Published On: 2 April 2023Categories: Artikel Pendidikan

Oleh Sudaryanta

 

Tantangan terbesar pegawai Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan adalah tugas untuk melaksanakan advokasi. Baik ke sekolah atau satuan pendidikan apalagi ke pemerintah daerah. Tugas baru ini, menurut asal-usulnya bermakna pemberian pertolongan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sungguh mulia. Advokasi pada dasarnya merupakan komunikasi persuasive. Melalui advokasi ini klien/partner kerja kita diharapakan dapat menciptakan kebijakan yang sesuai dengan arah perubahan yang digariskan.

Kenapa advokasi diperlukan? Salah satu alasannya yaitu partner kerja, sekolah dan pemerintah daerah, belum menyadari atau memahami tentang adanya perubahan. Perubahan kebijakan  yang digaungkan oleh pemerintah tidak akan berdampak jika tidak diikuti oleh daerah dan sekolah. Untuk itu, tujuan advokasi diantaranya:

  1. Memformulasikan bukti tentang perlunya perubahan dan bagaimana cara melakukannya;
  2. Meningkatkan perhatian kepada hal-hal penting yang terkait dan berempati pada pihak-pihak yang terdampak;
  3. Mempengaruhi para pembuat kebijakan agar mengalokasikan sumber daya dalam mendukung perubahan;
  4. Menciptakan perubahan yang bermanfaat bagi public.

Advokasi membutuhkan ketrampilan, keahlian dan seni dalam komunikasi atau lebih tepatnya presentasi. Presentasi adalah penyajian. Sesuatu yang dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, menarik perhatian dan memuaskan yang menikmati sajian tersebut. Kuncinya pada kekuatan struktur presentasi tersebut. Model Piramida yang dikembangkan oleh Barbara Minto merupakan yang paling popular digunakan oleh Lembaga-lembaga konsultan terkemuka.

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat presentasi dengan prinsip piramida Minto:

  1. Tentukan pesan inti yang ingin kita sampaikan. Pesan inti adalah hal terpenting yang ingin disampaikan kepada audiens. Pesan inti disusun dalam satu kalimat yang ringkas dan mudah diingat;
  2. Buat kerangka presentasi. Gunakan pesan inti sebagai titik fokus dan susun kerangka presentasi dengan topik-topik terkait yang mendukung pesan inti. Pastikan setiap topik yang disertakan relevan dengan pesan inti dan disusun secara logis;
  3. Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh audiens. Hindari penggunaan kata-kata teknis atau istilah yang sulit dipahami, kecuali jika audiens adalah ahli dalam bidang tersebut;
  4. Susun presentasi dalam bentuk piramida. Susun presentasi dengan mengatur informasi dari yang paling penting ke yang kurang penting. Presentasikan pesan inti di awal presentasi dan dukung dengan informasi yang relevan dan mendukung;
  5. Gunakan visualisasi yang efektif. Gunakan grafik, diagram, atau gambar untuk membantu menjelaskan informasi. Pastikan visualisasi yang digunakan mendukung pesan inti dan mudah dipahami oleh audiens.

Perlu diingat, sebelum masuk ke pesan inti, harus diawali dengan pendahuluan.

Kita mulai pesan kita yang menceritakan suatu kisah. Kisah tersebut harus berupa pernyataan yang menarik perhatian pembaca. Kisah tersebut harus sesuatu yang relevan pada pembaca. Pola umum dari cerita yang biasa kita pakai adalah: Situation, Complication, Question, Answer.

Pendahuluan yang tepat akan menciptakan kedekatan, keakraban dan kepercayaan. Antara advokat dengan klien akan timbul chemistry. Sehingga pesan utama advokasi dapat diterima, dipahami dan diyakini.

 

Contoh Pendahuluan dan Pesan Utama

Rata-rata satuan pendidikan di Provinsi Jawa Tengah telah meningkat kemampuan literasinya dibandingkan tahun lalu. Indeks karakter mencapai nilai yang cukup baik.

Namun, rata-rata kemampuan numerasi masih perlu ditingkatkan, proporsi peserta didik dasmen masih diatas 76% yang berkemampuan dasar ke bawah.

Ini adalah pertanyaan yang diharapkan muncul di benak klien: “Bagaimana cara meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik?”

Kami merekomendasikan program peningkatan kualitas SDM satpen melalui aktivasi komunitas belajar.

 

Struktur di dalam piramida

Piramida memiliki satu set struktur tertentu, yaitu:

  1. Alur cerita berupa pendahuluan
    • Harus dimulai dengan membentuk waktu dan tempat dari suatu Situasi (Situation)
    • Di dalam situasi tersebut, Komplikasi (Complication) akan muncul
    • Yang akan menimbulkan Pertanyaan (Question) dari pembaca
  1. Hubungan vertikal antara poin dan sub poin
    • Tiap poin yang kita buat harus menimbulkan pertanyaan di pikiran pembaca
    • Seluruh dokumen harus merefleksikan dialog pertanyaan/jawaban (mengapa atau bagaimana)
  1. Hubungan horisontal diantara sub poin
    • Jawaban dari pertanyaan harus logis
    • Jawaban harus menampilkan penalaran induktif atau deduktif yang jelas

 

Hubungan vertikal

Hubungan vertikal memungkinkan kita untuk mengatur dialog (alur cerita) yang akan menarik minat pembaca mengikuti penalaran kita.

  1. Pesan utama menjawab pertanyaan yang akan dibahas dalam presentasi
  2. Pesan utama tersebut menimbulkan pertanyaan baru di pikiran pembaca:
    • Bagaimana dan/atau mengapa?
  1. Kalimat kunci menjawab pertanyaan tersebut:
    • Bagaimana 🡪 Tindakan / aksi
    • Mengapa 🡪 Alasan
  1. Setiap elemen dari kalimat kunci didukung dengan bukti/fakta
  2. Dialog berlanjut sampai pesan utama jelas dan meyakinkan

 

Hubungan horisontal

Tidak hanya seluruh poin ada dialog tanya jawab seperti dijelaskan pada hubungan vertikal, tapi harus juga dijawab secara logis.

Terdapat dua jenis hubungan logis, yaitu:

  1. Logika deduktif

           

  1. Logika Induktif

           

Struktur piramida harus mematuhi 2 aturan kunci

Terpenting terakhir: Latih presentasi Kita. Latih presentasi untuk memastikan bahwa pesan inti disampaikan dengan jelas dan efektif. Kalimat-kalimat kunci memberikan jawaban logis atas pertanyaan pada pesan utama yang muncul di benak klien/audien. Paparkan bukti dan data pendukung yang semakin mengokohkan keyakinan klien/audience atas rangkaian pesan yang kita presentasikan. Berlatihlah dengan rekaman. Jangan pernah enggan meminta feedback dari teman atau kolega untuk meningkatkan kemampuan presentasi kita. (Dikompilasi dari berbagai sumber)

 

 

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat presentasi dengan prinsip piramida Minto:

  1. Tentukan pesan inti yang ingin Kita sampaikan. Pesan inti adalah hal terpenting yang ingin Kita sampaikan kepada audiens Kita. Kita harus menyusun pesan inti Kita dalam satu kalimat yang ringkas dan mudah diingat.
  2. Buat kerangka presentasi Kita. Gunakan pesan inti Kita sebagai titik fokus dan susun kerangka presentasi Kita dengan topik-topik terkait yang mendukung pesan inti Kita. Pastikan setiap topik yang Kita sertakan relevan dengan pesan inti dan disusun secara logis.
  3. Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh audiens Kita. Hindari penggunaan kata-kata teknis atau istilah yang sulit dipahami, kecuali jika audiens Kita adalah ahli dalam bidang tersebut.
  4. Susun presentasi Kita dalam bentuk piramida. Susun presentasi Kita dengan mengatur informasi dari yang paling penting ke yang kurang penting. Presentasikan pesan inti Kita di awal presentasi dan dukung dengan informasi yang relevan dan terkait.
  5. Gunakan visualisasi yang efektif. Gunakan grafik, diagram, atau gambar untuk membantu menjelaskan informasi Kita. Pastikan visualisasi yang Kita gunakan mendukung pesan inti Kita dan mudah dipahami oleh audiens Kita.
  6. Latih presentasi Kita. Latih presentasi Kita untuk memastikan bahwa pesan inti Kita disampaikan dengan jelas dan efektif. Berlatihlah dengan rekaman atau meminta feedback dari teman atau kolega untuk meningkatkan kemampuan presentasi Kita.

Dengan mengikuti prinsip piramida Minto, Kita dapat menyusun presentasi yang efektif dan memastikan bahwa pesan inti Kita disampaikan dengan jelas dan efisien kepada audiens Kita.