PLAMPITAN, LPMP JATENG – Panitia Diseminasi Pemetaan Mutu Pendidikan LPMP Jawa Tengah menghadirkan Walikota Salatiga dalam kegiatannya di hotel Quest Semarang, 13 – 15 Desember 2018. Walikota Salatiga, Yulianto, menyampaikan materi pada tanggal 14 Desember 2018 Jam 15.45 WIB dengan tema “ Peran Pemerintah Daerah dalam Upaya Percepatan Peningkatan Kualitas Pendidikan”. Tujuan penyampaian materi adalah memberikan gambaran kepada peserta diseminasi tentang pentingnya peran pemerintah daerah dalam upaya percepatan peningkatan kualitas pendidikan berbasis data.
Yulianto, dalam pemaparan menyampaikan bahwa penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul di abad 21 perlu didukung dari program lainnya secara seimbang diantaranya adalah program perekonomian kerakyatan dan program kesehatan. Tahun 2018 angka kemiskinan di Kota Salatiga 5,17 % sedangkan layanan kesehatan diberikan gratis kepada masyarakat Salatiga.
Layanan di bidang pendidikan, Yulianto telah menganggarkan untuk pendidikan adalah lebih dari 20% sejak th 2011 hingga th 2016. Hal ini ternyata membawa pengaruh positif terhadap kualitas pendidikan. Hal ini didasarkan atas program pengukuhan kota Salatiga sebagai kota pendidikan, sehingga alokasi anggaran pendidikan menjadi prioritas. Program pendukung sebagai kota pendidikan diantaranya program beasiswa, sarana prasarana, kesejahteraan GTT/PTT, insentif pelatihan, lomba-lomba ditingkatkan dari tahun sebelumnya. Disamping itu berdasarkan isu aktual program penjaminan mutu pendidikan perlu dikuatkan oleh Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah sehingga dibutuhkan pembiayaannya melalui Pemerintah Daerah.
Yulianto adalah sosok walikota yang cermat melihat potensi wilayah. Kota Salatiga adalah sangat strategis, karena terletak di tiga kota yang memiliki bandara besar di Jawa Tengah yaitu bandara A Yani di kota Semarang, bandara Adi Sucipto di Yogjakarta dan bandara Adi Sumarmo di Surakarta. Hal tersebut memberikan keuntungan terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat di kota salatiga. Kehidupan masyarakatnya yang sejahtera berdampak pada kondisi untuk selalu hidup rukun, sebagaimana tercermin pada angka kemiskinan 5,17 % di tahun 2018, dan diharapkan terjadi penurunan hingga tahun 2022 menjadi 3% bahkan 0%.
Melalui konsep W3 yaitu: 1)WASIS adalah SDM yang memiliki kecakapan abad 21, literasi serta karakter yang baik, 2)WAREG adalah SDM yang memiliki kesejahteraan yang baik dan 3)WARAS adalah SDM yang memiliki derajad kesehatan yang baik maka kota Salatiga terus berbenah melengkapi fasilitas diantaranya pengukuhan kotanya sebagai Kota Olah Raga, Kota Literasi, Kota Ramah anak, Kota Jasa serta Kota Pariwisata. Dengan dilengkapinya fasilitas tersebut diharapkan angka Indeks Pembangunan Manusia yang saat ini ranking no.2 di Jawa Tengah akan semakin tinggi di masa yang akan datang.
Yulianto juga mengatakan bahwa pemerintah daerah adalah pelayan masyarakat. Sebagai pelayan masyarakat pemda harus selalu mengutamakan kepentingan masyarakatnya. Semua masalah akan diselesaikan dengan baik, dengan cara musyawarah, menghindari demo, tidak perlu ewuh – pekewuh, tidak perlu munduk – munduk, menghindari sekat-sekat antara aparat Pemda dan masyarakatnya. “Hal ini yang menjadikan Kota Salatiga sebagai Kota Toleransi” pungkas Yulianto mengakhiri paparannya. (WID)