Semarang – – Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, Kemendikbudristek melakukan berbagai upaya, salah satunya mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar. Program ini berupaya mendorong sekolah-sekolah melakukan transformasi diri untuk meningkatkan mutu pembelajaran di tingkat internal..
Dalam rangka mewujudkan visi ini, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah mengadakan kegiatan “Bimtek Optimalisasi Peran Pengawas dalam Transformasi Satuan Pendidikan Angkatan II”. Acara ini dilaksanakan selama 3 hari, tanggal 26-28 Mart 2024, dengan tujuan untuk memperkuat peran pengawas dalam mengawal dan mendorong transformasi sekolah sesuai KMB (Kebijakan Merdeka Belajar).
Dr. Nugraheni Triastuti, SE,.M.Si, selaku Kepala BBPMP Jawa Tengah, menyampaikan bahwa peran pengawas saat ini mengalami transformasi yang signifikan.
“Pengawas tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga mentor dan fasilitator bagi sekolah dalam menerapkan kebijakan Merdeka Belajar, melalui Kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-15 mengenai optimalisasi tugas dan fungsi pengawas sekolah”. Terangnya.
Ia mengungkapkan bahwa pada episode tersebut bertujuan untuk mewujudkan layanan pembelajaran yang berkualitas dan berpusat pada peserta didik.
“Dalam episode tersebut, perubahan paradigma peran pengawas sekolah menjadi salah satu agenda perubahan yang diperlukan untuk mendukung langkah transformasi untuk mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik melalui siklus pendampingan” ungkapnya.
Nugraheni menjelaskan, Saat ini 26 episode KMB dan 16 Episode ada implementasi satuan pendidikan Agar program ini berkelanjutan, maka perlu upaya untuk menciptakan ekosistem peningkatan mutu pendidikan baik di tingkat nasional, daerah dan satuan pendidikan.
“Kebijakan Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila”. Ungkapnya lagi.
Nugraheni mengatakan bahwa BBPMP Jateng mengintegrasikan antar episode pada pelatihan peran pengawas ini, ketika pendampingan langsung sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan, sekolah dampingaj akan dapat coching clinic satuan pendidikan.
“Sekolah inti transformatif yang akan di coaching oleh BBPMP Jateng , Dinas Pendidikan memilih sekolah Masing-masing kecamatan jenjang PAUD akan diambil satu sekolah setiap kecamatan, jenjang SD juga setiap kecamatan, jenjang SMP ada 640 sekolah inti transformatif”. Tambahnya.
Ia menambahkan, BBPMP Jateng memberikan kesempatan kepada Dinas Pendidikan untuk melakukan kegiatan di sekolah plasma baru sesuai dengan materi yang diberikan kepada guru pada sekolah inti transformatif. Mitra pembangunan mengambil peran dalam gerakan ini sesuai kerja daerah masing-masing.
“Hal ini memudahkan tugas pengawas karena sekolah mendapatkan materi yang diterima olehnpara pengawas pada Bimtek Sosialisasi Peran Pengawas Dalam Transformasi Satuan Pendidikan”. Tambahnya lagi.
Sri Hartati, PIC PDM mengatakan, Program bimbingan teknis (Bimtek) ini di ikuti oleh 273 peserta, terdiri dari 195 pengawas SD, 43 pengawas SMP, dan 35 penilik.
“Materi yang disampaikan meliputi pemahaman terhadap kebijakan Kemendikbudristek, optimalisasi peran pengawas dalam transformasi pendidikan, serta pemahaman mendalam tentang berbagai aspek pembelajaran yang dibutuhkan”. Jelasnya.
Sri Hartati, menambahkan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan pengawas dalam menelaah kebijakan Kemendikbudristek, mengoptimalkan peran mereka dalam transformasi pendidikan, dan memperdalam pemahaman terhadap materi-materi strategis.
“Dari kegiatan ini, diharapkan adanya peningkatan signifikan dalam kemampuan pengawas untuk mengawal implementasi kebijakan pendidikan, memperkuat peran mereka dalam menyokong transformasi sekolah, dan memperdalam pemahaman mereka terhadap berbagai aspek pembelajaran modern seperti digitalisasi sekolah, pembelajaran berdiferensiasi, keterampilan sosial emosional, dan banyak lagi”. Tambahnya.
Melalui kegiatan ini, BBPMP Jawa Tengah dan Dinas Pendidikan setempat berharap mewujudkan ekosistem pendidikan yang unggul dan merata di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah melalui pndampingan pengawas sekolah.
Dengan demikian, pendampingan yang dijalankan oleh pengawas sekolah
bisa lebih berdampak dengan mendorong kesadaran refleksi dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah dengan tujuan utama peningkatan kualitas pembelajaran bagi peserta didik”. Kata Tatik mengakhiri keterangannya.