan wali siswa serta siswa selaku pelaku proses pembelajaran ini. Adapun pelaksanaannya penulis bekerjasama dengan beberapa kepala sekolah. tentu saja pelaksanaan evaluasi ini semata mata untuk meperbaiki proses pembelajaran daring yang sedang berlangsung saat ini, sehingga hasil maksimal dapat tercapai.

[caption id="attachment_3625" align="aligncenter" width="297"] Gambar 1.[/caption]

Tujuan

Tulisan ini disusun untuk membantu guru dalam membelajarkan siswanya melalui whatsapp

Trend Penggunaan Aplikasi Saat Belajar dari Rumah

Beberapa waktu yang lalu telah dilakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran di rumah. Pelaksanan evaluasi adalah beberapa unsur dinas, dan juga hampir semua LPMP melakukan hal yang sama. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, ternyata whatsapp merupakan aplikasi paling favorit. Sekadar upaya meyakinkan penulis, penulis juga mencoba membuat instrumen untuk menjaring kecenderungan guru dan murid dalam melakukan pembelajaran secara daring tersebut. Instrument disebar menggunakan aplikasi google form. Adapun respondennya adalah beberapa sekolah mitra. Hasilnya adalah sebagaimana data yang disajikan pada gambar 2.

Pada gambar 2, dapat dilihat bersama bahwa whatsapp merupakan aplikasi paling popular. Data menunjukkan persentase sebesar 93.2%.  Teknik pengisian pada butir ini, responden boleh memilih lebih dari satu. Mengapa boleh memilih dari satu, karena sangat dimungkinkan seorang guru menggunakan lebih dari satu strategi, metode dan aplikasi selama melakukan pembelajaran secara daring. Dari sejumlah 384 tanggapan, hasilnya adalah seperti pada gambar 2. Setelah itu baru googleclasroom. Dan dapat dikatakan bahwa whatsapp merupakan cara paling favorit dalam  yang dipilih oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.

[caption id="attachment_3623" align="alignnone" width="1380"] Gambar 2. Hasil pencarian informasi tentang penggunakan alat komunikasi yang sering digunakan sebadai aplikasi pembelajaran selama BDR.[/caption]

Whatsapp Merupakan cara terfavorit

Yes, WA merupakan aplikasi favorit ysng dipilih oleh guru dan murid dalam melakukan pembelajaran. Mengapa WA menjadi pilihan utama guru dan siswa ? penyebab WA menjadi pilihan utama antara lain ada tiga.

Yang pertama, tentu saja WA sudah sangat familier penggunaannya di kalangan masyarakat Indonesia saat ini, dari petugas keamanan, pedagang di pasar sampai pedagang keliling. Apalagi dikalangan guru dan siswa. Wajar sekali jika harus melakukan pembelajaran daring, yang pertama kali terpikir adalah WA. Sebab, WA sudah dalam genggaman para guru, wal siswa dan mungkin beberapa siswa.

Kedua, WA menyajikan beberapa fitur yang menarik serta mudah pengoperasiannya. Fitur -fitur tersebut meliputi : penyampaian pesan perorangan, penyampaian pesan dalam grup, melampirkan video, melampirkan foto, melampirkan file dalam bentuk pdf ataupun word, panggilan suara dan video conference, serta mengirimkan pesan suara.

Dan yang ketiga adalah murah. WA merupakan aplikasi yang terjangkau harganya oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan , hanya Sebagian kecil masyarakat yang tahu kalua mereka menggunakan WA itu berbayar. Sebagian besarnya lagi, mereka merasa menggunakan WA itu gratis.

Gambar 3. Fitur Whatsapp

Peranan Model Pembelajaran e Dalam Pembelajaran melalui WA

Pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi WA memang menjadi pilihan utama bagi guru dan siswa. tetapi apakah yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut? Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan BDR, ternyata untuk butir instrumen yang isinya untuk mengetahui jenis penugasan guru yang paling sering, dijawab dan merupakan pilihan terbanyak adalah latihan soal. Gambar 4 menunjukkan grafik tentang jenis tugas yang paling sering diberikan oleh guru. Pada gambar 4 tampak bahwa persentase guru memberikan latihan soal sebesar 93%.

Pembelajaran daring sebaiknya membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dapat memperluas pemahaman siswa. Guru sebaiknya mulai melatih siswa untuk mampu memecahkan masalahnya secara mandiri. Istilah yang saya gunakan adalah “ seorang problem solver yang baik adalah orang yang mampu menemukan masalah serta mampu menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri”.

Gambar 4. Grafik Jenis tugas yang sering diberikan oleh guru

Perancangan pembelajaran secara daring harus disusun secara teliti, walaupun tidak harus menghabiskan banyak halaman untuk merancangnya. Merancang pembelajaran itu, ibaratnya seorang sutradara yang sedang membuat film. Banyak waktu yang harus dikerjakan sang sutradara, supaya banyak orang tertarik untuk menonton film buatannya. Begitu juga guru dalam memproses pembelajaran daring. Persiapkan kegiatan pembelajaran secara detil, dari menit pertama ke menit berikutnya. Semakin guru menikmati proses pembelajaran yang direncanakan, biasanya proses pembelajarannya semakin menarik.

Langkah awal bagi guru dalam memulai pembelajaran dengan strategi tertentu sebaiknya mengikuti sebuah model pembelajaran yang sederhana. Model pembelajaran bagi guru adalah sebuah template, contoh lengkap, tiruan atau “mal” sebuah proses pembelajaran. Model pembelajaran memuat secara lengkap dari pendekatan, strategi, metode sampai dengan detil langkah pembelajaran. Model pembelajaran-e yang paling sederhana misalnya adalah flippedclassroom.

Prosedur Pembelajaran Flippedclassroom

Beberapa prosedur yang dapat dilakukan oleh guru supaya model pembelajaran-e flippedclassroom adalah:

a. Menyiapkan Wali siswa dan siswa

Pada pembelajaran daring, pelaku utamanya adalah wali siswa dan putra putrinya. Supaya pembelajaran berjalan dengan baik, maka hal yang sangat wajar jika kita mensosialisasikan proses pembelajaran ini.

b. Menyiapkan material pembelajaran.

Material pembelajaran sebaiknya disapkan dengan baik dan hati hati. Hal ini perlu dilakukan, karena siswa akan belajar secara mandiri. Adapun orang tua selaku wali siswa adalah guru yang sesungguhnya pada proses belajar mandiri ini. Oleh karena itu mohon dipilih materi dengan Bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan orang tua secara mandiri. Sertakan pula beberapa pertanyaan yang dapat “memancing” siswa tentang “apa” yang harus dikuasai. Pada siswa sd kelas 3 ke atas, guru sudah dapat meminta anak untuk membuat rangkuman.

c. Membagikan Bahan/Materi

Membagikan materi yang sudah dipersiapkan. Bisa saja materi tersebut sudah terdapat pada buku cetak yang terdapat di rumah siswa, sehingga guru tinggal menyampaikan pada halaman berapa materi tersebut. Atau bisa juga materi berupa video dan audio, dan file file yang dapat dikirim menggunakan WA.

d. Pengendalian Proses Belajar

Guru perlu membuat strategi pengendalian proses belajar di rumah, misalnya portopolio hasil belajar. untuk mengendalikan kegiatan belajar, guru sebaiknya bekerja sama dengan orangtua siswa.

e. Meng “eksplorasi” dan meng “elaborasi” materi

Waktu tatap muka pada kondisi ini hamper tidak ada. Satu satunya cara yang dapat digunakan adalah diskusi Chatting grup untuk mendiskusikan materi. Supaya terjadi proses belajar yang efektif tentukan jam chatting dalam grup, sehingga orang tua bisa meluangkan waktu Bersama siswa untuk berdiskusi Bersama dengan guru. Pada diskusi chatting grup ini dapat dibahas hal hal yang sulit dipahami oleh siswa secara mandiri. Selain itu juga dapat dikembangkan proyek atau produk dari hasil pekerjaan siswa, sehingga hasil maksimal dapat dicapai. Pada kondisi ini guru lebih berperan sebagai tutor.

f. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah penting pada suatu proses pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi kita dapat mengukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Langkah ini membuat kita dapat memahami kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru sebaiknya meminta saran kepada wali siswa supaya dapat terjadi perbaikan strategi pembelajaran. Hal ini dapat memperbaiki proses. Mohon diingat “proses pembelajaran adalah saat anak dapat menikmati pengalaman belajar yang diberikan kepadanya”.

Prosedur pembelajaran tadi supaya mudah diimplementasikan, maka dibuatlah beberapa tahap pelaksanaan. Tahap tersebut meliputi tahap persiapan, tehap pemberian materi, tahap belajar mandiri dan tahap pengumpulan hasil belajar.

Tahap Persiapan

Pada tahap ini, disampaikan beberapa material yang sebaiknya disiapkan oleh guru saat akan memberikan materi pembelajaran bagi siswa dengan menggunakan WA. Sebelum menyiapkan materi, sebaiknya guru mengkomunikasikan dengan wali kelas atau guru mata pelajaran yang lainnya. Apabila guru bertugas sebagai guru kelas di sekolah dasar, sebaiknya juga mempertimbangkan dengan tugas belajar yang akan dikerjakan oleh siswa pada mata pelajaran yang lain. Sehingga beban belajar siswa secara mandiri dapat terukur.

Supaya ada gambaran urutan kerja persiapan, berikut ini disajikan beberapa tips dalam menyiapkan materi. Tips tersebut antara lain adalah:

  1. Menyiapkan materi dalam bentuk word, atau pdf, atau video yang durasinya pendek (lebih kurang 10 menit)
  2. Menyiapkan tugas atau produk yang akan diselesaikan oleh siswa;
  3. Silakan mencoba mengembangan suatu bentuk kegiatan belajar yang hasilnya dalam bentuk produk, misal proyek, penyelesaian masalah atau bentuk kerja yang lainnya.

Tahap Pemberian Materi  

Pada tahap pemberian materi, peranan utama penerima WA Sebagian besar adalah wali siswa. Jarang sekali anak bersekolah di SD dan SMP memiliki HP secara mandiri.  Sebaiknya guru mengkomunikasikan kembali tugasnya dengan wali kelas dan wali siswa. Dengan wali siswa, upayakan komunikasi yang baik dan jelas. Jangan sekali kali menjadikan wali siswa hanya sebagai “lewatan”. Pada proses belajar mandiri, terutama untuk siswa SD dan SMP, wali siswa adalah komponen utama keberhasilan siswa kita dalam belajar dan menyelesaikan tugasnya. Mari kita berkomunikasi dan mendampingi wali siswa dalam membelajarkan putra putrinya yang nota bene adalah siswa siswa kita. Dengarkan apapun keluhan wali siswa dan membantu memberikan solusinya.

Pada saat komunikasi guru dengan wali siswa sudah terbangun dengan baik, maka akan sangat mudah bagi guru untuk memberikan tugas melalui WA ke siswa, dan wali siswa juga akan “enjoy” menerima WA yang berisi tugas bagi  putra putrinya. Pada tahap ini, guru sudah dapat dengan nyaman membelajarkan siswa untuk belajar secara mandiri.

Tugas belajar secara mandiri, sebaiknya diberikan dalam bentuk yang beragam. Bentuk tugas yang monoton akan membuat siswa menjadi “boring”. Kebosanan pasti terjadi, jika tugas belajar yang diperoleh dari guru monoton. Kalau setiap hari tugas yang diberikan hanya membaca dan mengerjakan latihasn soal, pasti siswa akan bosan. Walaupun aplikasi yang digunakan hanya WA, bisa saja guru memberikan tugas yang beragam. Strategi belajar dan tugas yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa perlu dirancang dengan baik, sehingga kebosanan siswa dapat dikurangi.

Tahap Belajar Mandiri

Guru, pada tahap ini tolong beri waktu bagi siswa dan orangtuanya untuk memahami materi yang disajikan. Mengapa? Karena memahami materi dan permasalahan secara mandiri bukan masalah “gampang” terlebih dengan ketersediaan sumber belajar yang terbatas. Wali siswa dan putra putrinya mungkin perlu waktu barang semalam dua malam untuk mempelajari tugas dan mengembangkan menjadi suatu pengetahuan yang pada akhirnya dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Tahap Pengumpulan Hasil Belajar

Pada tahap ini guru,  bersiap-siaplah menerima hasil belajar siswa juga melalui WA. Hal yang perlu diperhatikan bentuk pengumpulan tugas. Bentuk pengumpulan tugas belajar mandiri berupa portopolio. Portopolio sebaiknya mempunyai bentuk yang sederhana, bagi siswa mudah membuatnya, bagi wali siswa mudah mengirimkan kembali hasil belajar putranya, dan bagi guru mudah memvalidasi hasil belajar siswanya. Bentuk pengumpulan tugas yang sederhana, mempermudah guru dalam mengukur ketercapaian target belajar siswa.

Setelah semua hasil tugas dikumpulkan, bagi guru mohon jangan lupa memberikan review atas hasil belajar yang telah dibuat oleh siswa. Apabila memungkinkan, sebaiknya guru memberi review per siswa. Tetapi, juga tidak salah guru memberikan ulasan secara klasikal. Juga sebaiknya hasil belajar siswa tersebut diberi tulisan yang dapat memberikan penguatan bagi siswa. sehingga hasil belajarnya menjadi suatu hasil belajar yang bermakna

Gambar 5. Contoh hasil pengumpulan tugas siwa

Demikian sedikit ulasan tentang penerapan Flippedclassroom pada pembelajaran WA

Daftar Rujukan :
Pienta, N. J. (2016). A “Flipped Classroom” Reality Check. Journal of Chemical Education, 93, 1-2.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Rajagrafindo Persada
AlJaser, A. M. (2017). Effectiveness of using flipped classroom strategy in academic achievement and self-efficacy among education students of princess nourah bint abdulrahman university. English Language Teaching, 10(4), 67– 77
Bergmann, J., & Sams, A. (2012). Flipped Your Classroom: Reach every student in every class every day. USA: ISTE
Bart, M. (2014). Blended and flipped: exploring new models for effective teaching 113 and learning. Faculty focus (Special Report). Madison, Wisconsin: Magna Publications.
Anita, Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta : UNS