Published On: 6 September 2022Categories: Berita, Headline

Konsultan BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Syaifulloh, Yeni Efisari dan Pujiadi dari Widyaprada yang memberikan materi IHT ke 2 di Gedung Utama BBPMP Provinsi Jawa Tengah tanggal 5 September 2022

Semarang – – Pentingnya pendampingan Konsultatif Asimetris dilakukan karena setiap daerah memiliki karakteristik tersendiri dalam memahami tantangan yang bersifat khusus dan juga memiliki otoritas besar dalam mengelola pendidikannya.

Itilah tema besar yang dibahas dalam IHT di Ruang Utama BBPMP Provinsi Jawa Tengah yan yang diikuti oleh seluruh pegawai yang berjumlah 216 ASN, hari ini Senin (5/9/22) untuk membahas dan menuntaskan materi Konsultatif Asimetris Perubahan 30 Hari BBPMP Provinsi Jawa Tengah.

Narasumber IHT adalah Syaifulloh, Yeni Efisari dan Pujiadi yang telah mengikuti materi Pendampjngan Konsultatif dan Asimetris dari Program Inovasi di Hotel Novotel Tangerang pada tanggal 18 – 20 Agustus 2022.

30 Days Chalance

Pertemuan IHT hari ini adalah yang kedua dengan target akhir menyelesaikan masalah dengan memilih prioritas di ikuti oleh seluruh ASN BBPMP Jawa Tengah yang saat ini sedang proses pencarian data APS 5-6 tahun di seluruh Kab/Kota dengan cara konsultatif dan asimetris dengan menghubungi dan berkolaborasi mencari data tersebut.

Yeni Efisari Konsultan BBPMP Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa erubahan 30 hari BBPMP Provinsi Jawa Tengah saat ini sudah memasuki minggu ke 3 dan sudah presentasi perkembangan oleh wali wilayah.

“Masing-masing Wali Wilayah telah memperoleh data cukup signifikan dengan pertambahan  jumlah laporan yang sudah masuk ke dalam dokumen yang disediakan”. Katanya.

Yeni Efisari juga menyampaikan bahwa perubahan 30 hari ini adalah salah satu strategi untuk menyatukan dan mengkolaborasikan ASN ex-LPMP dan ex-PP PAUD dalam mencari akar masalah dalam mencari solusi APS 5-6 tahun yang belum mencapai 100%.

“Dengan menyatukan ASN dari 2 kantor yang berbeda untuk menyelesaikan  masalah APS 5-6 tahun di Kota/Kabupaten maka akan terjadi penyatuan kerjasmaa secara alami, ketika mereka bekerjasama mencari data, maka secara otomatis melakukan konsultatif dan asimetris di daerah Wali Wilayah dalam menyekesaikan akar masalah”. Tegasnya.

Menemukan Akar Masalah (Root Cause) sangat penting dilakukan dalam memulai aktivitas perubahan 30 hari.  Banyak masalah yang sama lambat laun akan kembali meski dengan bentuk yang berbeda karena pemenuhan APS harus diselesaikan oleh pemerintah daerah setiap tahun. Tambah Yeni.

Melaksanakan 5 Why

Seluruh peserta terlihat aktif dalam berdiskusi dan curah pendapat dengan menuliskan hasil diskusi di atas plano untuk menyelesaikan Akar masalah menggunakan pemantik 5 Why.

Syaifulloh, konsultan BBPMP Provinsi Jawa Tengah yang juga berkolaborasi memberi materi IHT menyampaikan dari banyak masalah, peserta bisa memilih salah satu akar masalah untuk dibuat pohon masalah, agar masalah nisa diuraikan dan diselesaikan.

“Para peserta bisa mencari secara cepat akar masalah utama yang dihadapi.  Pertanyaan yang dikemukakan langsung menuju terhadap masalah yang terjadi.  Kasus-kasus kesulitan data APS 5-6 tahun  akan terpecahkan dengan menggunakan sumber daya yang ada di BBPMP Provinsi Jawa Tengah. Ujarnya.

Para peserta langsung mengerjakan praktek  melalui diskusi kelompok dengan menggunakan akar masalah APS 5-6 tahun dengan bertanya “Mengapa” sebagai pemantiknya.

“Pemantik menggunakan pertanyaan “mengapa” Kepada para peserta IHT kemudian peserta berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi di kertas plano, setelah itu dilanjutkan dengan bertanya kembali “Mengapa”, sampai dengan tidak ada jawaban setelah itu.  Jawaban terakhir itulah yang menjadi inti masalah sebenarnya untuk dijadikan prioritas”. Tambahnya.

Memilih Prioritas

Para peserta IHT 30 Days Chalance setelah menemukan akar masalah, maka dilanjutkan dengan  menggali beberapa ide yang berkaitan dengan masalah APS 5-6 tahun . Dengan saling berbagi pendapat terkait masalah yang dihadapi dapat menghasilkan beberapa solusi yang dibutuhkan.

Pujiadi narasumber dari Widyaprada yang juga sudah mengikuti acara di hotel Novotel Tangerang juga mengajak para peserta untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya yang sudah dilakukan oleh Wawil dan Timnya di daerah dalam konsultatif dan asimetris.

“Para Wawil sudah melaksanakan pendampingan di Wawil dan tinggal memasukkan solusi yang dibutuhkan  dalam memilih prioritas utama dalam mencapai data APS 5-6 tahun”. Katanya

Para peserta IHT setelah menemukan beberapa solusi terkait APS 5-6 tahun, selanjutnya adalah memilih solusi yang tepat.

“Tidak semua solusi yang ditemukan bisa diterapkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, mulai dari biaya, sumber daya manusia, dan dampak dari solusi itu sendiri (jangka panjang atau pendek) bagi BBPMPJawaTengah dan Daerah.” Tambah Pujiadi menegaskan.

Kegiatan IHT ke-2 Perubahan 30 hari BBPMP Provinsi Jawa Tengah diharapkan menjadi perubahan pola menyelesaikan masalah yang ada dengan menggunakan konsultatif dan asimetris yang berhubungan dengan stakeholder pendidikan dan pemerintahan di Provinsi Jawa Tengah.