Oleh: Hera Yuliana, SP
Guru SMK N 1 Salam
Di tengah mewabahnya Covid-19, kegiatan belajar mengajar (KBM) harus tetap dilakukan dengan kreatif dan menantang untuk siswa agar tidak bosan. Pagebluk Covid-19 yang tiba-tiba harus mengganti KBM konvensional dengan KBM online membuat banyak pihak gagap. Jujur harus diakui, tidak semua guru juga sekolah siap dengan belajar mengajarsecara online. Sebab KBM online membutuhkan penguasaan sarana pembelajaran berbasis IT. Tapi di situ ada hikmah, Allah menciptakan virus corona ternyata memaksa guru, siswa dan orangtua agar melek IT. Bagi sekolah atau guru di desa, ini tantangan untuk berubah menjadi sekolah berkemajuan.
Guru mempunyai kewajiban untuk memberi kegiatan belajar yang berkreasi dengan melibatkan partisipasi aktif didalam group, kecakapan siswa, dan penanaman karakter siswa. Salah satu alat media belajar online yang sedang digemari saat ini adalah media sosial (social network). Siswa pada saat ini sudah banyak yang mempunyai media sosial berupa WhatsApp, Instagram, Facebook, Youtube dan sebagainya.
Salah satu media sosial yang sering digunakan yaitu, WhatsApp. WhatsApp memiliki berbagai fungsi, di antaranya adalah bisa mengirim pesan, chat grup, berbagi foto, video, dan dokumen. Penulis / guru dapat memanfaatkan Whatsapp dengan membentuk WhatsApp group dan menyampaikan materi pembelajaran dengan mengirimkan pesan instan berupa file, video, gambar dll. Sedangkan siswa dapat memberikan tanggapannya terkait materi yang dibagikan guru di WhatsApp group.
Namun, penyampaian materi melalui WhatsApp group kurang dimanfaatkan sebagai media literasi oleh siswa. Siswa jarang meluangkan waktu untuk merespon aktif ketika materi dibagikan dalam grup, dan bahkan file materi tidak dibaca tapi hanya disimpan saja. Sebagian besar WhatsApp digunakan siswa hanya sebatas untuk berkomunikasi dan berbagi status story dengan teman-temannya saja. Biasanya para pengguna WhatsApp akan membagikan curhatannyadi status story WA. Status story di WhatsApp bisa dilihat apabila para pengguna WhatsApp saling menyimpan nomor teleponnya, sehingga bisa saling melihat status yang dibuat satu sama lainnya. Para penguna biasanya akan dibuat penasaran dan menunggu untuk melihat curhatan status story pengguna lainnya.
Membaca status story WA, menjadi suatu kebiasaan para pengguna WA, untuk itu status story WA ini dapat dimanfaatkan oleh penulis/guru untuk dibuat konten materi singkat yang menarik yang dapat dijadikan pembiasaan literasi kepentingan pembelajaran, jadi tidak sekedar dibaca saja. Status story WA dapat disajikan dalam bentuk power point yang layoutnya telah disesuaikan agar bisa tampil dalam status WA. Status WA dapat disajikan dalam bentuk gambar dengan format *.jpg/*.jpeg atau dalam bentuk video dengan format *.mpegav. Power point yang dihasilkan akan berbentuk persegi. Sedangkan status WA yang ditampilkan dalam bentuk video, maka power point dibuat dengan durasi slide show selama 30 detik.
Ketika siswa mengakses status WA milik gurunya maka secara tidak langsung mereka membaca materi tersebut. Siswa juga dapat mudah dalam mempelajari materi yang disampaikan guru karena materi mudah dibaca, menarik dan singkat sehingga siswa menjadi mudah mengingatnya. Seperti yang diungkapkan salah satu siswa kami ketika mengerjakan ulangan harian dengan Quizizz mengatakan sangat senang sekali mendapatkan nilai maksimal 100, memilih jawaban menjadi lebih cepat karena materi yang dipelajari mudah diingat karena belajarnya sering membuka status story WA dari ibu guru.

Contoh media gambar WA Story yang dibuat penulis
Dengan pembiasaan literasi melalui status story WA dapat menjadi terobosan baru untuk meningkatkan budaya literasi siswa. Kegiatan literasi yang menyenangkan, yang semula hanya dilakukan melalui media cetak sekarang dapat dilakukan secara digital. Pelan tapi pasti bahwa kebiasaan membaca status WA dapat juga menjadi sarana pembiasaan literasi selain sebagai sarana belajar tentang materi-materi pembelajaran.
Guru juga dapat mengajak siswa untuk memanfaatkan status story ini untuk tidak diisi curhatan. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat ringkasan materi singkat bisa dalam bentuk video, PPT, Flayer atau link website agar bisa dibaca dan bermanfaat untuk khalayak umum. Orang lain / siswa lain yang melihat status story dan tertarik dapat memberikan komentarnya dengan menchat pemilik status, sehingga akan terjadi diskusi sebagai bentuk kemampuan berbahasa siswa. Secara otomatis kalau diskusi ini berlanjut dapat melatih kecakapan high thinking order siswa dan budaya literasi.