Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Laila Nurul Sufa, S.Pd – SDN 1 Kalipucangwetan, Kab. Jepara
Covid-19 menjadi topik yang belum usai dibicarakan oleh semua kalangan umur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Virus yang menyerang sistem pernapasan ini sangat berbahaya terutama bagi imunitas bayi dan lanjut usia yang memiliki riwayat penyakit lain. Dampak yang ada akibat wabah ini juga tidak luput dirasakan oleh hampir semua bidang seperti bidang sosial, hukum, pendidikan, ekonomi hingga bidang budaya. Hal ini disebabkan oleh berbagai kebijakan pemerintah pusat yang diteruskan sampai pada pemerintah daerah untuk menjaga semua desa-desa dibawah kepemimpinannya. Upaya-upaya telah banyak dilakukan untuk melindungi segenap warga negara yang tinggal di Indonesia agar tetap sehat.
Peran serta pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menjalankan social distancing, physical distancing dengan menjaga jarak hingga PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) berlangsung hingga saat ini. Keberhasilan pemerintah untuk menekan angka penyebaran bahkan menghilangkan virus dari tanah Indonesia ini perlunya kerjasama semua pihak yang ada, ketidakegoisan, ketertiban untuk menjalankan upaya-upaya dari pemerintah agar selalu cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, menggunakan masker saat keluar rumah, menerapkan pola hidup sehat dan menjaga pola makan dengan teratur.
Di negara-negara tetangga bahkan di negera-negara eropa yang telah terjangkit Covid-19 ini telah banyak memberikan contoh bagimana upaya yang mereka lakukan seperti bekerja dari rumah yang disebut dengan Work From Home (WFH). Di negara Indonesia tercinta ini juga tidak luput untuk menerapkan kebijakan untuk semua komponen agar Work From Home (WFH) dengan menggunakan fasilitas teleconference, belajar dari rumah dengan memanfaatkan beberapa situs belajar online yang digratiskan selama pandemik Covid-19 masih ada, beribadah dari rumah karena virus ini dapat menyebar dengan cepat yang dibawa oleh manusia sehingga apabila masih ada kerumunan dengan tidak menjaga jarak kurang lebih 1 meter akan berpotensi menularkan kepada manusia yang lain.
Satu-satunya pekerjaan yang tidak bisa dilakukan di rumah adalah bidang kesehatan. Semua tenaga kesehatan menjadi garda terdepan untuk berhadapan langsung dengan pasien-pasien yang memiliki status ODP (Orang dalam Pantauan), PDP (Pasien Dalam Pantauan) dan Pasien positif Corona. Belasan tenaga medis Indonesia telah gugur untuk memperjuangkan kesehatan pasien agar sembuh namun beresiko tinggi untuk diri mereka sendiri. Jumlah pasien yang terus bertambah menembus angka ribuan ini, membuat pemerintah melakukan kebijakan secara tegas untuk semua warga negara. Hal ini pun dirasakan pada bidang pendidikan dengan menerapkan perpanjangan waktu belajar di rumah yang didampingi oleh orangtua masing-masing.
Kebijakan ini menuai sisi negatif dan tidak sedikit pula sisi positif. Banyak orang tua yang harus mengerahkan kemampuannya untuk mengajarkan materi pelajaran dan membantu anak-anak mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pemeritah juga tidak lepas tangan untuk membantu bidang pendidikan agar tetap melangsungkan kegiatan belajar mengajar bagi siswa-siswa mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) secara daring. Pemerintah daerah Jepara pun tidak kekurangan inisiatif dalam bidang pendidikan yaitu menginstruksikan agar tenaga pendidik, pada kasus ini adalah guru tetap mengajar dalam tatap muka secara online dari rumah, namun jika ada satu dan lain hal tugas yang harus dikerjakan mereka diperbolehkan mengantor.
Fasilitas yang direkomendasikan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan diantaranya ada Google For Education, Microsoft Office 365, Rumah Belajar serta masih banyak lagi lainnya. Beberapa situs tersebut dapat menjadi media untuk diakses sebagai pembelajaran antara guru dan siswa. Namun bagi siswa yang tinggal di daerah jauh dari kota akan menjadi kendala tersendiri untuk melakukan pembelajaran daring lewat situs-situs tersebut seperti yang terjadi di SDN 1 Kalipucangwetan kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Hampir sebagian besar wali murid hanya mampu memfungsikan telepon genggamnya untuk nonton video, mencari informasi lewat google, dan saling berkabar saja. Melihat keadaan wali murid yang tidak banyak memiliki pengalaman mengakses berselancar di dunia maya, maka guru berinisiatif membuat grup disalah satu aplikasi message untuk menghimpun wali murid dari kelas yang diajar pada kegiatan belajar mengajar seperti sebelumnya.
Hal ini melahirkan sisi positif baik bagi siswa, guru maupun wali murid memiliki tambahan tanggung jawab untuk mengajari anak-anaknya di rumah tentu dalam panduan dari guru kelasnya. Keadaan yang telah berlangsung selama 3 bulan belakangan ini, namun masih belum membaik akibat virus ini memiliki kilas balik khusunya bagi kelas satu terutama di SDN 1 Kalipucangwetan beberapa di antaranya adalah orangtua di rumah akan lebih dekat dengan anaknya. Hal ini dikarenakan tugas yang diberikan guru secara daring mewajibkan jalinan komunikasi yang baik antara orangtua dengan anaknya. Guru yang dibantu oleh orangtua di rumah mulanya perlu memberikan pngertian untuk anak walaupun mereka di rumah harus tetap belajar seperti di sekolah. Selain itu, dengan adanya wabah ini, orangtua di rumah akan lebih memahami tipe belajar anak yang utama juga orangtua akan lebih memahami perkembangan karakter anak sendiri karena 24 jam mereka selalu bersama.
Tugas guru yang diberikan setiap harin lewat pembelajaran daring perlu dikemas dengan sangat menarik mulai dari penyampaian materi melalui media video seolah-olah anak sedang belajar bersama guru di kelas seperti biasanya, memberikan tugas berupa soal, kegiatan siswa berupa project, produk maupun penyelesai masalah. Misalnya saat materi pengelompokan hewan jinak dan hewan buas pada tema 7 sub tema 2 kelas 1, guru memberikan video yang berisi ciri-ciri fisik secara sederhana dari hewan jinak dan hewan buas. Contoh tersebut memberikan kesan bahwa karakteristik siswa kelas satu yaitu berpikir secara konkret.
Menyajikan tugas yang dilakukan oleh guru kelas satu pun agak berbeda dibandingkan biasanya, guru perlu memodifikasi kegiatan belajar di rumah agar orangtua paham dengan tugas yang dimaksud sehingga akan tercipta kerjasama antara orangtua dengan anak di rumah. Contoh pemberian tugas yang diberikan guru adalah dengan mengamati secara langsung maupun tidak langsung berbagai macam hewan di sekitarnya yang tergolong jinak dan hewan-hewan yang tergolong buas. Selain itu, guru juga dapat memberikan tugas berupa kegiatan memasak bersama ibu setelah itu membuat kalimat pujian setelah melakukan kegiatan tersebut.
Dampak positif lain yang bisa diambil dari adanya wabah Covid-19 ini adalah memberikan pengertian secara tidak langsung kepada orangtua bahwa pendidikan tidak serta merta hanya belajar untuk mendapatkan nilai karena dibalik itu, pendidikan dapat menghalau perkembangan karakter anak menjadi lebih baik, membentuk kepribadian anak, serta mengajarkan anak dalam sosialisasi yang lebih luas dengan interaksi dengan orang banyak selain keluarganya di rumah. Kerjasama menjadi kunci utama bagi orangtua dalam mendampingi anak belajar di rumah. Orangtua juga perlu melakukan survive dalam menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak agar mereka tidak bosen sehingga membuat anak ingin keluar rumah. Dukungan orangtua terhadap anak dalam menunaikan tugas dari guru juga menjadi point penentu terhadap keberhasilan serta semangat anak.