Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Oleh: Mulida Hadrina Harjanti (Widyaiswara LPMP Jawa Tengah)
Kegiatan pembelajaran hakekatnya bisa dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu melalui 1) Tatap Muka (TM); 2) Tugas Mandiri Terstruktur (TMT); dan 3) Tugas Mandiri Tidak Terstruktur (TMTT). Sebagai dasar pembahasan tentang kegiatan pembelajaran tersebut, kita dapat mengulas dan menengok kembali komponen silabus. Silabus merupakan bagian dari perangkat pembelajaran. Silabus itu sendiri adalah salah satu bahan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembalajaran (RPP). Jika ada silabus, guru akan mudah dalam menyusun RPP. Mengapa memudahkan guru, karena semua unsur yang dibutuhkan dalam menyusun RPP sudah terakomodir dalam komponen silabus. Sedangkan ada komponen silabus yang terstandar menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016, yaitu 1) identitas mata pelajaran; 2) identitas sekolah; 3) Kompetensi Inti (KI); 4) Kompetensi Dasar; 5) tema (khusus jenjang SD); 6) materi pokok; 7) kegiatan pembelajaran; 8) penilaian; 9) alokasi waktu; dan 10) sumber belajar.
Form 1 (Silabus Terstandar)
Identitas Mata pelajaran/Tema:….
Identitas Sekolah :….
KI | KD | Materi Pokok | Kegiatan Pembelajaran | Penilaian | Sumber Belajar | Alokasi Waktu |
Sepuluh komponen tersandar dalam silabus dapat dikembangan oleh guru. Pengembangan silabus dilakukan untuk memudahkan guru dalam menurunkan ke RPP. Berikut ini pengembangan silabus:
Form 2 (Pengembangan Silabus)
Identitas Mata pelajaran/Tema:….
Identitas Sekolah :….
KI | KD | Indikator | Materi Pokok | Kegiatan Pembelajaran | Penilaian | Sumber Belajar | Alokasi Waktu | ||
Tatap Muka (1) | Tugas Mandiri Terstruktur (2) |
TMTT (3) | |||||||
|
Beberapa hal perlu penulis tanyakan, yaitu: 1) Apakah ada perbedaan antara Form 1 dan Form 2 ?; 2) Form yang mana yang lebih memudahkan guru untuk menyusun RPP?; 3) Lebih memudahkan form 1 atau form 2 jika tuntutan RPP 1 lembar?
Demikian beberapa bahan diskusi untuk mengawali proses merancang penugasan bagi siswa selama belajar dari rumah. Selanjutnya kita akan bahas bagaimana merancang penugasan siswa yang berorientasi kompetensi?. Diskusi tentang kompetensi tidak lepas dari KI dan KD, karena KI adalah kompetensi inti sedangkan KD kompetensi Dasar. Kompetensi Inti dan KD tidak bisa diubah sesuai dengan keinginan guru karena sudah diatur Pemerintah melalui Permendikbud 37 Tahun 2018. Yang wajib dilakukan guru adalah mengambangkan KD menjadi indicator.
Gambar di atas mencoba menggambarkan pentingnya menurunkan KD ke indikator. Jika akan dibahas lebih mendalam maka akan sampai kepada mengembangkan indicator yang berorientasi High Order Thinking Skils (HOTS). Akan tetapi di tulisan ini tidak akan memahamkan HOTS di pembelajaran, tentunya akan dibahas pada tulisan yang lain. Kembali ke gambar di atas, bahwa jika KD sudah diturunkan menjadi indicator, maka akan memudahkan guru dalam menentukan materi pokoknya, menentukan kegiatan pembelajarannya per indicator apakah akan dilaksanakan hanya dengan TM, hanya TMT, hanya dengan TMTT, dengan TM bersama TMT, dengan TM bersama TMTT, atau dengan TM bersama TMTT. Silahkan pilihan-pilihan tersebut dibuat fleksibel menurut karakteristik KD dan indikatornya. Kegiatan pembelajaran juga untuk menentukan model/strategi/metode yang sesuai untuk membahas KD/indicator tersebut. Kemudian indicator juga dapat untuk menentukan alokasi waktunya, yang mana indicator yang membutuhkan penjelasan lebih banyak maka alokasinya waktunya disesuaikan. Selanjutnya indikator dapat untuk menentukan sumber belajar, karena jika KD sudah diturunkan menjadi indicator, maka guru dituntut untuk memahamkan indicator tersebut, bukan lagi guru mengajar berdasarkan urutan bahan ajar, akan tetapi bahan ajar atau sumber belajar disediakan agar siswa memahami indicator tersebut. Selanjutnya indicator dapat untuk menentukan bahan penilaian. Alat penilaian didadasarkan hanya dari indicator. Satu indicator dapat dikembangkan menjadi beberapa butir soal.
Nah sebagai kesimpulan pembahasan ini, silahkan bapak ibu cermati program semester bapak/ibu guru, kemudian sudah sejauh mana pada bulan ini ketercapaian KD dan indikatornya. Maka cermati lagi indicator dari turunan KD nya. Jika indicator turunan KD pada kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan TM, maka bisa dilaksanakan secara daring, atau merevisi indicator tersebut menjadi kegiatan TM atau TMTT. Sehingga semua penugasan siswa yang belajar di rumah diberikan secara terukur dan berbasis kompetensi. Sebagai catatan akhir bahwa pembahasan dalam tulisan ini masih sebatas pada ranah pengetahuan. Ranah yang lain akan dibahas pada tulisan yang lain.
Terimakasih – Salam Merdeka Belajar