Kadisdikbud Winarto, S.Pd., M.Hum., Ka Bappeda
Dr. Muktar S.Ip,. M.M. Sanoto Hadi, M.Pd. dan Melati Indri Hapsari. M.Kes.Waliwilayah BBPMP Jateng di Kabupaten Pati, saat pembukaan FGD Merdeka Belajar.
Kabupaten Pati – – FGD (Focus Group Discussion) Kab.Pati dilaksanakan di ruang rapat dan
dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, pada hari Rabu, (12/1/2023) di Ruang Rapat Disdikbud. Dalam sambutannya, Winarto menyampaikan, berdasarkan hasil PISA, Indonesia ada di ranking bawah dan semakin turun. Oleh karena itu Kemendikbudristek menetapkan Kurikulum Merdeka untuk mengejar dan meningkatkan posisi PISA.
“Kurikulum Merdeka visinya jelas untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang literasi. Numerasi dan Karakter sehingga kualitas siswa setara dengan bangsa yang maju”. Tegasnya.
Winarto menegaskan bahwa peningkatan kualitas siswa di era Kurikulum Merdeka menuju pada Profil Pelajar Pancasila.
“Kalau Kurikulum Merdeka diterapkan dengan benar dan didukung oleh seluruh komunitas dan OPD pasti negara akan maju”. Tegasnya lagi.
Winarto menambahkan, Negara mengamanahkan kepada Para guru agar benar benar menerapkan Kurikulum Merdeka secara kualitas dan kualitas untuk membawa pola pembelajaran bagi daerahnya masing masing.
“Untuk mengimplentasikan Kurikulum Merdeka tidak hanya dukungan SDM tetapi juga dukungan Dana. Anggaran untuk keperluan Implementasi Kurikulum merdeka agar mendapat perhatian dari Bappeda karena dengan perencanaan anggaran yang tepat dan cukup seluruh kegiatan akan berjalan lancar”. Harapnya.
Kepala Bappeda Kabupaten Pati, Mukhtar, yang memberikan sharing acara FGD menyampaikan bahwa Anggaran Pendidikan merupakan anggaran yang bersifat mandatori.
“Bappeda Kabupaten Cilacap sudah mengalokasikan anggaran 20% yang harus direncanakan dengan baik. Anggaran jangan sampai terlalu berlebih di Belanja Pegawai”. Pesannya.
Muktar menambahkan, dengan adanya Kurikulum Merdeka, pemerintah daerah harus bersinergi karena kurikulum ini membutuhkan identifikasi siswa dan melayani kebutuhan siswa yang berbeda beda, dengan ajaran tersebut akan mempengaruhi kualitas bangsa.
“Proses transformasi dari manual ke dunia digital memaksa pelaku pendidikan harus bisa mengarahkan teknologi yang dimiliki oleh siswa menjadi peluang bukan menjadi tantangan. Pelaku pendidikan harus mampu menguasai tentang 3 pilar yaitu kogniti, afektif dan psikomotorik”. Pesannya.
Sanoto, Waliwilayah Kabupaten Pati menyampaikan bahwa sesuai TUSI BBPMP Provinsi Jawa Tengah yang mengawal 57% Episode Merdeka Belajar Ditjen PDM berjumlah 13 perlu dilaksanakan dengan baik di daerah agar Episode Merdeka Belajar ini bisa menjadi kegiatan bersama di daerah.
“Ke 13 Episode Merdeka Belajar yaitu: Episode 1 : 4 Pokok Kebijakan Merdeka Belajar; Episode 2 : Kampus Merdeka; Episode 3 : Perubahan mekanisme penyaluran dan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); Episode 4 : Program organisasi penggerak; Episode 5 : Program Guru Penggerak; Episode 7 : Program Sekolah Penggerak; Episode 10 : Perluasan Program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)”. Terangnya.
Sanoto berharap dengan FGD ini, BBPMP Provinsi Jawa Tengah mendapat gambaran secara khusus tentang 13 Episode Merdeka Belajar di Kabupaten Pati dari semua pihak yang diundang pada acara ini.
“Kami berharap kerjasama yang baik dari para pemangku kepentingan pendidikan yang diundang pada acara FGD ini. Kami mohon bantuan data dan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan instrumen yang sudah kami persiapkan. Semoga hasil FGD ini bisa memberikan masukan yang berharga bagi BBPMP Provinsi Jawa Tengah”. Harapnya.