Entah karena ikut trend, nggaya, biar dinilai dekat dengan rakyat, atau entah alasan yang lain, seorang bupati, dalam sebuah hajatan di rumah seorang kepala desa, tiba-tiba menyumbangkan lagu. Sebelumnya, para penyanyi kampung dan agak kota sudah dikerahkan untuk menghibur para tamu. Tampaknya suasana menjadi gegap gempita. Terlebih ketika pembawa acara menawarkan kepada bupati dengan kata-kata manis: “Barangkali Bapak Bupati berkenan menyumbangkan suara emasnya?” dan disambut dengan antusiasme oleh bupati. Pengiring pun bersiap memainkan masing-masing instrumen. Dalam hati mereka berniat bermain secara all out, mengeluarkan segala kemampuan bermainnya. Intro pun berlangsung dengan aman dan damai. Tamu undangan dengan suka rela bertepuk tangan. Bupati pun tambah semangat mengambil napas untuk mengeluarkan suaranya. Dan ketika bupati itu benar-benar mengeluarkan suara; aneh, tiba-tiba musik yang semula enak didengar menjadi sebaliknya. Sama sekali tidak enak didengar. Bupati pun berhenti menyanyi. Ia memerintahkan kepada kru untuk memeriksa semua alat musik. Ia juga memerintahkan para kru untuk memeriksa sound sistem. Bahkan kabel-kabel pun tidak luput diperiksa. Mic, tiang mic, bungkus kabel, panggung, dan semua yang ada di panggung tidak luput dari pemeriksaan. Namun, mereka tetap tidak menemukan sumber ketidakmerduan tampilan Bapak Bupati. Sarjana Musik pun didatangkan. Namun sumber yang dicari tetap tidak ditemukan.
Di tengah-tengah kebingungan itu, datanglah seseorang yang sudah bertahun-tahun bergelut dengan dunia musik. Ia membisiki telinga Bapak Kepala Desa: “Sumber ketidakmerduan tidak lain berasal dari suara bupati sendiri. Suaranya memang blero, tidak pas, dan tidak sesuai nada”. Maka, serta merta Kepala Desa itu pun berdiri mengangkat pengeras suara, dan tidak berapa lama suaranya sudah memenuhi gedung pertemuan itu.
“Bapak-ibu segenap tamu undangan, mohon maaf atas kecelakaan kecil ini. terutama kepada Bapak Bupati. Biarlah sementara para ahli musik memperbaiki sound sistemnya, mari kita bersama-sama menikmati hidangan yang tersedia lebih dulu. Terima kasih”.
Sebagus apa pun sound system yang kita gunakan, sebagus apa pun instrumen yang kita mainkan, sebagus apa pun panggung yang kita gunakan, namun kalau suara kita sebagai penyanyi sendiri memang blero, maka pertunjukan pun tidak akan bisa bagus. Kunci utama dalam sebuah kelompok musik adalah penyanyinya. Seseorang yang memiliki vokal bagus dalam bernyanyi, rengeng-rengeng di depan rumah pun sudah enak didengarkan. Namun, seseorang yang tidak memiliki kemampuan bernyanyi, diiringi oleh kelompok musik nomor satu pun hasilnya tidak akan bagus.
Orang boleh mengatakan bahwa faktor siswa itu amat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Orang juga bisa mengatakan bahwa faktor sarana-prasarana, media pembelajaran, atau kurikulum amat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Namun, jauh dari itu semua, titik utama keberhasilan proses belajar-mengajar tetap ada pada seorang guru. Kuncinya adalah guru yang menguasai materilah yang dapat menciptakan pembelajaran yang baik. Metode ceramah pun yang oleh para peneliti dicaci maki sebagai metode yang tidak mengaktifkan siswa, metode yang tradisional, atau metode yang tanpa modal; jika berada di tangan seorang guru yang baik, proses belajar mengajar pun akan menjadi baik.