Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Published On: 29 August 2019Categories: Berita

SRONDOL KULON, LPMP JATENG – LPMP Jawa Tengah menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitator Daerah (Fasda) Pengumpulan Data Mutu. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yaitu mulai tanggal 26 sampai dengan 28 Agustus tahun 2019, bertempat di LPMP Jawa Tengah, Jl. Kyai Mojo, Srondol Kulon, Banyumanik, Semarang. Pola 26 (dua puluh enam) Jam Pelajaran. Peserta sejumlah 64 orang terdiri dari unsur Widyaiswara, Pengawas SD/SMP, Pengawas SMA/SMK, Pengembang Teknologi Pendidikan (PTP), staf seksi Pemetaan Mutu pendidikan, staf seksi Supervisi Mutu Pendidikan, dan Staf Bagian Umum LPMP Jawa Tengah.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan tersebut adalah untuk menyiapkan fasilitator daerah dalam melatih petugas pengumpulan data pada kegiatan pengumpulan data mutu pendidikan Tahun 2019. Adapun Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini dititikberatkan pada peningkatan keterampilan Fasda dalam melatih petugas pengumpulan data di daerah untuk melakukan pengumpulan data mutu pendidikan di Tahun 2019.
Dalam upacara pembukaan kegiatan, Kepala LPMP Jawa Tengah, Drs. Harmanto, M.Si, dalam sambutannya mengatakan bahwa implementasi Standar Nasional Pendidikan merupakan tanggung jawab sekolah. Sehingga sekolah harus memiliki sistem dalam implementasinya. Sekolah harus memiliki 3 (tiga) hal, yaitu sistem penjaminan mutu, pengendalian mutu dan peningkatan mutu. Saat ini, LPMP Jawa Tengah mengalami permasalahan mendasar dalam memetakan mutu pendidikan. Dimana hasil Pemetaan Mutu Pendidikan (PMP) berbeda dengan hasil akreditasi. Berdasarkan hasil akreditasi jumlah yang memenuhi SNP sudah seribu lebih. Berbeda dengan hasil PMP dimana tidak satupun sekolah yang memenuhi SNP.  Bahkan akreditasi itu sendiri bisa memberikan hasil yang berbeda antara assesor yang berbeda meskipun alat ukurnya sama. Hal ini terjadi karena masing-masing assesor memiliki pemahaman atau interpretasi yang berbeda terhadap instrumen yang ada. Maka dari itu diperlukan kesamaan interpretasi atau pemahaman terhadap instrumen yang ada. Juga diperlukan instrumen dengan pertanyaan/pernyataan yang menghasilkan interpretasi atau pemahaman yang sama oleh semua pembacanya/penggunanya.
Diakhir sambutannya, Kepala LPMP Jawa Tengah mengharapkan Fasda agar mengikuti kegiatan bimtek dengan sebaik-baiknya dan berkomunikasi baik dengan tim LPMP Jawa Tengah dalam mengatasi kendala-kendala yang ada, dan juga menekankan agar dalam berdiskusi dengan sekolah tentang penjaminan mutu pendidikan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. (JP)