Published On: 24 December 2022Categories: Berita, Berita Daerah, Headline

Dr. Tartib Supriyadi, S.IP. M.Pd. Pendamping Konsultan, Syaifulloh, Koordinator Konsultan BBPMP Jateng, Dodok Sartono dari Dikdasmen Muhammadiyah Sragen, Rosid, Pembina PAUD dan SD Birulwalidain Muhammadiyah, Kepala TK, Staf Pengajar  SD dan SMP Birulwalidain di Rumah Makan Sako Sragen, Jumat 23/12/22

Sragen – –  Sekolah-sekolah International yang membuka Cabang di beberapa kota besar di Indonesia menjadi salah satu alternatif pilihan bagi orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya yang secara ekonomi cukup mapan dan mencari pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Hal itu disampaikan oleh Pendamping Konsultan BBPMP Jateng, Tartib Supriyadi saat berdiskusi dengan Dikdasmen Kabupaten Sragen yang juga di ikuti oleh Koordinator Konsultan BBPMP Jateng, Syaifulloh, Dikdasmen Muhammadiyah Sragen, Pembina PAUD dan SD Birulwalidain Muhammadiyah, Kepala TK, Staf pengajar  SD dan SMP Birulwalidain di Rumah Makan Sako Sragen, Jumat 23/12/22)

Tartib Supriyadi menambahkan bahwa fenomena ini cukup menarik dan bisa menjadi telaah dari perkembangan Pendidikan di Indonesia. Mengapa sekolah-sekolah International yang ada di kota-kota besar tersebut sangat diminati walaupun dari segi pembiayaan sekolah-sekolah tersebut menarik biaya yang sangat mahal.

“Rupanya biaya yang sangat mahal bukan menjadi halangan bagi orang -orang berpendidikan dan berpenghasilan cukup untuk mendapatkan Pendidikan yang baik sesuai dengan kondisi kemajuan pendidikan di luar negeri”. Jelasnya.

Tartib menjelaskan bahwa harapan ini merupakan hal yang wajar bagi orang yang sudah terbiasa berhubungan kerja dengan orang asing atau bekerja di lembaga asing. Mereka memerlukan komunikasi yang intens menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi yang digunakan untuk berkomunikasi.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa semua kemajuan sains dan teknokogi juga berasal dari luar negeri dan segala jenis penemuan selalu menggunakan bahasa inggris di dalam literatur-literatur yang ada di dalam Perpustakaan digital atau non digital”. Jelasnya lagi.

Tartib juga menyampaikan terkait pola pendidikan yang menggunakan berfikir tingkat tinggi di sekolah-sekolah international juga bisa menjadi salah satu pilihan bagi orang tua yang sudah bosan dengan model pembelajaran yang bertumpu hanya pada untuk menjawab soal-soal pilihan ganda.

“Interaksi yang memungkinkan keterlibatan siswa dengan warga dunia lainnya dari berbagai negara bisa menjadi penghubung antar budaya yang berbeda dan penghubung pengetahuan yang terus berkembang mengikuti derasnya arus perubahan”. Tambahnya.

Tartib juga menjelaskannterkait posisi Kabupaten Sragen yang berdekatan dengan Kota Solo yang memiliki pertumbuhan pendidikan yang bagus. Sebagai penyangga kota besar yang juga mulai menjamur sekolah-sekolah Islam yang maju dan memberikan pilihan bagi orang tua siswa dalam menyekolahkan anak-anaknya.

“Dengan berdirinya sekolah-sekolah baru yang berbiaya mahal, maka diperlukan rancangan Pendidikan international dengan mutu international dan berbasis biaya yang terjangkau di Kabupaten Sragen dan itu bisa dimulai oleh Dikdasmen Muhammadiyah Sragen. Kami siap merancang dan mendampingi mewujudkan itu”. Tegasnya.

Syaifulloh, yang juga koordinator konsultan BBPMP Jateng menambahkan bahwa International Class Program (ICP) adalah solusi yang tepat bagi warga Kabupaten Sragen dalam mengelola Pendidikan International dan bisa dinikmati oleh warga yang memiliki penghasilan tidak banyak.

“ICP ini menggunakan kelas sebagai bentuk program layanan kelas international. Tidak berbasis sekolah. Artinya hanya pada kelas-kelas tertentu yang diunggulkan oleh sekolah yang dijadikan kelas international. Sekolah tidak begitu repot untuk menyiapkan sarana prasarana yang harus dipenuhi untuk mencapai standard tersebut”. Terangnya.

Syaifulloh yang akrab dipanggil Goes Iphoel, menambahkan, dengan sarana prasarana yang ada sekolah bisa mengelola kelas international dengan baik sesuai standard international yang ada, dengan panduan pengelolaan kelas International yang ditawarkan oleh center.

“Ketika siswa tersedia dan Dikdasmen Muhammadiyah Sragen berniat melaksanakan program kelas international. Maka seolah akan dibantu oleh center untuk regritrasi siswa-siswanya sehingga siswa bisa mengikuti ujian CPT (Center Progesive Test). IPT (International Progresive Test) dan ujian cek point pada ujian akhir kelulusan”. Terangnya lagi.

Syaifulloh menambahkan,  hanya dibutuhkan komitmen dari guru dan sekolah untuk menyiapkan guru yang mau dan bisa bahasa inggris dalam menyampaikan pelajaran di kelas. Apakah ini tidak menyulitkan guru dalam mengajar? Hanya guru yang merasa kesulitan sejak awal yang akan mengalami kesulitan. Kalau sejak awal berpikir sulit, maka kesulitan itu akan menghinggapi dirinya, tetapi kalau sejak awal termotivasi, Hal itu akan menjadi jalan yang mudah bagi sekolah untuk melaksanakan program kelas international.

“Dikdasmen Muhammadiyah Sragen perlu membuat International Class Program (ICP) yang bisa dinikmati oleh para siswa yang jumlah murid, menurut informasi Pak Dodok untuk ajaran baru 2023/2024  sudah dapat murid sangat banyak berjumlah 8 kelas. Dengan merancang ICP ini bisa memberikan kepada keluarga Muslim untuk menikmati program ini tanpa mengurangi nilai-nilai keislaman bagi murid-muridnya”. Tegasnya.

Syaifulloh juga memperjelas bahwa justru dengan International Class Program (ICP) ini siswa Muslim bisa memberi warna dan prestasi yang baik di dalam percaturan pendidikan secara international. Lembaga-lembaga Pendidikan di luar negeri juga akan mengetahui bahwa dalam komunitas itu ada lembaga-lembaga Pendidikan dari Birulwalidain Kabupaten Sragen.

“Akhirnya warga Muslim bisa merasakan pendidikan International yang dengan biaya terjangkau bagi anak-anaknya secara merata dan bisa dapat pengakuan secara international karena anak-anaknya teregritrasi dari Cambridge International Center (CIC)”. Tegasnya lagi.

Syaifullah menjelaskan, biasanya  pada awal pertemuan sekolah sudah membayangkan bahwa program ini akan berbiaya mahal, setelah tahu kalau biaya regristrasi ke Cambridge hanya kisaran 20 dolar setiap tahun, maka ini membuat mereka termotivasi untuk menindaklanjuti kegiatan ini di sekolah.

“Gagasan dan rancangan  ini perlu ditindaklanjuti agar kemajuan Pendidikan Islam, bisa menjadi pemicu kemajuan pendidikan di Kabupaten Sragen dan dapat menjadikan siswa yang memiliki kualitas international berdasarkan nilai-nilai Islam yang dipegang sangat kuat bagi umat Islam”. Pesannya.