Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Oleh: Aziz Permana, S.Pd. SDN 2 Sendangrejo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah
Dengan meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau yang lebih kita kenal dengan sebutan TIK memberikan dampak yang positif pada bidang pendidikan. Dampak positif ini berupa banyak bermunculan inovasi-inovasi media pembelajaran yang menarik. Semakin banyak inovasi pembelajaran, maka kita sebagai guru milenial wajib beradaptasi guna memenuhi kebutuhan yang haus akan pendidikan yang penuh inovasi. Mengadaptasi media pembelajaran kekinian menjadi bagian dari solusi bagi kita sebagai guru milenial untuk selalu mengembangkan keterampilan diri.
Pemilihan media pembelajaran juga harus menjadi fokus kita sebagai guru milenial. Semakin banyak bermunculan media pembelajaran menjadikan harus lebih kreatif dalam memilih supaya media tersebut dapat digunakan dengan optimal. Menurut Kustandi & Darmawan (2020: 29-30) ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media:
- Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
- Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta konsep, prinsip atau generalisasi;
- Praktis, luwes, dan bertahan;
- Guru terampil menggunakannya;
- Pengelompokan sasaran;
- Mutu teknis.
Sebagai guru milenial, kita wajib memanfaatkan media pembelajaran kekinian sesuai saran kriteria diatas. Media pembelajaran kekinian merupakan media yang sering dan tengah menjadi tren khusus di kalangan dunia pendidikan saat ini. Media yang berhasil menjadi tren memiliki daya tarik terhadap aktivitas peserta didik disebabkan memiliki kelebihan-kelebihan yang menjadikan media kekinian menjadi spesial di mata peserta didik. Augmented Reality merupakan bagian dari media pembelajaran kekinian yang bisa menjadi sebuah inovasi yang menarik aktivitas peserta didik.
Apa yang dimaksud dengan Augmented Reality? Menurut Pamoedji, dkk (2017: 2) Augmented Reality atau yang sering disingkat dengan AR adalah “sebuah teknik yang menggabungkan benda maya dua dimensi maupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkup nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata”. Sedangkan menurut Yanuarti & Mukti (2020 :29) Augmented Reality dapat didefinisikan “sebagai sebuah teknologi yang mampu menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan yang nyata kemudian memunculkannya atau memproyeksikannya secara real time”. Dalam hal ini Augmented Reality mampu membawa peserta didik terkesan dengan membawa benda dua atau tiga dimensi ke dunia nyata seolah-olah benda tersebut hidup.
Adapun kelebihan dari Augmented Reality adalah sebagai berikut:
- Membantu menggambarkan konsep yang abstrak;
- Meningkatkan aktivitas belajar siswa;
- Mempermudah materi belajar yang kompleks untuk dipahami;
- Menyajikan materi pembelajaran dengan media yang praktis;
- Aplikasi mudah dioperasikan.
Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Augmented Reality, maka dapat menjadi alternatif inovasi media pembelajaran yang dapat diterapkan termasuk pada tingkat sekolah dasar. Penerapan Augmented Reality pernah dilaksanakan di SDN 2 Sendangrejo setelah mengikuti Bimbingan Teknis Pemanfaatan dan Penerapan Pembelajaran Berbasis Multimedia yang diselenggarakan oleh BPMPK Kemendikbud pada tahun 2020. Penggunaan Augmented Reality di SDN 2 Sendangrejo perlu memperhatikan beberapa komponen sebagai berikut:
- Ketersediaan smartphone yang sesuai spesifikasi;
- Pemasangan Aplikasi Augmented Reality;
- Keterampilan siswa dalam menggunakan smartphone;
- Kesiapan materi pembelajaran yang sudah didukung Augmented Reality;
- Pendampingan guru yang baik.
Hasil dari kegiatan penggunaan Augmented Reality di SDN 2 Sendangrejo adalah peserta didik semakin termotivasi untuk akif mengikuti kegiatan pembelajaran, guru juga dapat mengaplikasikan keterampilan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran, meningkatkan pemanfaatkan smartphone sebagai pendukung pembelajaran dan meningkatkan kemandirian siswa ketika melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guru juga bisa menyiapkan lembar kerja siswa khusus yang memuat langkah-langkah menggunakan Augmented Reality dan siswa bisa membuat laporan hasilnya. Kegiatan ini bisa menjadi bagian dari contoh praktik baik pembelajaran jarak jauh. Untuk saat ini kebanyakan materi Augmented Reality sudah banyak disediakan, diharapkan juga guru memiliki keterampilan untuk menciptakan materi Augmented Reality secara mandiri.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Augmented Reality merupakan bagian dari media pembelajaran kekinian yang bisa diterapkan pada pembelajaran. Semakin berkembang pesatnya teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) membuat kita sebagai guru juga harus mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna untuk menunjang pelaksanaan pendidikan bagi peserta didik.
Sumber Rujukan:
Kustandi, C dan D. Hermawan. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Pamoedji, A. Kurniawan; Maryuni dan R. Sanjaya. 2017. Mudah Membuat Game Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dengan Unity 3D. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Yanuarti, R dan W. Mukti. 2020. Media Pembelajaran Berteknologi Digital. Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan