Dirjen PaudDasmen Dr. Iwan Syahril, Ph.D Saat Membuka Bincang Santai Merdeka Belajar BBPMP Jateng, Sabtu (11/2/2023) di Wisma Kartini
BBPMP Jateng – – Lagu laskar Pelangi yang dibawakan oleh Dirjen PaudDasmen dengan petikan melodi gitarnya membawa nuansa motivasi gembira bagi setiap pegawai yang menghadiri acara Bincang Santai Merdeka Belajar Bersama Dr. Iwan Syahril, Ph.D. pada hari Sabtu (11/2/23) di Gedung Kartini BBPMP Jateng.
Kepala BBPMP Provinsi Jawa Tengah dalam sambutan selamat datang menyampaikan bahwa kegiatan ini di ikuti oleh seluruh ASN, PPNPM, Outsourching yang ada di kantor ini dan selama ini sudah menunggu kehadiran Bapak Dirjen.
“Terimakasih kepada Pak Dirjen yang telah hadir di BBPMP Jateng, semoga dengan bincang santai Merdeka Belajar ini para pegawai kami lebih memahami dengan baik 14 Merdeka Belajar yang menjadi kegiatan bersama dan menjadi target UPT”. Tegasnya.
Dirjen PaudDasmen, Iwan Syahril yang menjadi keynote speaker membuka Bincang Santai dengan meminta kepada para peserta untuk membuat gambar bebas tanpa kata dan tanpa huruf. Peserta diberi waktu 5 menit untuk menggambar bebas ini tapi memiliki makna yang bisa dinarasikan. Silahkan ditambah tandatangan pada kertas yang tersedia.
“Bapak/Ibu semua setelah selesai menggambar, silahkan semua berdiri dengan membawa gambarnya masing-masing dan langsung membentuk 2 lingkaran besar, lingkaran luar perempuan, lingkaran dalam laki-laki dan membentuk konfigurasi saling berhadapan dan mencari pasangan’. Perintahnya.
Saat sesi memberikan tanggapan dari gambar, beberapa peserta memberikan interpretasi dari beberapa pasangan yang ditemui selama sesi game ini.
Mampuono salah seorang peserta Bincang Santai Merdeka Belajar menyampaikan interpretasinya dari gambar yang dibuat oleh Tri Mulyani, bila dinarasikan itu bisa dilihat dua orang laki-laki dan perempuan dengan penampilan berbeda suku yang bersama-sama belajar mencapai cita-citanya dengan belajar bersama. Ujarnya.
Selanjutnya Iwan Syahril menjelaskan, program Merdeka Belajar merupakan filosofi yang berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional.
“Merdeka Belajar fokus pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, kebutuhan, dan karakteristik dari peserta didik” Tegasnya.
Iwan Syahril menambahkan bahwa Ki Hajar Dewantara melarang adanya paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta kreativitasnya. Banyak ide, banyak inovasi, tetapi kalau SDM-nya tidak mampu kan tidak jadi nanti. Kalau SDM-nya bagus, walaupun kondisi alamnya tidak begitu bagus, maka bisa jadi itu daerah majunya luar biasa.
“Merdeka Belajar memberikan kebebasan bagi guru dan siswa untuk menerapkan sistem pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga nantinya turut meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional,” Tegasnya lagi.
Iwan Syahril berpesan agar semua komponen di BBPMP Jateng sebagai Problem Solving yang di bawah koordinator kepala, dengan tujuan mencapai memperjuangkan kualitas pendidikan anak-anak kepada daerah. Dengan berubahnya LPMP menjadi BBPMP harus di ikuti pola kerja menuju profesionalisme melalui Problem Solving. Bagaimana mendekati Pemda menjadi partner dalam memperjuangkan anak itu yang akan menjadi SDM pembawa generasi emas Indonesia tahun 2045.
“Butuh peran kita semua untuk bersama-sama mewujudkan mereka belajar agar tercapai SDM berkualitas melalui intervensi di satuan pendidikan melalui pemerintah daerah. Butuh SDM terbaik, dan dengan pendidikan yang semakin baik kita bisa hasilkan SDM itu sehingga terakselerasi semua pembangunan di daerah. Tambahnya.
Bagaimana kita melakukan problem solving? Kita harus melakukan secara Terintegrasi. Kita semua adalah tim dari Kemendikbudristek yang memiliki kewajiban untuk tercapainya semua program dan itu membutuhkan kerjasama lintas sektoral.
“Semua ini bisa dilakukan dengan gotong royong dan pendekatan ekosistem berupa Kolaborasi dan koordinasi sebagai satu tim. Pendekatan Eksositem, yaitu pendekatan berfokus kepada problem-solving, dengan berempati, dengan struktur yang egaliter, dan dengan prinsip “tidak ada rotan, akar pun jadi.” Sehingga tidak kaku, tidak birokratis, tidak hanya melihat secara internal saja, namun secara holistik. Berdaya dan
memberdayakan”. Pesannya kepada semua peserta yang hadir.
Bincang Santai Merdeka Belajar ditutup dengan tanya jawab. Ada beberapa peserta yang bertanya terkait permasalahan krisis pendidikan dan terkait masalah eskalasi dari masalah sekolah penggerak.