Kota Semarang – Program Biaya Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah swasta Kota Semarang mendapat apresiasi dari Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Rebuplik Indonesia (DRP RI) yang tengah melaksanakan Kunjungan Spesifik Bidang Pendidikan (Pembiayaan Pendidikan). Program ini dinilai positif dan dapat menjadi percontohan bagi kabupaten/kota lain.
Program BOS untuk sekolah swasta merupakan bantuan yang ditujukan untuk sekolah swasta. Terdapat 121 sekolah swasta yang dalam penyelenggaraan pendidikannya tanpa dipungut biaya. Jumlah tersebut terdiri atas 32 satuan untuk jenjang PAUD, 47 satuan jenjang SD dan 42 satuan jenjang SMP.
“Program ini dapat ditiru oleh kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Dengan demikian Pendidikan di sekolah swasta dapat lebih terjangkau, dan sebagai alternatif bagi peserta didik yang tidak diterima di sekolah negeri” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI, DR. Dede Yusuf ME, ST, M.I.Pol. di Balaikota Semarang, Jumat (5/7).
Kegiatan tersebut dihadiri Walikota Semarang, Pimpinan DPRD Kota Semarang, Forkopimda, Bappeda, Kepala Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan, Perwakilan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan PTN/PTS, Perwakilan Kepala Sekolah dari PAUD, SD, dan SMP, Perwakilan Pengurus Yayasan Pendidikan PAUD, SD, dan SMP. Turut hadir juga perwakilan Komite Sekolah PAUD, SD dan SMP (Negeri dan Swasta), dan Perwakilan Organisasi profesi guru dan kependidikan (PGRI, P2G, Pergunu, IGI, FGII, PGSI, FSGI).
Ketua Tim Bapak Dr. H. Abdul Fikri Faqih, MM melalui DR. Dede Yusuf ME, ST, M.I.Pol dalam paparannya menyampaikan jika kunjungan spesifik yang dilakukan saat ini dalam rangka melakukan pengawasan terhadap pemenuhan mandatory spending 20% bidang pendidikan dalam APBD, evaluasi terhadap program akses dan percepatan wajib belajar 12 tahun dan strategi pencapaiannya di daerah serta untuk mendapatkan data empiris mengenai permasalahan terkait pembiayaan pendidikan selain APBN (transfer daerah dan dana desa), serta komponen pembiayaan pendidikan di daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Dr. Bambang Pramusinto, SH, S.IP, M.Si. memaparkan struktur anggaran di Dinas Pendidikan Kota Semarang meliputi rincian penggunaannya dan program bantuan yang dilaksanakan.
“Kami juga baru saja meluncurkan program unggulan yaitu “GERBANG HARAPAN”. Program ini baru saja diluncurkan pada 4 Juni 2024 untuk membuka pintu harapan bagi anak-anak yang dari keluarga kurang mampu dalam bentuk beasiswa, fasilitas Pendidikan, dan dukungan belajar tambahan,” imbuhnya.
Di sisi lain, pada kesempatan yang sama salah satu pengamat Pendidikan Kota Semarang mengeluhkan jika beban guru terlalu berat karena harus mengajar 40 jam dalam 1 minggu. Belum lagi ada tuntutan dari PMM untuk mengunggah aksi nyata sehingga kesempatan guru untuk melakukan inovasi terbatas.
“Ini juga menyambung pernyataan dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, mengapa hasil Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia menduduki peringkat ke-66 dari 81 negara itu karena kualitas guru yang masih rendah dan harus ditingkatkan”. (Emitha)