Published On: 6 November 2022Categories: Berita, Berita Daerah, Headline

Dirjen Paud Dikdasmen Dr. Iwan Syahril, Ph.D dan Dr.Zahrotur Rusyda Hinduan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pajajaran Bandung, saat bersama memberikan materi pada Seminar Nasional Pendidikan dengan Tema Pimpin Pembelajaran Paradigma Baru untuk Kualitas Layanan Pendidikan Lebih Baik, Minggu (6/10/2022) di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan.

Kota Pekalongan – – Pembelajaran yang relevan  yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Hal itu bisa tercapai apabila semua komponen pendidikan memiliki prinsip jadi pembelajar sepanjang hayat.

Hal itu disampaikan  oleh Dirjen Paud Dikdasmen, Dr. Iwan Syahril, Phd saat memberikan materi pada Seminar Nasional Pendidikan dengan Tema Pimpin Pembelajaran Paradigma Baru untuk Kualitas Layanan Pendidikan Lebih Baik, Minggu (6/10/2022) di Ruang Jlamprang Gedung Pemkot Pekalongan yang dihadiri oleh pemangku kepentingan DPRD, Dinas Pendidikan, Dewan pendidikan, BBPMP, BBGP, PGRI, Kepala Sekolah dan Guru Pengegrak, Sekolah pelaksana IKM.

Pendemi memberikan pembelajaran tentang perbandingan  pelaksanaan Kurikulum K13 yang diberikan pembelajaran utuh kepada siswa dan K13 yang disederhakan, dapat diketahui bahwa learning lost terjadi pada sekolah yang menggunakan K13 secara utuh. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Kurikulum yang disederhanakan bisa menjadi solusi dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan adaptasi murid sehingga prototype Kurikulum Merdeka itu menjadi pilihan dalam menyongsong pendidikan masa depan yang berkualitas.

“Kurikulum Merdeka menawarkan struktur kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial sehingga memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa. Kurikulum Merdeka juga mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan kurikulum sebelumnya, yaitu lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, dan lebih relevan dan interaktif”. Tegasnya kepada peserta seminar.

Iwan Syahril juga menyampaikan bahwa krisis pendidikan terjadi sebelum ada Pendemi, itu bisa dilihat dari hasil capaian literasi dan numerasi yang tidak beranjak dari posisi bawah. Untuk meningkatkan ketertinggalan itu, semua komponen perlu bergerak bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui SDM pendidik yang melaksanakan pembelajaran berkualitas dan bisa menjadi pemicu proses perubahan melalui Kurikulum Merdeka, agar terjadi peningkatan kapasitas serta kompetensi pendidik secara signifikan yang berdampak rancangan pembelajaran berpusat pada siswa dan ujungnya bisa meningkatkan capaian literasi dan numerasi.

“Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat sehingga itu akan memberikan pengalaman berharga kepada siswa dan itu tadi bisa dilihat melalui hasil karya secara bersama digelaran sekolah penggerak yang menginspirasi perubahan pembelajaran. Perubahan pembelajaran ini akan menjadi pengalaman berharga bagi para siswa dikemudian hari, dan melalui merdeka belajar yang diperolehnya, pada akhir tahapan pembelajaran bisa mencapai nilai tinggi pada literasi-nunerasi” Pesannya kepada peserta seminar.

Iwan Syahril juga menyampaikan bahwa Target Indonesia pada 2045 adalah menjadi Top 5 negara maju di dunia yang bisa menyalip negara maju yang ada saat ini. Kuncinya adalah terus meningkatkan kualitas pendidikan melalaui gotongroyong dan bersatu agar tercapai SDM unggul dari para guru sehingga para guru berubah mindset yang berpihak pada murid, para guru tidak mudah menyerah, ujungnya dalam pembelajaran  terjadi perubahan  signifikan para siswa dan mendapatkan pembelajaran berkualitas melalui Kurikulum merdeka yang berpusat pada siswa melalaui lingkungan belajar aman, nyaman, inklusif.

“Pembelajaran dirancang untuk siswa dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan terjadi budaya berkolaborasi dan berbagai untuk sama-sama memajukan sekolah yang berakibat hasil belajar semakin meningkat pada literasi dan numerasi, melalui mindset dari seluruh guru dalam melaksanakan merdeka belajar”. Tegasnya kepada peserta seminar.

Iwan Syahril juga berpesan kepada seluruh peserta tentang pentingnya Komunitas Belajar (Kombel) bagi sekolah yang melaksanakan Kurikulum Merdeka, karena Komunitas belajar adalah tempat bagi sekelompok guru, tenaga  kependidikan, dan pendidik lainnya yang memiliki semangat  dan kepedulian untuk berbagi informasi, berdiskusi serta menyelesaikan berbagai macam masalah pembelajaran yang dihadapi saat  implementasi Kurikulum Merdeka.

“Para tenaga pendidik dan kependidikan dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai tempat mengedukasi seluruh anggota komunitas untuk mengumpulkan dan berbagi informasi terkait pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan praktik baik bagi seluruh anggota komunitas, untuk itu diharapkan sekolah penggerak bisa menggerakkan komunitasnya agar terus maju dan bergerak”. Harapnya kepada peserta baik dari sekolah PSP dan IKM.

Iwan Syahril juga memberikan apresiasi kepada Kepala Sekolah PSP angkatan 1 dari SMPN 14, Siti Nurul Izah  yang bisa memberikan nuansa pembelajaran yang tinggi kepada para pendidik dan kependidikan di sekolahnya dalam mengawal Kurikulum Merdeka sehingga terjadi peningkatan SDM untuk bersama maju bergerak melaksanakan dan terus belajar dalam implementasi Kurikulum Merdeka di SMPN 14 Kota Pekalongan.

“Kepala Sekolah di Program Sekolah Penggerak (PSP) seperti Kepala Sekolah SMPN 14 ini adalah cerminan keberhasilan dalam memberikan motivasi kepada tenaga pendidik dan kependidikan, agar terus percaya diri dalam mengembangkan sekolah , walaupun berada di pinggiran kota, namun sekarang bisa semakin maju dan terus bergerak dalam meningkatkan kualitas SDM dari suasana nyaman dan ketidaknyamanan di sekolah melalaui organisasi pembelajar. Semoga langkah cepat dan tepat bisa terus meningkatkan kualitas SDM di Kota Pekalongan dan daerah lain di Indonesia” Harapnya kepada seluruh peserta yang tidak beranjak dari tempat duduk yang walaupun waktunya beranjak sore.

Sementara itu Kepala BBPMP Provinsi JawaTengah, Nugraheni Triastuti yang juga menghadiri acara Seminar Pendidikan ini menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Pemkot Pekalongan yang memberikan apresiasi berupa piala dan uang kepada Kepala Sekolah penggerak dan IKM, Guru Sekolah penggerak dan IKM yang berhasil mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan masing-masing.

“Momentum yang sangat membahagiakan dari kami BBPMP Provinsi JawaTengah yang bisa menyaksikan secara langsung pemberian apresiasi dari berbagai kategori dan diserahkan langsung oleh Walikota dan Bunda Paud mulai jenjang PAUD, SD dan SMP baik untuk sekolah penggerak maupun pelaksana IKM di Kota Pekalongan yang selama ini didampingi dengan baik oleh Waliwilayah dalam supervisi dan monitoring melalui PMO, Semoga dengan apresiasi dari Pemkot ini semakin memacu PSP dan IKM semakin maju dan berkembang”. Harapnya kepada seluruh sekolah.

Sedangkan KaDinas Pendidikan Kota Pekalongan, Zainul Hakim menyampaikan apresiasi khusus kepada BBPMP Provinsi Jawa Tengah yang secara rutin setiap bulan  memberikan bimbingan melalui PMO kepada jajaran Dinas Pendidikan sehingga Program Sekolah Pengegrak (PSP) dan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) bisa berjalan dengan baik dan lancar sampai Walikota Pekalongan menerbitkan Perwali Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui PSP-IKM.

“Kami jajaran Dinas Pendidikan Kota Pekalongan mengucapkan terimakasih kepada BBPMP Provinsi JawaTengah yang terus memberikan masukan kepada Kami,  untuk terus bisa meningkatkan mutu pendidikan, disamping itu kami juga haturkan lagi atas audiensi bersama Waliwilayah dan konsultan kepada Komisi C DPRD Kota Pekalongan, sehingga mendapat dukungan dan anggaran dan penerbitan Perwali Kota Pekalongan, Semoga upaya ini bisa menjadi pengungkit peningkatan mutu pendidikan di Kota Pekalongan”. Harap Kadinas yang juga seorang Magister Hukum ini.