Published On: 10 November 2022Categories: Berita, Berita Daerah, Headline

Kepala BBPMP Provinsi JawaTengah, Nugraheni Triastuti, SE, M.Si Beserta Rombongan, Foto Bersama Anggota Komisi E DPRD Provinsi JawaTengah, hari Rabu (10/11/2022).

Semarang – – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Tengah (BBPMP Jateng) melaksanakan Audiensi dengan Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah hari Rabu, 9 November 2022. Kunjungan audiensi ke Gedung Berlian dipimpin langsung oleh Kepala BBPMP Jateng. Diikuti oleh tim Konsultan, Widyaprada dan Staf lainnya.

Dari unsur Komisi E hadir 7 orang (ketua, sekretaris dan anggota) dengan didampingi Kabid SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov Jateng, Audiensi yang dimulai dari pukul 13.00 hingga pukul 16.00 ini membahas data kondisi Pendidikan di Jawa Tengah, target dan tantangan yang dihadapi.

Kepala BBPMP Jateng, Nugraheni Triastuti, SE, M.Si. menyampaikan kegembiraan dan rasa terimaksih yang mendalam karena diterima oleh para wakil rakyat. “Kami dari BBPMP Jateng, mengucapakan puji syukur kepada Allah SWT, dan rasa terimakasih yang tak terhingga, diberi kesempatan bersilaturahim dan menyampaiak bebrpa hal terkait kebijakan Kemdikbudristek, yang menjadi tugas BBPMP untuk mengawalnya agar dapat terimplemntasikan di Provinsi JawaTengah”, ungkap Bu Heni.

“Keberadaan BBPMP selain untuk mengawal kebijakan, juga melakukan pendampingan ke satuan pendikan dan ke pemerintah daerah, agar dapat terimplementasi dan berdampak pada perwujudan visi Pendidikan Indonesia”, lanjut orang nomor satu di BBPMP Jateng ini.

Berikutnya dipaparkan tentang Rapor Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Literasi pada semua jenjang mencapai kompetensi minimum. Numerasi jenjang SMA mencapai kompetensi minimum, namun untuk SD, SMP dan SMK dibawah kompetensi minimum. Capaian indeks karakter untuk mencapai visi Indonesia, pada jenjang SMA dan SMK sudah membudaya, sedang pada jenjang SD dan SMP berkembang kecuali untuk kreativistas jenjang SD.

“Kreativitas yang tinggi tanpa didukung aspek lain yang masih rendah malah justru perlu diwaspadai, karena bisa mengarah ke hal-hal yang tidak baik”, jelas alumni Program Pasca Sarjana UNDIP ini. “Demikian pula dengan iklim keamanan sekolah, kesejahteraan psikologis guru berkategori maju, namun untuk siswa masih berkembang, artinya secara psikologis kesejahteraan guru belum dirasakan oleh siswa”, papar instansi penjaminan mutu Jateng wanita pertama ini.

Capaian iklim kebinekaan; toleransi agama dan budaya pada semua jenjang merintis. Sikap inklusif jenjang SD merintis, sedangkan pada jenjang SMP, SMA dan SMK membudaya. Dukungan kesetaraan agama dan budaya pada semua jenjang merintis dan Komitmen kebangsaan semuanya membudaya.

Disampaikan pula bahwa untuk mengakses rapor pendidikan sekolah harus membuka Platform Rapor Pendidikan. Setiap minggu dipantau perkembangan jumlah satuan pendidikan yang telah membuka, mengunduh rapornya serta lembar rekomendasi. Adanya fitur lembar rekomendasi memabntu sekolah, tidak perlu menganalisis sendiri. Sekolah lebih mudah untuk menyusuna rencana kerja, kegaiatan dan angaran yang tepat sasaran, efektif dan akuntabel.

Selanjutnya dipaparkan target kinerja pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang terdiri atas 14 indikator. “Kalau dulu kinerja pendidikan hanya dilihat dari capaian Indek Pembangunan Sumber Daya Manusia (IPM), yang menggambarkan rata-rata lama sekolah, saat ini sudah ada Permendagri yang memuat target-target spesifik yang harus dicapai oleh permerintahd daerah dan satuan pendidikan.

“Angka Partisipasi Sekolah bagi penduduk usia 16-18 tahun, di 2021 tercapai 70,79%, tahun ini ditargetkan 100%, demikian pula untuk tahun 2023. Lebih ekstrim lagi untuk penduduk usia 4-18 tahun penyandang disabilitas yang terlayani di pendidikan khusus ditargetkan bisa 100% di tahun 2022 dan 2023. Padahal capaian di 2021 baru 29,73%”, jelas Bu Heni. “

Ini perlu upaya yang agak ngeden, mengingat target yang dicanangkan begitu tinggi sehingga pasti banyak tantangan”, ujar perempuan kelahiran Salatiga ini sambal bercanda mencairkan suasana.

Ketua Komisi E DPRD Jateng, menyambut baik pemaparan lengkap dari BBPMP Jateng. “Ini info yang penting bagi kami untuk mengukur kinerja layanan pendidikan”, ujar Pak Abdul Hamid, S.Pd.I. “Laporan dari Disdik, prestasi lomba membanggakan, namun dari hasil literasi saja, belum menunjukan prestasi pendidikan, bagaimana dampaknya bagi pembangunan daerah.

Gambaran ini menjadi penting bagi kami bagaimana implementasi praktis, keutuhan sarpras dan output di dunia usaha” lanjutnya. “ Kami membutuhkan update dari tahun ke tahun, untuk bahan koordinasi dengan pemerintah provinsi”, ujar ketua komisi bidang kesejahteraan rakyat ini.

Anggota Komisi E lainnya mengekspresikan betapa senangnya dengan data iklim sekolah komponen komitmen kebangsaan. “Ada survey yang menyatakan bahwa radikasilsme pada mulai jenjang SMP ke atas membahayakan. Hasil ini, maturnuwun, bisa menjawab . dan ini bersumber dari isian oleh seluruh sekolah dan seluruh guru-siswa. Kebanggan bagi kita bahwa komitmen kebangsan tinggi. Tolong ini disebarkan dan dilanjutkan. Mangga bareng-bareng dan dirutinkan bertemu dengan Komisi E”, lanjutnya.

Kabid Pembinaan SMA Disdikbud Jateng menyampaikan bahwa terdapat 97 sekolah penggerak jenjang SMA dan 48 SMK PK. “Kita firm mengawal MoU. Semua menuju ke sana”, papar Samsudin.

“Garda terdepan adalah satuan pendidikan”, papar Pak Kabid terkait dengan capaan 14 indikator tersebut. “ Kita juga sinergi dengan BBPPMP , saat ini inten-intensnya. Sekarang sangat erat, dulu mungkin belum erat”, ujar beliau sambal bercanda.

Nugraheni juga menekankan bahwa jika sekolah memanfaatkan dana BOSnya untuk meningkatkan literasi, numerasi, dan iklim kebhinekaan, dan iklim kemanan secara massif yang akan panen adalah pemerintah daerah.

Rapor tidak bermaksud untuk membanding-bandingkan antar sekolah namun membadingkan capaian sekolah sendiri dari waktu ke waktu. (Dar)