Kurikulum Merdeka disiapkan dengan berbagai keunggulan dan kemudahan bagi penggunanya. Diantaranya keunggulan tersebut, Kurikulum Merdeka menyiapkan generasi masa depan yang bertalenta sesuai dengan minat dan bakat siswa.
Demikian dikatakan Sekretaris Ditjen Vokasi Wartanto saat melakukan audiensi dalam kunjungan kerja pimpinan Kemendikbudristek ke SMP Negeri 5 Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26-07-2022). Rombongan yang dipimpin oleh Wartanto ini, berdialog dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP se-Kota Semarang.
Menurut Wartanto, dalam Kurikulum Merdeka ini terdapat setidaknya 4 keunggulan. Seperti namanya, kurikulum ini lebih merdeka dan memerdekakan guru dan siswa. Guru mengajar sesuai dengan tahapan capaian siswa dan tidak diburu-buru penyelesaian kurikulum.
“Kurikulum ini lebih sederhana dalam artian fokus pada materi esensial, disesuaikan dengan minta dan bakat anak. Tidak ada lagi penjurusan di jenjang SMA. Ketiga, kurikulum merdeka lebih relevan dan interaktif yang artinya, pembelajaran lebih mendalam untuk mengeksplorasi isu aktual dengan belajar berbasis project,” kata Wartanto.
Lebih lanjut dikatakan Wartanto, dalam Kurikulum Merdeka, guru tidak lagi dilibatkan dalam agenda pelatihan-pelatihan terpumpun dengan meninggalkan sekolahnya.
“Ini keunggulan ke empat dari Kurikulum Merdeka, guru dapat mempelajari Kurikulum Merdeka ini melalui platform berbasis android dan laman (website) yang namanya Platform Merdeka Mengajar,” tambah Wartanto yang pernah menjabat Kepala PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah ini.
Dengan keunggulan dan kemudahan tersebut imbuh Wartanto, Kurikulum Merdeka yang menjadi program Kemendikbudristek bukan merupakan sebuah paksaan untuk diterapkan ke seluruh sekolah. Wartanto juga menegaskan, tidak ada kewajiban tahun ajaran baru 2022/2023 ini sekolah harus mengadopsi Kurikulum Merdeka.
“Tidak ada paksaan (mengadopsi). Semuanya tergantung kesiapan sekolah masing-masing. Sekolah diberikan kewenangan tiga pilihan kurikulum untuk digunakan,” tegas Wartanto.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Kartika Hedi Aji menuturkan, pihaknya mendukung penuh kebijakan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini dinilainya sesuai dengan kondisi saat ini dimana kemudahan internalisasi karena berbasis teknologi.
“Adanya Platform Merdeka Mengajar sejak Februari, kami langsung bergerak. Melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi dan akhirnya hasilnya adoption rate sudah hijau,” kata Aji.
Aji menambahkan, hasil tersebut merupakan kerja keras dan kerja sama yang baik antara tim di dinas pendidikan dan para guru serta dukungan dari BBPMP Provinsi Jawa Tengah. (LBS)