Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Published On: 7 April 2020Categories: Artikel, Headline

Penulis : Putut – Staff LPMP Jawa Tengah
 

Jangan lakukan….

Mohon disebarkan….

Seharusnya seperti….

Frasa-frasa  seperti itu, sering kita jumpai di media sosial pada akhir-akhir ini.  Frasa yang kadang kala dapat menjadikan sebuah informasi yang biasa menjadi luar biasa. Demikian juga pada dunia entertainment dapat kita lihat banyaknya hal-hal yang dijadikan viral oleh para influencer seperti jual beli barang dengan uang “receh”  atau “sesuatu” yang tak dapat dilihat oleh kasat mata menjadi bahan perbincangan.

Pada tulisan kali ini mungkin yang penulis jadikan viral adalah virus Corona. Memang kasus merebaknya Covid19 saat ini sedang menjadi bahan diskusi yang menarik.  Salah satunya dapat dilihat pada tulisan saya sebelumya mengenai “Jentikan jari Si Corona”.

Kita sudah memasuki lebih dari dua minggu wabah ini datang di Indonesia. Akhir-akhir ini media-media elektronik kita berhamburan pembahasan mengenai virus Corona. Pada beberapa literatur disampaikan bahwa masa inkubasi virus Corona adalah 14 hari atau 2 minggu dimana saat-saat tersebut banyak muncul pembahasan dari ahli-ahli yang berusaha untuk meyakinkan tentang bahayanya virus Corona bahkan ada sebagian yang menyatakan tidak berbahayanya virus tersebut. Tidak sedikit yang menyebabkan pro dan kontra hingga membawanya ke ranah yang tidak semestinya.Penulis tidak akan menyampaikan pihak mana atau siapa yang menyampaikan bahayanya virus atau pihak mana yang menyampaikan tidak terlalu berbahayanya virus tersebut. Mungkin yang perlu disoroti adalah virus ini sudah berhasil membentuk sebuah budaya baru,  budaya yang positif, budaya yang sudah  ditinggalkan yang seharusnya ada dan dilestarikan.

Dapat dijadikan contoh mudah adalah bagaimana cara kita bersin, bagaimana dengan cara kita batuk, yang sebenarnya sudah diajarkan oleh para orang tua kita dari dulu dan saat ini ternyata baru kita sadari manfaatnya dan sangat membantu dalam mencegah berkembangnya segala macam virus.

Pada separuh bulan ini kita sudah mulai merasakan bahwa informasi-informasi yang beredar sudah mengalami filtering dengan sendirnya dan menjadi informasi yang lebih dapat dipertanggungjawabkan serta dapat lebih diterima, mulai berbagi berbagai macam cara menjaga kesehatan hingga tips-tips melemahkan virus berdasarkan sifatnya.

Informasi tersebut sedikit banyak menyebabkan sebuah penurunan terhadap tekanan yang disebabkan kesenjangan informasi mengenai bahaya virus Corona sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan menjadi sebuah kejadian biasa yang sudah tidak terlalu dirasakan lagi.

Perlu kita ketahui bahwa satu hal baru positif muncul di lingkungan kita yaitu mulai tumbuhnya budaya literasi, budaya menyaring informasi, budaya berbagi informasi yang benar dan hal ini dapat menjadi salah satu rahasia di balik tabir wabah virus Corona atau sebuah hikmah kejadian yang pasti ada pada setiap musibah.

Dengan banyaknya budaya baru yang bersifat positif muncul kekawatiran terhadap perbaikan kondisi lingkungan yang kita alami ini. Apakah dengan mulai tersingkapnya tabir virus ini dapat memperbaiki kehidupan kita atau terbukanya berbagai rahasia kejadian hanya menjadi sebuah budaya instan atau budaya “kagetan” yang gampang hilang sehingga kita tidak dapat mendapatkan manfaat dari kejadian luar biasa yang dialami oleh bangsa Indonesia ini.