Published On: 25 July 2016Categories: Artikel Populer

 

Senin, tanggal 18 Juli 2016, sebagian besar sekolah di Indonesia, terutama sekolah negeri, mengawali kegiatan pembelajaran untuk tahun pelajaran 2016-2017. Untuk mendorong tumbuhnya iklim pembelajaran yang lebih positif dan menyenangkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan kampanye Hari Pertama Sekolah. Kampanye ini bertujuan mengajak para orangtua mengantarkan anaknya di hari pertama sekolah.

Menurut pihak kemendikbud, hari pertama sekolah menjadi kesempatan mendorong interaksi antara orangtua dengan guru di sekolah untuk menjalin komitmen bersama dalam mengawal pendidikan anak selama setahun kedepan. Kampanye ini juga bertujuan meningkatkan kepedulian dan keterlibatan publik dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Untuk mengetahui keterlaksanaan kampanye Hari Pertama Sekolah, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui LPMP Jawa Tengah melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru Tahun 2016.

Melalui berbagai metode, seperti wawancara, observasi dan studi dokumen, LPMP Jawa Tengah memantai ke 138 sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di provinsi Jawa Tengah.

 

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)

Terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), tercatat 99 % sekolah mematuhi peraturan terkait PPDB yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah. Komponen yang dipantau terkait PPDB meliputi keterlibatan kepala sekolah dalam sosialisasi PPDB oleh pemerintah atau pemerintah daerah, dimilikinya pedoman ppdb oleh sekolah, kegiatan ppdb mengikuti pedoman ppdb 2016/2017, sekolah menyampaikan informasi terkait ppdb 2016/2017 melalui media cetak maupun elektronik, sekolah membentuk panitia PPDB yang didasarkan pada SK kepala sekolah, kegiatan PPDB terlaksana tepat waktu, jumlah sekolah per kelas dalam PPDB tidak melebihi ketentuan, dan sekolah menghindari penarikan uang pendaftaran maupun pendaftaran ulang bagi siswa yang diterima.

 

Metode PPDB yang beragam

Berdasarkan hasil pantauan, metode seleksi yang diterapkan oleh sekolah dalam menerima peserta didik bari cukup beragam. Di antaranya berdasarkan peringkat nilai NEM, tes seleksi, penggabungan antara bobot nilai semester, UN dan prestasi bahkan ada sekolah yang menerapkan program penjaringan pada sekolah pada jenjang sebelumnya yang dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum UN.

 

Kartu Indonesia Pintar (KIP)

Dalam pelaksanan Monev yang telah dilaksanakan dan berdasarkan hasil pantauan di lapangan, tidak semua sekolah memiliki data akurat tentang jumlah peserta didik baru yang menerima KIP. Namun demikian sebagian besar sekolah berusaha melakukan verifikasi/validasi terhadap siswa yang menerima KIP. Sebagian kecil lainnya tidak melakukan verval dengan alasan KIP sudah sudah diverval pemerintah pusat dan dibagikan kepada pemerintah desa.

 

Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS)

Sebagian besar sekolah menyatakan mengundang orang tua/wali siswa untuk hadir di sekolah dalam rangka serah terima siswa baru dari orang tua kepada siswa. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam PLS meliputi Pengenalan lingkungan sekolah, teman dan guru; program Pembentukan karakter, etika, pergaulan dan budi pekerti; Program pembiasaan; pengenalan kurikulum sekolah; Pengenalan ekstrakurikuler; pengenalan visi/misi, program kegiatan sekolah; cara belajar di sekolah; tata tertib; Kegiatan Keagamaan; Remaja Dan Penangulangan HIV/AIDS; PBB; TIK; serta Pentas Seni dan keterampilan.

Namun demikian ada beberapa sekolah yang tidak secara resmi mengundang orang tua siswa pada hari pertama masuk sekolah.

 

Ketersediaan Buku Pelajaran

111 sekolah dari 138 yang dipantau menyatakan bahwa ketersediaan buku dengan jumlah siswa sudah sesuai, dengan rasio satu buku untuk setiap siswa (rasio 1:1). Sekolah lain yang belum secara lengkap memiliki buku akan mengupayakan langkah-langkah pemenuhannya, di antaranya dengan memfoto kopi atau melakukan pembelian langsung ke penyedia buku. Sebelum buku terpenuhi, sebagian sekolah kemungkinan akan menerapkan satu buku untuk 2 siswa.