Tirta Nursari
Matahari pagi baru saja terbit di ufuk timur. Jauh dari kata meninggi. Lampu-lampu jalan bahkan masih menyala terang. Petugas yang biasanya memadamkan, nampaknya masih sedikit bersantai. Toh, hari ini hari Minggu.
Namun sepagi itu, mata jeli Cinta yang sedang membuka tirai jendela telah menangkap sosok Candra dan Wita, adiknya, berjalan melewati depan rumah. Akankah mereka akan kembali ke alun-alun kota, seperti yang dilihatnya hari Minggu pekan lalu? Untuk apa mereka pergi ke alun-alun kota sepagi ini? Hati Cinta bertanya-tanya.
Mestinya Cinta ingin berteriak memanggil nama dua kawannya itu. Namun kemudian dia memutuskan mengurungkannya. Dia takut panggilannya akan mengganggu mereka yang terlihat sedang tergesa-gesa.
Candra adalah kawan sekelas Cinta di SD Alam Indah. Mereka sama-sama duduk di kelas 6. Sedangkan Wita masih duduk di kelas 4, di SD yang sama. Namun nasib Candra dan Wita tak seberuntung Cinta. Waktu pandemi Corona beberapa waktu lalu, kedua orang tua mereka turut menjadi korbannya. Kedua kawan Cinta itupun kini menjadi yatim piatu. Bersyukur mereka masih memiliki nenek yang sangat menyayangi.
Usai membuka kaca jendela dan membiarkan angin pagi yang segar menyelusup masuk ke dalam rumah, Cinta bergegas menuju dapur. Aroma nasi goreng memang menggelitik hidungnya. Tapi perut Cinta masih belum terlalu lapar. Pikirannya masih terusik pada dua kawannya itu ….
“Ma.” Cinta menggelendot manja pada mamanya yang masih mempersiapkan sarapan pagi.
“Heemmm, ada apa, Sayang?”
“Habis sarapan Cinta boleh nggak, ke alun-alun?” tanya Cinta,” tadi Cita melihat Candra sama Wita berjalan tergesa-gesa.Sepertinya mereka akan ke alun-alun. Waktu Minggu kemarin Cinta sempat melihat mereka jualan di CFD, lo…. Tapi Cinta ragu,” lanjutnya.
“O, ya? Kalau begitu nanti kita semua ke car free day. Kalau memang mereka jualan di sana, kita bantu bareng-bareng.”
Cinta melonjak gembira. Mamanya memang mama yang luar biasa.
“Terima kasih, Mama, muahhh….”
“Sudah, sekarang, bantu Mama menata sarapan. Panggil Papa dan kakakmu sekalian …”
“Siap, Mama Sayang.”
Usai sarapan pagi, Cinta segera bersiap ke alun-alun. Jarak rumah mereka dengan alun-alun kebetulan tidak terlalu jauh, sehingga mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja sembari berolahraga.
*
Di alun-alun kota yang biasa orang-orang menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan di hari Minggu, Candra dan Wita nampak asyik dengan kesibukannya. Tangan mungil Wita nampak lincah menata donat dan aneka Snack lain di atas meja.
Makanan-makanan itu titipan seorang ibu baik yang memang berniat membantu mereka mendapatkan uang tambahan di hari-hari libur sekolah.
Sementara Candra sibuk menempelkan stiker-stiker di plastik kemasan. Ya, belajar dari YouTube, Candra memang sengaja membuat stiker dengan nama Drawita Snack, yang merupakan singkatan nama Candra dan Wita.
Selain ide dari Youtube, kebetulan Candra dan Wita juga aktif datang di Taman Bacaan Masyarakat yang sering mengadakan kegiatan Literasi finansial untuk anak-anak, dan juga market day. Dari situ Candra tahu, bahwa kemasan yang baik akan ikut mendongkrak harga dan penjualan.
Hari semakin siang. Orang-orang semakin ramai berdatangan. Candra dan Wita berbagi tugas. Sang kakak yang pendiam fokus untuk melayani pembeli. Sedangkan Wita yang lincah itu lebih aktif menawarkan produknya.
“Drawita Snack ….donat pastelnya yummy ….mari dibeli …..”
Suara Wita melengking. Sesekali dia juga bersyair dengan puisi yang diciptakannya sendiri. Bahkan sesekali pula dia menyanyikan syair itu.
“Donatku/kue-kue bulat berwarna coklat/lubang tengah itu uniknya/bertabur keju, kacang, atau gula salju/ayo pilih salah satunya …. ”
Suara indah Wita, juga kemasan yang menarik, dan tentu saja rasa donat dan jajanannya yang enak, membuat lapak mungil mereka semakin ramai saja. Candra dan Wita mulai keteteran melayani pelanggan.
Tiba-tiba telinga Cinta menangkap suara seseorang yang tengah ikut-ikutan mendendangkan syairnya….
“Donatku/kue-kue bulat berwarna coklat/lubang tengah itu uniknya/bertabur keju, kacang, atau gula salju/ayo pilih salah satunya …. ”
Eh, eh, suara siapa itu?
“Lho, Mbak Cinta…”
“Sssttt, aku mau bantu kalian jualan, boleh, ya….”
“Ok!!” Wita menjentikkan jarinya.
Hari akan selalu indah, bagi hati-hati yang selalu bersyukur.
“Drawita Snack ….donat pastelnya yummy ….mari dibeli …..”
*
Warung Pasinaon, 14 Maret 2023