Published On: 28 September 2018Categories: Berita

Jum’at, 28 September 2018, LPMP Jawa Tengah melaksanakan upacara pembukaan IHT Reviu Instrumen Supervisi Pendampingan Kurikulum 2013. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini menghadirkan 70 orang pakar dan praktisi pendidikan yang terdiri atas dosen LPTK, widyaiswara, Pengembang Teknologi Pendidikan, staf LPMP Jateng, pengawas, kepala sekolah, dan guru. Berkenan memberikan sambutan pada kegiatan pembukaan Kabid Pemetaan dan Supervisi Mutu Pendidikan, Dr. Sri Widarti, M.Pd. dan Kasi Supervisi Mutu Pendidikan LPMP Jawa Tengah, Yuli Haryanto, S.E., M.Si.
Supervisi implementasi kurikulum merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh LPMP Jawa Tengahdengan melibatkan pengawas-pengawas dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Melalui kegiatan supervisi LPMP dapat melihat secara langsung praktik pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di lapangan. Sehingga dapat memastikan bahwa Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan dengan benar di sekolah-sekolah. Melalui supervisi LPMP Jateng juga dapat langsung memberikan masukan, pembinaan dan pemecahan atas masalah yang mungkin dihadapi oleh guru.
Instrumen supervisi perlu diupgrade setiap tahun mengingat cepatnya perubahan pada peraturan-peraturan terkait empat standar akademik (SKL, S Isi, S Proses, dan S Penilaian). Empat standar tersebut adalah komponen utama yang dijadikan objek supervisi.
Di samping instrumen, model supervisi juga dievaluasi. Kegiatan IHT ini secara umum bertujuan untuk mengupgrade instrumen yang ada sekaligus mengevaluasi model supervisi yang sudah dijalankan di tahun sebelumnya.
Secara lebih rinci, tujuan kegiatan IHT adalah 1) mereviu model pelaksanaan dan instrumen supervisi K13 tahun 2017, 2) merancang pengembangan model pelaksanaan dan instrumen supervisi K13 tahun 2018, 3) Menelaah hasil pengembangan model pelaksanaan dan instrumen supervisi K13 tahun 2018, dan 4) Menyusun desain final strategi pelaksanaan dan instrumen supervisi K13 tahun 2018.
Dr. Widarti, kepala bidang PSMP LPMP Jawa Tengah, berharap instrumen yang dihasilkan dari reviu ini adalah instrumen yang komprehensif dan mampu memotret permasalahan pembelajaran yang terjadi di lapangan, sehingga dapat dilakukan upaya pemecahannya. DG