Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Dunia pendidikan sering diguncang berita yang sangat menghebohkan. Bahkan kita menjadi ngeri bila mendengar, ataupun membaca berita-berita yang sering muncul mengenai anak bangsa kita. Dari sisi manapun, baik dari sisi usaha pencapaian akademik, maupun usaha pencapaian karakter, dan budi pekerti, semuanya mengalami penurunan bahkan mendekati kerusakan.
Penurunan atau kerusakan karakter yang saat ini terjadi di negara kita Indonesia bukanlah hal yang baru. Beberapa kasus yang terjadi sempat menggemparkan dunia pendidikan. Hal tersebut bisa diasumsikan indikasi menurunnya karakter, bahkan bisa dikatakan mulai rusaknya karakter atau moral generasi muda saat ini. Bahkan kerusakan karakter itu telah mencoreng dunia pendidikan. Sebagai contoh kejadian perundungan yang terjadi di beberapa sekolahan yang sudah melebihi batas kenakalan anak. Di sisi lain adanya kejadian kebocoran kunci jawaban pada saat Ujian Nasional yang terjadi dibeberapa dareah di Indonesia pada waktu yang lalu.
Faktor-faktor penyebab menurunnya ataupun rusaknya moral yang terjadi ada kecenderungan kurang maksimalnya pendidikan karakter di sekolah. Sekolah cenderung mengejar prestis dalam mengejar hasil transfer ilmu, yaitu hasil dari Ujian Nasional. Banyak sekolah merasa bangga dengan hasil Ujian Nasional yang dicapainya. Seolah-olah mereka merasa menjadi sekolah tersukses bila hasil Ujian Nasionalnya tinggi. Hal tersebut didukung pola pikir orang tua kebanyakan. Mereka beranggapan bahwa ranking siswa merupakan tolok ukur keberhasilan anak, serta dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan gengsi orang tua. Sikap orang tua yang juga cenderung selalu memberi tekanan pada anak-anaknya untuk fokus belajar pada bidang akademik. Mereka lupa dan mengabaikan memasukkan unsur-unsur pendidikan yang juga hal penting untuk anak-anak.
Dari keadaan seperti tersebut di atas, kini mulai disadari dan sudah banyak sekolah yang mulai berbenah untuk kembali pada fitrah makna sekolahan yaitu tempat belajar, tempat transfer ilmu dan tempat penempaan pendidikan. Sudah banyak sekolahan yang memprogramkan tentang kegiatan-kegiatan pendidikan. Semua itu demi peningkatan karakter peserta didik yang ada di sekolahan tersebut.
Menurut para ahli ada empat pilar untuk pengembangan pendidikan karakter, yakni kegiatan belajar mengajar dikalas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuaan pendidikan formal dan non formal kegiatan kuliku , serta kegiatan di rumah dan dimasyarakat.
Banyak cara juga telah diupayakan banyak sekolah, diantaranya membuat label sekolah. Suatu contoh label sekolah BERSEMANGAT yang telah digunakan SMP Negeri 3 Jepon yang merupakan salah satu sekolah menengah pertama di kabupaten Blora. Label tersebut digunakan untuk menggali nilai-nilai penguatan pendidikan karakter bersih, edukatif, rapi, sehat, energetik, mandiri, aman, nyaman, gembira, aktif, dan tertib. Adapun hal yang mendasari pelabelan adalah adanya keanekaragaman budaya, tata kehidupan, dan karakter dalam bersosialisasi antar sesama. Bertolak dari itu diberilah label untuk memotivasi siswa-siswanya agar mendapatkan kesamaan visi dalam membentuk karakter. Yang pada akhirnya mereka memiliki karakter yang lebih positif. Dan karenanya pelabelan sekolah menjadi hal penting, yang bisa dijadikan sebagai motivasi dan pendidikan untuk menjadikan lebih maju.
Untuk mencapai itu semua, hal-hal di atas digunakan sebagai pijakannya agar siswa-siswa tidak terabaikan dalam menerima proses pembelajaran penerapan pendidikan karakter,. Selanjutnya yang juga harus diingat dan diutamakan bahwa pelabelan sekolah harus memuat unsur-unsur pendidikan karakter yang bisa diterapkan dalam kehidupan di sekolah. Dari label sekolah tersebut bisa dilihat adanya usaha untuk menunjukkan perpaduan kecakapan dan pembiasaan peserta didik dalam kehidupan, bersosial sehari-hari yang mayoritas hidup dengan kebudayaan pedesaan.
Mengingat pentingnya penguatan pendidikan karakter bagi generasi bangsa, penting bagi sekolahan sebagai lembaga pendidikan tiba saatnya untuk tidak hanya berfokus pada bidang akademik, tetapi juga adanya keseimbangan untuk miningkatkan pendidikan karakter bagi peserta didiknya. Oleh karenanya, suatu sekolah bisa dikatakan berhasil bila out put-nya memiliki karakter kuat sebagai manusia terdidik. Adapun harapan yang terkandung dari semua itu adalah untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan siap menerima semua tantangan dalam menghadapi persaingan dunia, bukan generasi yang hanya kuat dari sisi akademik.
Widianto, S.Pd. – KS SMP Negeri 3 Jepon, Kabupaten Blora