Published On: 2 December 2022Categories: Berita, Headline

Kepala BBPMP Provinsi JawaTengah, Nugraheni Triastuti,  SE, M.Si. Koordinator Pelatihan Teknis Kemdikbudristek, Dr. Ganefo Ginting, ST, MM. Adi Hartono, MM, Plt Kabag, Saat pembukaan kunjungan Calon Asesor WBK-WBBM Kemendikbudristek pada Hari Jumat (2/12/2022) di ruang B-24.

Semarang – – Penanggungjawab kegiatan Pelatihan Calon Asesor WBK-WBBM Kemendikbudristek
yang juga menjadi Koordinator Pelatihan Teknis, Ganefo Ginting dalam sambutan singkatnya mengawali kunjungan praktik baik di BBPMP Provinsi JawaTengah pada hari Jumat (2/12/2022) menyampaikan bahwa saat ini telah mempersiapkan SDM dosen dari berbagai perguruan tinggi untuk menjadi asesor agar semua instansi di bawah Kemendikbudristek bisa memenuhi transformasi layanan pendidikan bermutu.

“Kami mengajak peserta pelatihan calon asesor WBK-WBBM untuk melakukan visitasi ke BBPMP Provinsi JawaTengah agar para peserta memiliki pemahaman utuh dengan diskusi langsung dengan Tim disini yang sudah punya pengalaman langsung memperoleh predikat melalaui berbagai strategi dan inovasi yang dilakukan. Kami berharap para peserta pelatihan memanfaatkan momentum belajar praktik baik di BBPMP Provinsi JawaTengah dalam meraih WBK-WBBM ini agar bisa menjadi bekal terbaik sebagai asesor”. Pesannya kepada anggotanya.

Kepala BBPMP Provinsi JawaTengah, Nugraheni Triastuti dalam pembekalannya menyampaikan bahwa sebelum ada penghargaan WBK kepala LPMP yang dulu telah memiliki program peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta peningkatan pelayanan publik sebagai pelaksanaan reformasi birokrasi pada tingkat unit kerja melalui pembangunan zona integritas.

“Ketika BBPMP Provinsi JawaTengah ditunjuk oleh Kemendikbudristek bersama dengan 3 BPMP yang lain, dan setelah kami pelajari indikator penilaian maka kami berkeyakinan kalau kita mampu mengikuti penilaian WBK ini. Apalagi kita juga sudah memiliki tim SPI yang sudah melakukan kegiatan dan pendokumentasian seluruh kegiatan baik untuk peningkatan kapasitas SDM di dalam instansi maupun di luar instansi, sehingga ini menjadi pengungkit lembaga kami dalam meraih WBK”. Terangnya kepada para peserta calon asesor.

Nugraheni juga menambahkan bahwa Predikat Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) merupakan gerbang awal dalam mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani. Keberhasilan pembangunan ZI diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik kepada BBPMP untuk terus berinovasi. Ketika pada awal penilaian WBBM, kami juga mengalami kegagalan karena dianggap apa yang  kami lakukan belum berdampak luas pada pendidikan sehingga itu harus diperbaiki.

“Inovasi Harus Berdampak Layanan Pemangku Kepentingan Pendidikan di daerah baik ke Dinas Pendidikan maupun satuan pendidikan, untuk itu diperlukan strategi khusus agar apa yang kami lakukan sesuai dengan TUSI dan dampaknya bisa di ukur dengan jelas oleh tim penilai dari KemenPAN RI sebagai penilai WBBM. Tim terus mempelajari dan mempersiapkan 6 komponen pengungkit yang menjadi faktor penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM”. Terangnya lagi.

Nugraheni juga menjelaskan pentingnya dukungan komunitas di dalam BBPMP tentang manajemen perubahan bertujuan yang untuk mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola piker (mind set), serta budaya kerja (culture set) individu pada unit kerja yang dibangun, menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan Zona Integritas.

“Jadi perubahan  mind set merupakan jalan  untuk memberikan perbaikan dan  peningkatan kualitas pelayanan dan inovasi pelayanan publik secara berkala sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Disamping itu, peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan keluhan masyarakat sebagai sarana untuk melakukan perbaikan dalam upaya mencapai WBBM”. Tegasnya.

Selanjutnya para peserta pelatihan calon asesor berdiskusi dengan Tim teknis WBBM BBPMP Provinsi JawaTengah untuk melihat secara langsung sistem yang dijalankan dan dukungan berbagai pelayanan  praktik baik sesuai dengan kebutuhan sistem manajemen.