Published On: 20 April 2022Categories: Puisi

Huruf-huruf menubuh kata
Kata-kata menjelma kalimat
Terikat, bermakna
Aku, yang puisi
Merangkainya, berbicara
Menyeru semauku, apa saja

Pernah kuseru, tuhan-tuhan berwarna
Serupa pelangi saja,
Orang-orang memuja.
Ku tak mengerti,
tuhan-tuhan itu, mau saja
Di tato tubuhnya,
Dengan simbol-simbol aneka rupa
Ideologi, sebut mereka.

Kulihat tuhan-tuhan berwarna,
Dipancang tiang, berdampingan
Berkibar, tak kulihat bertengkar.
Justeru umat tuhan-tuhan itu,
Gaduh, kulihat saling mencakar
Mengganggap tuhannya maha benar.

Seorang di antaranya, naik mimbar
Berkhotbah mewakili tuhan
Menjanjikan surga,
Yang pintunya bertato serupa.
Ratusan bahkan ribuan orang,
mengangguk.
Antri tiket (katanya) surga.

Semakin khusyuk, pengikut itu
Beribadah, jelang tahun keramat
2024.

Ungaran, Maret 2022

 

*) Chris Triwarseno