Kabupaten Wonogiri Pacu Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Optimalisasi Penganggaran SPM Pendidikan
Kabupaten Wonogiri Pacu Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Optimalisasi Penganggaran SPM Pendidikan
Wonogiri – – Pemerintah Kabupaten Wonogiri melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan. Kegiatan pendampingan penganggaran tahap 1 di Joglo Tandon Wonogiri pada Jumat (27/9/2024, yang dihadiri oleh Sekdin, Kabid Dindikbud, Baperida, BPKAD, Inspektorat, Waliwilayah dan Konsultan BBPMP Jawa Tengah.
Diawali dengan sambutan resmi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri, Ibu Hery Rustiati, menyoroti pentingnya penerapan SPM sebagai landasan utama peningkatan kualitas layanan pendidikan. Dalam sambutannya, Ibu Hery Rustiati menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri terus mendorong implementasi kebijakan pendidikan di daerah dengan mengedepankan penerapan SPM.
“Penerapan SPM ini bertujuan untuk memastikan dan menyediakan layanan pendidikan yang setara dan berkualitas, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Beliau menekankan bahwa SPM adalah ketetapan wajib yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Wonogiri, dalam memberikan layanan kepada masyarakat, terutama dalam sektor pendidikan.
“SPM menitikberatkan pada pemenuhan 8 indikator prioritas seperti literasi, numerasi, karakter, data APS, iklim keamanan, iklim inklusivitas, dan kebhinekaan bagi satuan PAUD, SD, dan SMP,” tambahnya.
Paparan dari konsultan BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Syaifulah, menunjukkan peningkatan signifikan capaian indeks SPM pendidikan di Kabupaten Wonogiri.
“Pada tahun 2022, indeks SPM berada di angka 73,23%, sementara pada tahun 2023 naik menjadi 83,42%, menunjukkan peningkatan lebih dari 10%, dengan capaian ini, Kabupaten Wonogiri berhasil meraih label ‘Tuntas Madya’ dalam pencapaian SPM,” ungkap Syaifulah.
Meskipun demikian, Syaifulah mengingatkan bahwa masih terdapat beberapa indikator yang memerlukan perhatian dan peningkatan. “Khususnya pada aspek literasi, numerasi, serta Angka Partisipasi Sekolah (APS) PAUD,” katanya.
Ia juga mencatat bahwa meskipun terdapat keterbatasan alokasi anggaran pada sub kegiatan yang relatif kecil, Kabupaten Wonogiri telah berhasil mengalokasikan anggaran untuk 61 indikator prioritas.
“Ini adalah langkah yang patut diapresiasi mengingat komitmen daerah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, namun perlu dicatat bahwa target anggatan di APBD adalah minimal 10%, jadi mohon diupayakan agar target itu bisa tercapai” tambahnya.
Tantangan utama yang dihadapi adalah alokasi anggaran yang masih berada di bawah 10% untuk SPM pendidikan. Bapak Agus dari bidang perencanaan penyusunan program Baperida memberikan masukan terkait hal ini.
“Anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan sangat terbatas. Ini menjadi tantangan besar mengingat banyak program prioritas yang perlu dibiayai untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan anggaran prioritas SPM Pendidikan di atas 10% ditengah keterbatasan anggaran di daerah,” ujarnya.
Ibu Dari dari bidang anggaran BPKAD juga menekankan pentingnya sinkronisasi antara perencanaan anggaran dan kebutuhan riil.
“Proses perencanaan anggaran hingga pelaporan dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) tidak bisa dilakukan secara instan. Kita perlu aturan waktu dan koordinasi yang baik agar proses ini berjalan lancar, karena penggunaan anggaran sudah diatur secara rinci PMK 24,” jelasnya.
Ibu Dewi dari Bidang Inspektorat Kabupaten/Kota menambahkan bahwa terdapat ketidaksinkronan data antara pusat dan daerah terkait pagu anggaran untuk SPM Pendidikan. “Data kami menunjukkan pagu anggaran sebesar 184.579.026.456 sementara data pusat hanya mencatat 38.157.496.240,” ujarnya.
Andri mengatakan dalam penutup acara, bahwa Kabupaten Wonogiri telah menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan. Dengan capaian indeks SPM yang meningkat signifikan dari tahun 2022 ke tahun 2023.
“Kabupaten Wonogiri berhasil meraih label “Tuntas Madya” dalam pencapaian SPM. Meskipun masih terdapat beberapa indikator yang memerlukan perhatian dan peningkatan, upaya yang telah dilakukan menunjukkan komitmen daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tengah tantangan anggaran yang ada”. Punkas Andri