Published On: 15 March 2023Categories: Cerpen

Jav, Jangan Jatuh Cinta Padaku

Tirta Nursari

 

Selimut di langit masih kelabu. Tebal, setebal gundah yang menggelayut di hatiku saat ini. Dan selimut kelabu yang tebal di langit itu membuat kepalaku semakin pepat. Berdenyut. Ruam ide seolah berlari tanpa aku mampu mengejarnya. Dan dia menghilang di tikungan waktu.

Jemariku memang tak berhenti menari di atas keyboard lepi merah yang selalu setia menemaniku bercanda dengan aksara. Namun kali ini rajutannya ternyata tak jua menjelma nada. Tak ada irama. Semua terasa hambar saja.

Dan di antara bilur resahku, ijinkan saja aku menulis tentang kita. Ya, tentang kita. Tentang aku dan kau, Jav, untuk mengurai kebekuan dan kaku jemariku yang sesaat ini hanya mampu memijat deretan tuts serupa robot. Tanpa nyawa. Ya, aku hanya menulis saja. Menulis tentang apa yang harus kutulis dan mesti kutulis. Karena seperti hari kemarin dan kemarinnya lagi, aku selalu rindu notifikasi di gawaiku berbunyi. Iya, itu bunyi penyelamat hidupku …kau pasti tahu itu ….

Ya, Jav, di hari-hari di mana hatiku resah itu, kau selalu datang padaku, meski tak ada yang kita bincangkan lebih banyak lagi. Karena kau tak suka mendengar kesahku. Bagimu, aku hanya burung prenjak, pipit kecil, yang selalu ramai dan seru. Itu saja yang kau suka dengar dariku. Karenanya, sampai kini kau masih saja suka kalau aku membacakan cerita untukmu. Ah, saat itu aku seperti sedang story telling pada anakku. Oh, tidak, aku kira itu bagian dari read aloud.

Haha…kadangkala kita ini terlalu lucu, ya, Jav. Bahkan saat orang-orang memperbincangkan kita, termasuk juga tukang-tukang koran di traffic light, juga di lapak-lapak sederhana pinggir jalan, kita menikmati saja dengan tertawa. Tapi aku bahagia, karena kita bukanlah sepasang selebritis yang apapun gerak geriknya akan menjadi santapan empuk media.

Saat ini langit mendung, Jav, kau sedang apa? Kalau aku, seperti kubilang tadi, aku sedang menulis sepenggal cerita kita. Boleh, kan, Jav?

Ya, Jav, biarkan saja kali ini aku menulis cerita kita. Setelah beberapa hari resahku, kau menghiburku dengan sketsa dan lukisanmu, juga lagu-lagu alunan cinta dan rindu.

Seperti kemarin dan kemarinnya lagi. Saat siang-siang di bawah hujan, kau berjalan kaki –ini gila, sekian hari ini kau telah kandangkan mobilmu dan memilih menjadi pejalan kaki- kau datang, hanya untuk menggelar kertas dan menggoreskan gambar-gambar indah itu. Di tengah suara hujan yang menderas. Sementara aku menemanimu hanya dengan segelas jeruk sedikit gula, panas-panas saja.

Lalu di antara guyuran hujan itu pula, kau senandungkan samar-samar kudengar lirih senandungmu yang kau bawakan dengan sedikit menggoda.

L is for the you look at me/O is for the only one I see/V is very, very extraordinary/E is even more than anyone that you adore can//Love is all that I can give to you/Love is more than just a game for two ….

Benar, itu L-o-v-e-nya Nat King Cole. Romantis, bukan?

Hmmm, Jav, sudah berapa lama kita bersama?
Oh, Tuhan, 22 Januari kemarin tepat sudah 36 purnama. Ya,ya, itu tanggal tepatnya pertama kali kita berjumpa, di gedung itu. Kau sebagai apa, dan aku sebagai apa pula, setelah sekian lama kita saling mengenal nama hanya lewat media.
Lalu pertemanan berjalan dengan begitu saja.

“Jangan jatuh cinta padaku, Jav …. “ kataku begitu saja, saat kutahu statusmu yang sendiri. Pun dengan diriku.

“Ya, kita tak usah bicara hati, karena itu hanya akan melukai. Tidak pula melibatkan emosi.”

Dan setelah itu, hampir di setiap perjalananmu, kau mengingatku. Di setiap toko buku yang kau singgahi, kau akan selalu berkabar sembari mengirim gambar-gambar buku yang menurutmu aku menyukainya. Lalu sepulangnya, satu tas jinjing terkirim kepadaku.

Ini cerita kita, Jav. Aku bersyukur menemukanmu yang selalu mendukungku dengan caramu. Dan aku bersyukur pula kau menemukan energi baru dariku. Terus berkarya, Jav ….

“Aku bahagia melihatmu bahagia. Tapi aku marah dan sedih ketika melihatmu patah. Maka jangan berkesah .…”

Jav, apa kabarmu sore ini? Aku kira, aku sedang terkena karma ….. Kau tahu kenapa?

 

 

Wapas, 9 Februari 2023