Published On: 9 January 2024Categories: Puisi

Oleh : Tirta Nursari

Tak ada camar di siang itu
hanya sekelompok pipit menari
Bersama awan dan
matahari sembunyi
Rinai membasah di bumi nusantara
Negeri di mana
kuhirup beribu liter udara bersama lantunan doa

Hamparan sawah menghijau lagi
Sunyiku hilang bersama gerimis dan riang pipit kecil bernyanyi
Burung-burung terbang menyusur langit
meski belantara hijau telah menjelma jadi rimbunan beton dan pilar-pilar raksasa

Dan di rimbunan beton itu, di antara pilar-pilar yang angkuh, ratusan, bahkan mungkin ribuan jiwa, atau jutaan kiranya menggantungkan hidupnya,
: menyandarkan harapan tentang hidup yang sejahtera
: juga pendidikan yang tak lagi setara hanya sembilan tahun saja

langit masih kan tetap biru di negeriku
kala celoteh riang bocah kecil masih terdengar
bersama lantun Bagimu Negeri dan juga Syukur yang penuh harmonisasi
Indonesia Raya-ku akan terus menggema bersama syair Pancasila
Yang akan terus terlantun dengan sakralnya

Ini Indonesiaku
Langitnya kan tetap biru
Setelah pagi menjingga
Dan lembayung mengantar senja

 

Warung Pasinaon, 1 Januari 2024