Published On: 7 March 2023Categories: Berita

Oleh: Dr. Mampuono, S.Pd., M.Kom (Tali Bambuapus Giri)

SMPN 39 Purworejo   adalah sebuah sekolah menengah pertama yang terletak di daerah terpencil di Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia. Walaupun terpencil sekolah itu dilingkupi dengan pemandangan yang sangat eksotik dan indah antara pegunungan, hutan, tebing, ngarai, dan jurang. Kondisi ini tentu berpotensi menjadi nilai tambah tersendiri bagi warga sekolah untuk lebih termotivasi dalam belajar dan meraih prestasi. Untuk mencapai lokasi sekolah yang berjarak 16 km dari pusat kota itu diperlukan kendaraan yang sehat dan pengemudi yang terlatih. Ini karena medan yang naik turun tajam, berkelok-kelok,  dan jalur yang dilalui hanya cukup untuk satu kendaraan. 

Gambar: Medan yang naik turun tajam, berkelok-kelok,  dan jalur yang dilalui hanya cukup untuk satu kendaraan

Sebagai sekolah yang terletak di daerah terpencil SMP ini  menghadapi tantangan yang berbeda dalam memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa-siswinya. Meskipun demikian, SMP yang dipimpin oleh Prastowo ini  memiliki tanggung jawab besar untuk memunculkan ide-ide kreatif demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi  anak didiknya.  

SMPN 39 Purworejo ini berusaha menunjukkan geliatnya di tempat yang begitu terpencil dengan meluncurkan berbagai program yang progresif. Setelah sukses dengan program “Sekolah Berbasis Pesantren”,  program baru  segera diluncurkan oleh SMPN 39 Purworejo. Program yang bertajuk “Sekolah Berbasis QR Code” ini  menarik  karena penggunaan teknologi modern  ini sedang trend di perkotaan tetapi jarang ditemukan di pedesaan, apalagi di daerah terpencil. QR Code merupakan bentuk kode matriks dua dimensi yang dapat di-scan menggunakan kamera pada smartphone atau tablet untuk mengakses informasi terkait dengan produk, layanan, atau informasi lainnya. Dalam konteks pendidikan, penggunaan QR Code bisa memberikan manfaat bagi siswa dan guru, seperti mempercepat dan mempermudah akses ke informasi pembelajaran, serta meningkatkan interaksi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi.

“Kami  meluncurkan program Sekolah Berbasis QR Code untuk membuat warga sekolah lebih bergerak progresif dan mudah dalam berliterasi dengan didukung teknologi,” terang Prastowo. . “Dengan memanfaatkan penggunaan TTS dan STT  yang dipadukan dengan QR code dan artificial intelligence (AI) kami  menggunakan strategi Tali Bambuapus Giri yang dikenalkan oleh Dr. Mampuono, M. Kom dari BBPMP Jateng,” tambahnya. 

Selasa, 7 Maret 2023, sekolah   mengundang Mampuono, penemu strategi Tali Bambuapus Giri (Implementasi Literasi Produktif Bersama dalam Pembuatan Pustaka Digital Mandiri)   untuk  melatih para guru dan  siswa sekolah tersebut. Pelatihan dengan jumlah peserta 60 orang itu juga dihadiri oleh kepala sekolah dan guru undangan  yang berasal dari lingkungan  sekitar SMPN 39 Purworejo. Pada saat yang sama, beberapa kepala sekolah dari sekolah-sekolah di tengah kota juga bergabung   dalam   pelatihan tersebut. 

Gambar: Mampuono sedang melatihkan Tali Bambuapus Giri di SMPN 39 Purworejo

“Kami bertiga sengaja datang jauh-jauh karena tertarik pada strategi berliterasi yang didukung teknologi ini. Kami akan mendiseminasikan apa yang kami peroleh di sini di komunitas belajar kami di Purworejo kota, ” ujar Erna, salah satu Kepala Sekolah yang datang dari tengah kota. 

Kegiatan berlangsung di aula sekolah  yang terletak di bagian atas sekolah tersebut. Kegiatan dimulai pada pukul 13:00 WIB dan berlangsung hingga pukul 15:00 WIB. Kegiatan dimulai dari pengenalan konsep Tali Bambuapus Giri, instalasi tools dan aplikasi pendukung yang dilanjutkan dengan demonstrasi dan praktek.  

“Literasi sebenarnya adalah sebuah perintah Ketuhanan. Perintah membaca dan menulis diturunkan Tuhan kepada Nabi terakhir melalui ayat pertama dan ayat keempat surat pertama dalam Al Qur’an,” tegas Mampuono. “Oleh karena itu penting untuk mengikat apa yang sudah kita pelajari dengan menuliskannya. Dan saat ini orang bisa menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga karena teknologi memungkinkannya. Dengan tambahan penggunaan QR code dan AI maka berliterasi menjadi lebih cepat dan mudah. Dengan strategi Tali Bambuapus Giri  para guru dan siswa dapat menulis dan menghasilkan konten online, mengerjakan tugas atau buku-buku mereka sendiri dengan lebih mudah,” sambungnya.

Gambar: Siswa dan guru peserta pelatihan Tali Bambuapus Giri berfoto bersama

Para peserta terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut berhasil membangkitkan minat mereka untuk berliterasi. Secara keseluruhan, kegiatan ini berlangsung dengan lancar . Para peserta bermaksud menindaklanjuti kegiatan ini dengan memproduksi berbagai tulisan dan menguploadnya di ranah online. Sebagian lagi akan menulis buku secara bersama-sama. Harapannya program “Sekolah Berbasis QR Code” ini dapat membawa SMPN 39 untuk menjadi sekolah yang mengedepan di bidang literasi dan penggunaan teknologi.