Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/jseudsjv/public_html/wp-content/plugins/fusion-builder/shortcodes/components/featured-slider.php on line 239
Oleh:
- Hudi Widyarko, SPd, MM, Kepala SMP Negeri 1 Kroya
- LP Ario Nugroho
Beragamnya perkembangan media pembelajaran, tentu saja memerlukan beragam model pembelajaran. Akibat dari akomodir kunci utama proses belajar tersebut, tentu saja dapat memaksimalkan hasil belajar peserta didik. Sumber belajar utama pada pembelajaran masa lalu, adalah guru. Nah, posisi guru sebagai sumber belajar utama inilah secara perlahan kita geser.
Guru pada masa puncak perkembangan media pembelajaran secara digital, perlu kita geser posisinya sebagai pendamping atau pembimbing utama bagi peserta didik dalam belajar. Sudah waktunya guru menyiapkan peserta didik supaya mereka percaya diri dalam menapaki kehidupannya dimasa dating. Dan guru kembali kepada posisi utamanya, sebagaimana menjadi symbol kemeterian Pendidikan kita yaitu “tut wuri handayani”. Saat guru masih berposisi sebagai sumber belajar utama, berarti guru masih di depan peserta didik, bukan di belakang nya.
Warga belajar SMP negeri 1 Kroya, sudah mulai merubah pola belajar mengajar sejak belum dimulainya pandemic, di depan guru diposisikan sebagai teladan bagi peserta didik, tentang bagaimana cara belajar yang baik. Dan saat di belakang, guru selalu memberi dukungan dan motivasi kuat pada seluruh peserta didik. Beragam media pembelajaran digital, telah dipilih, dan pembelajaran juga sudah berkembang, walaupun terjadi akselerasi tentang “cara mengajar” karena situasi.
Tulisan ini disusun kami maksudkan untuk memberikan deskripsi sederhana mengapa kami memilih nama “kelas literasi”, sebagai inovasi kami dalam mengelola kelas terpadu dengan menerapkan pembelajaran blended.
Mengapa kelas literasi
Nama kelas literasi dipilih, sebagai pengingat bagi warga sekolah, bahwa tujuan utama diselenggarakannya kelas literasi adalah untuk menumbuhkan budaya belajar, baik secara klasikal maupun mandiri. Di kelas ini, peserta didik dilatih untuk menumbuhkan keterampilan literasi. keterampilan literasi dapat berkembang, jika budaya belajar juga tumbuh subur. Beberapa hal sudah dilakukan untuk menumbuhkan budaya belajar itu. Pada awaalnya tentu saja pada penumbuhan budaya belajar guru. Kelas literasi memiliki performa peserta didik yang tekun belajar dan pantang putus asa saat menemui masalah.
[caption id="attachment_4691" align="aligncenter" width="670"] Gambar 1. Persiapan pembuatan kelas literasi[/caption]Tujuan
Beberapa tujuan dikembangkan kelas literasi di SMP Negeri 1 Kroya adalah
- mengembangkan keterampilan literasi peserta didik
- meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menggunakan teknologi informasi
- Membiasakan peserta didik untuk memanfaatkan teknologi informasi secara efektif;
- melatih peserta didik supaya mempunyai keterampilan dalam memperoleh informasi
- Mengembangkan kecakapan hidup abad 21 bagi peserta didik
- memanfaatkan tehnologi terkini sebagai bagian dari proses belajar aktif
Prosedur Penerapan Kelas Literasi
Upaya untuk dapat mewujudkan kelas literasi, bukan hal yang mudah. Dengan beberapa bimbingan dari pengembang teknologi pembelajaran, kami membuat desain kelas literasi mulai dari nol. Terdapat beberapa enam tahap kegiatan, supaya sekolah dapat menerapkan kelas literasi dengan nyaman. Keenam tahap itu, tiga tahap merupakan kegiatan persiapan, kemudian dua tahap penerapan dan satu tahap evaluasi. Adapun rinciannya adalah adalah
- menyiapkan keterampilan guru
- melengkapi kebutuhan sarana prasarana
- Menyiapkan sistembelajar peserta didik di kelas literasi
- mensosialisasikan program kepada wali siswa
- membiasakan guru untuk mengajar menggunakan pola yang telah ditentukan
- mengevaluasi ketercapaian program
Pertama, Peningkatan Keterampilan Guru
Guru merupakan modal utama bagi sekolah, supaya kelas literasi dapat berjalan maksimal. Upaya yang telah dilakukan oleh SMP 1 Kroya dalam menyiapkan para guru adalah menyelenggarakan in house traning. Adapun peserta in house training adalah guru yang terlibat pada proses pembelajaran di kelas literasi, akan tetapi tidak semua mata pelajaran di modekan sebagai pelajaran literasi. guru yang terlibat adalah guru mata pelajaran matematika, IPA, IPS, Olah raga dan agama. Setelah guru diberi iHT, kemudian diberiken bimbingan tentang beragam model pembelajaran lengkad dengan bagaimana memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai. Bimbingan diberikan sebagai bentuk pembiasaan bagi guru untuk merubah cara mengajar di kelas literasi. bagaimana menyiapkan guru tersebut, dilakukan sesuai dengan matriks, pada gambar berikut.
No | Materi | Waktu |
1 | iHT tentang penerapan model Pembelajaran materi meliputi model pembelajaran Flipclassroom |
Maret |
2 | Pembimbingan penerapan model pembelajaran flipclassroom | Maret sd Mei |
3 | iHT Online tentang cara memilih media pembelajaran yang tersedia di mesin pencari | April |
4 | Pembimbingan tentang cara memanfaatkan media pembelajaran Online pada proses pembelajaran | Mei |
5 | Fasilitasi tentang cara menerapkan pembelajaran Kolaboratif menggunakan google Classroom | Juni |
6 | Fasilitasi tentang Penerapan ragam model pembelajaran Blended | November |
Hasil dari kegiatan peningkatan keterampilan guru, ternyata telah tumbuh pula keterampilan lain tanpa disadari oleh guru, keterampilan tersebut antara lain:
- Keterampilan literasi digital;
- Keterampilan mengelola kelas maya
- Keterampilan literasi membaca;
- Tumbuhnya budaya belajar diantara para guru semakin efektif. Tumbuhnya budaya belajar, ini merupakan ragi bagi para peserta didik.
Kedua, Melengkapi Kebutuhan Sarana Prasana Sekolah
Sarana dan prasaran, merupakan saran pendukung. Akan tetapi mutlak diperlukan keberadaannya, walaupun tidak harus satu peserta didik satu perlengkapan di sekolah. dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut, SMP negeri 1 Kroya, telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana. Perlengkapan tersebut antara lain adalah:
- Kelengkapan isi perpustakaan;
- Kesiapan lab computer;
- Kesiapan jaringan internet
- Kesiapan pembelajaran dengan menggunakan multi media di setiap kelas literasi.
Ketiga, Menyiapkan sistem pembelajaran bagi kelas Literasi
Jadwal pembelajaran merupakan hal penting. Karena dengan jadwal yang baik, kami dapat memantau proses pembelajaran dalam kelas. Pada kelas literasi, jadwal kami kembangkan sampai dengan strategi belajar apa yang terdapat dalam tiap kelas, apakah tatap muka, atau online. Supaya penerapan pembelajaran menjadi nyaman bagi seluruh warga belajar, dikembangkanlah sistem pembelajaran di kelas literasi. Sistem pembelajaran kami kembangkan. Tentu saja dengan mengakomodir target belajar, sehingga kemajuan atau pertumbuhan budaya belajar peserta didik dapat terukur. Ukuran kemajuan budaya belajar, dapat diukur sederhana melalui, jaringan yang dibuka peserta didik dan guru, penyelesaian tugas belajar mandiri, maupun aktivitas belajar peserta didik yang lain. Dalam upaya menumbuh suburkan proses belajar mandiri yang terukur, SMP Negeri 1 Kroya mengendalikan jumlah kelas, kecukupan guru di setiap kelas literasi, dan simulasi pembelajaran online dengan menerapkan beragam model pembelajaran. Semua kegiatan pada kelas literasi, kemudian dijadwalkan secara terpisah.
Keempat, Mensosialisasikan Kelas Literasi Ke Wali Siswa
Setelah semua persiapan tuntas, barulah kami melanjutkan kegiatan penerapan kelas literasi. pada tahap ini terdapat dua kegiatan, yaitu sosialisasi dan melakukan proses pembelajaran. Pada bagian ini dideskripsikan bagaimana SMP negeri 1 kroya mensosialisasikan kelas literasi kepada wali siswa. Pada tahap sosialisasi, sekolah mengundang siswa (walaupun pada masa pandemic, sehingga undangan lebih bersifat peroranga atau bahkan hanya melalui telepon, kemudian sekolah menyebarkan kesanggupan wali siswa. pada tahun pelajaran 2020/2021, dibuka kelas literasi sejumlah 3 kelas. Alhamdullillah program yang disiapkan, mendapat dukungan dari sejumlah peserta didik dengan dukungan penuh dari para wali siswa. Dukungan orang tua meliputi selain dukungan moril mereka akan menyiapkan perangkat belajar jarak jauh di rumah masing-masing. Perangkat tersebut dapat berupa kompter atau laptop lengkat dengan jaringan internet.
Kelima, Menerapkan Pembelajaran Di Kelas Literasi
Penerapan pembelajaran di kelas literasi dapat dilaksanakan, dengan menggunakan beberapa prosedur. Prosedur tersebut adalah:
- Guru menyiapkan perangkat pembelajaran
- Pembelajaran dapat dilakukan pada 4 pola belajar,.Pola pembelajaran dikembangkan 4 lingkungan belajar, yaitu: yaitu di kelas, di perpustakaan, di lab computer dan dirumah.
- Jadwal belajar dikembangkan secara tersistematis, sehingga dapat mewujudkan proses belajar seimbang di ke empat lingkungan belajar.
- Kegiatan pembelajaran diakui belum maksimal, hal ini terkendala dengan adanya pandemic, sehingga dari desain awal ada kegiatan tatap muka, menjadi 100% daring. Walapun pada praktiknya, guru tentu saja menerima konsultasi dari kesulitan belajar siswa
Terakhir, Evaluasi Program
Apa saja yang sebaiknya diperbaiki untuk meningkatkan keterampilan peserta didik
Perbaikan penerapan kelas literasi tentu saja belum sempurna, hal ini terjadi karena beberapa kendala muncul saat akan di launching. Kendala tersebut antara lain:
- Munculnya pandemic covid-19. Pandemic ini mengubah pola belajar mengajar di seluruh wilayah tanah air
- Perlunya diperkuat pengendalian proses belajar. pengendalian ini dapat terwujud jika dikembangkan sistem pembelajaran makro.
- Kendala utama yang muncul adalah waktu untuk membuat kurikulum darurat. Beberapa kejadian menunjukkan bahwa materi belajar peserta didik masih terlalu berat dan banyak. Padahal jam pelajaran bagi siswa sudah sangat dikurangi. Kendala ini tentu saja dapat teratasi seiring dengan semakin kompeten nya para guru.
- Satu hal lagi, dengan adanya karena situasi pandemic, akhirnya seluruh kelas enjadi kelas literasi. dan tentu saja dengan dukungan seluruh warga belajar sekolah.
Penutup
Satu pelajaran yang dapat diambil pada kegiatan kelas literasi ini antara lain, kesiapan guru maksimal, karena secara kebetulan sudah mulai melatih dan menerapkan pros pembelajaran dengan ragam pembelajaran. Pembelajaran di SMP negeri 1 kroya, secara kebetulan juga sudah mulai mengembangkan penerapan pembelajaran daring.
Permasalah mendasar adalah penyiapan kurikulum darurat secara akurat, sehingga beban belajar bagi peserta didik mendapat porsi yang cermat.
Daftar Rujukan
LP.Ario Nugroho. 2021.Model Pembelajaran Tiga Menara, Apakah Itu? https://lpmpjateng.go.id/model-pembelajaran-tiga-menara-apakah-itu/. Semarang.
LP.Ario Nugroho. 2020.Ubah Pola Guru Mengajar Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Secara Utuh. https://lpmpjateng.go.id/ubah-pola-guru-mengajar-dengan-menerapkan-model-pembelajaran-secara-utuh/. Semarang.
Ario Nugroho.2020. Penerapan Ragam Model Model Pembelajarane Hybrid dengan Memanfaatkan Hypermedia yang sesuai untuk Menumbuhkan Keterampilan Literasi Media. https://lpmpjateng.go.id/penerapan-ragam-model-pembelajaran-e-hybrid-dengan-memanfaatkan-hypermedia-yang-sesuai-untuk-menumbuhkan-keterampilan-literasi-media/. Semarang