Published On: 6 March 2023Categories: Puisi

KUGAPAI LANGIT DI ATAS MANGGARAI
Oleh: Dr. Mampuono (Tali Bambuapus Giri)

Kuhela nafas, kududukkan tubuh letihku
Padanya aku bertumpu
Menapaki satu-persatu, anak tangga kayu itu
Tinggi menjulang, menyentuh awan
Tegaknya tak tergoyahkan

Kulangkahkan kaki di ujung pasir putih
Terseok, melukis bekas
Tapak yang tergambar jelas
Namun sebentar luruh
Jilatan lidah sebening kristal
Pahatan buih seputih kapas
Menghapusnya lekas-lekas

Ada apa di atas sana?
Kepalaku terdongak
Pada langit batinku bertanya
Atau pada elang kepala putih,
yang mangambang di langit
Tapi tampaknya ia curiga

Dengan ujung sepatu but bersaput pasir
Kusentuh anak tangga pertama
Hati-hati,
Aku berhitung sejak detik itu
Mencatat dengan teliti
Setiap anak tangga yang kulalui

Jumlah anak tangga adalah pelengkap cerita
Memberi gambaran kepada mereka
Yang bertanya, jauh-jauh aku pergi untuk apa
Pada perjuanganku hingga di sini
Yang tak sia-sia

Setinggi apa tangga yang kunaiki
Sebesar itu pula kualirkan energi
Bermandi peluh
Dalam intaian elang kepala putih yang curiga
Terbang melingkar di atas jauh

Ratusan anak tangga kuatasi di Batu Cave Selangor
Tidaklah sebanding
Mencapai puncak tebing menjulang ini
Demi menggapai langit di atas Manggarai

Kini kutatap pemandangan
Dari ketinggian Wacicu Eden Beach
Labuhan Bajo adalah hamparan permata
Bertabur pasir putih
Dan birunya laut sebening kristal
Dan aku tahu,
Perjuangan yang kulalui tak sia-sia.

(Kumpulan puisi muhibah Menemu Baling di Indonesia Timur)

***

DESKRIPSI PUISI

DESKRIPSI PUISI “KUGAPAI LANGIT DI ATAS MANGGARAI”

Dalam puisi ini, pengarang menceritakan perjuangannya untuk mencapai puncak tebing yang sangat tinggi di Manggarai. Ia mengambil napas dalam-dalam sejenak untuk mengistirahatkan tubuhnya sebelum mulai menaiki tangga kayu yang membawa ke puncak. Puncak tebing tersebut sangat tinggi sehingga tampak menyentuh awan dan tidak bisa digoyahkan.

Saat pengarang berjalan di sepanjang tepi pantai yang berpasir putih, ia terkadang tersandung dan meninggalkan bekas tapak di pasir, namun bekas tapak tersebut segera hilang karena dicuci oleh air laut yang jernih seperti kristal dan dihiasi dengan pahatan buih seputih kapas. Pengarang bertanya-tanya apa yang ada di atas puncak tebing tersebut, namun ia hanya mendengar suara elang kepala putih yang terbang di langit dan tampaknya curiga.

Pengarang dengan hati-hati menapaki tangga kayu tersebut dan menghitung setiap anak tangga yang ia lalui. Jumlah anak tangga tersebut memberi gambaran tentang perjuangannya dan menjelaskan mengapa ia pergi jauh untuk mencapai tempat ini. Pengarang merasa bahwa perjuangannya tidak sia-sia dan merasa terpenuhi setelah sampai di puncak.

Pengarang mencatat bahwa ia memerlukan banyak energi dan berkeringat untuk menaiki tangga tersebut dibawah pandangan elang kepala putih yang mencurigakan. Ia mengatakan bahwa ia telah menaklukkan ratusan anak tangga di Batu Cave Selangor, tetapi pencapaiannya itu tidak sebanding dengan mencapai puncak tebing di Manggarai untuk menggapai langit di atasnya.

Akhirnya, pengarang menggambarkan pemandangan yang indah dari puncak tebing tersebut dan merasakan bahwa perjuangannya tidak sia-sia. Ia melihat Labuhan Bajo sebagai hamparan permata dengan pasir putih dan laut biru yang sejernih kristal.